Prolog

482 18 1
                                    

    Aku mengira kedatangannya akan membawa hal baik untukku, namun ternyata aku salah aku terlalu naif untuk mengakui bahwa ia adalah sumber utama kehancuran keluargaku.


 




11 tahun yang lalu.....

BRAKKKKK......
Seorang pria paru baya mengangkat kepalanya dengan pandangan yang lurus kedepan, dihadapannya ada seorang pria paru baya tergeletak tak sadarkan diri dengan jarak yang lumayan jauh dari tempatnya dan darah yang mengucur disekitar tubuhnya.

Dengan tangan gemetar pria itu  langsung menghampiri orang baru saja ditabraknya.

"T-tolong! " teriaknya sepontan sambil meletakkan kepala sangat korban di atas pangkuannya.

"An-anak sa-ya... " rintih orang yang baru saja ditabraknya, sepontan pria itu langsung menoleh kearah yang ditunjuk oleh pria tersebut.

Tak jauh dari tempatnya ada seorang anak kecil sekitar 5 tahunan yang sudah tak sadarkan diri dengan darah yang hampir menutupi sebagian kepalanya.

"To - long jaga anak sa-ya, di-a sudah tak pu-punya sia-pa siapa lag-i di dunia ini" ucap pria tersebut dengan nafas yang mulai terengah-engah.

"Pak saya mohon jangan pejamin mata bapak dulu kita harus ke rumah sakit, " ucapnya panik.

Namun terlambat, karna pria itu sudah memejamkan matanya terlebih dahulu.

"TOLONG.... SIAPAPUN TOLONG!, ADA KECELAKAAN DISINI! "Teriaknya panik .

Tak selang lama kemudian para warga mulai berdatangan dan kemudian membantu pria tersebut untuk membawa korban kerumah sakit.

***

Johan menghela nafas frustasi saat dokter mengatakan bahwa Arya-pria paru baya yang baru saja ditabraknya sudah pulang lebih dulu kepangkuan Tuhan.

" ya Tuhan... Saya mohon jangan sampai anak ini juga ikut ayahnya menyusul bunda nya ya Tuhan... Izinkan saya menebus kesalahan saya ya Tuhan.... " gumamnya sambil mondar-mandir didepan pintu ruang oprasi.

Deringan ponsel mampu membuat Johan mengalihkan fokusnya sejenak.
Tertera nama 'istri terhebat' disana yang mampu membuat Johan buru buru mengangkatnya.

"Kamu dimana yah, anak kamu dari tadi nanyain kamu terus ini loh!,sampai ketiduran anaknya
disofa. "

"Sekarang Janson mana bun?, masih tidur di sofa kah? "

"Nggak yah, dah dipindahkan sama bibik kekamar"

''Maaf ya bun, ayah lupa ngabarin "

"Emangnya ayah lagi ada dimana kok tumben belum pulang jam segini? "

"Ayah dirumah sakit bund''

" siapa yang sakit yah? " tanya Akyla- sang istri dengan perasaan yang mulai tak enak.
"Maafin ayah bund... "

"Ada apa yah?" Tanya Akyla mulai panik.

"Ayah.... Ayah nggak sengaja nabrak orang bund. " ucapnya penuh rasa sesal.

"Astagfirullah hal adzim....terus orannya gimana yah? "

"Meninggal ditempat"

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.... "

"Ada anak kecil juga bund, seumuran sama Janson bund. "

"Anak kecil nya gimana keadaannya  yah? "

"Lagi diruang operasi ditangani sama dokter"

"Aku kesana sekarang "

"Minta antar sopir bind, jangan pergi sendiri"

"Iya yah, Assalamu'alaikum"

"Wa alaikum salam. "

Setelah sambungan terputus Johan langsung memerisotkan tubuhnya didinding rumah sakit yang dingin sebelum kemudian terdengar suara dari ruang operasi yang menandakan kalau operasi nya berjalan lancar.

" dok, bagaimana keadaan anak saya"ucap Johan sambil memandang sangat dokter dengan wajahnya yang terlihat khawatir bukan main.

Dokter tersebut tersenyum, mencoba menenangkan Johan dan cara tersebut tentunya mampu membuat Johan sedikit merasa lega.

"Kita bicarakan ini diruangan saya, mari pak" Johan langsung mengikuti langkah sangat dokter tanpa protes sedikitpun.

***

  Akyla tiba dirumah sakit tepat setengah jam setelah Johan masuk kedalam ruan dokter yang menangani korban kecelakaan tadi.

"Mbak, saya mau tanya, korban kecelakaan sekitar sejam yang lalu dioperasi dimana ya mbak? "

" korban sudah dipindahkan ke ruang rawat bu"

" diruang rawat yang mana mbak? "

"VVIP nomor 127 bu. "

"Terima kasih, kalau gitu saya pamit dulu ya mbak"

"Sama-sama Bu, silakan... " balas sangat resepsionis rumah sakit dengan sopan.

   Akyla mempercepat laju jalannya saat ia melihat Johan berada tak jauh darinya.

"Ayah! " panggilannya dan langsung membuat Johan sepontan menolehkan kepalanya kearah sumber suara.

Johan sepontan langsung memeluk sangat istri dengan sangat erat untuk menyalurkan perasaannya.

"It's okay ayah.... " ujar Akyla sambil mengelus punggung Johan untuk menenangkan nya.

"Tadi aku habis dari ruangan dokter" ucap Johan sesaat setelah dirinya mulai merasa tenang.

"Terus apa kata dokter? " tanya Akyla mulai penasaran.

"Benturan di kepala nya terlalu kuat dan usianya masih sangat beliau sehingga pasien mengalami amnesia permanen"

" innalillahi..... " spontan Akyla lngsung membekap mulutnya karena terkejut.

Melihat sorot mata sangat suami membuat Akyla memberikan senyum tulus kearahnya.

" nggak apa apa yah, lagian itu kan bisa jadi teman Janson juga dirumah biar Janson nggak kesepian. "

"Makasih bund, bunda emang yang terbaik sedunia! " ucap Johan sambil memeluk Akyla dengan erat.

"Mau dikasih nama siapa kalau dia nggak ingat namanya sendiri? "

"Kita lihat wajah anaknya duluh yah, nanti kalau dah lihat wajahnya siapa tau kita bisa tau nama apa yang cocok untuk anak itu"

Bersambung....


 

J&JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang