1.

352 18 0
                                    

    Kerumunan siswa dan siswi itu terbentuk secara alami saat mereka melihat sebuah mobil Lambergin Aventadoo berwarna biru metalik terparkir mulus dihalaman parkir yang selalu menjadi tempatnya memarkirkan mobil kesayangannya tersebut.

Saat pintu mobil terbuka dan menampakkan seorang remaja berusia kisaran 17 tahun itu keluar dari dalam mobil, secara otomatis para kaum hawa langsung berteriak histeris menyaksikan berapa indahnya makhluk ciptaan Tuhan tersebut.

Sementara remaja yang memiliki nama Janson Jefferson itu hanya menanggapinya dengan dengusan kasar setiap hari.
Tak lama saat ia turun dari dalam mobil terdengar suara deruman motor yang bersahut-sahutan yang membuat Janson menunda perjalanannya menuju bangunan utama sekolahnya.

Keempat motor dengan model yang sama tapi warna yang berbeda itu terparkir rapi disebelah mobil Janson.

Saat keempat pemuda tersebut membuka helm yang mereka kenakan, secara otomatis kerumunan siswa dan siswi itu meneriakkan nama mereka secara bersamaan.

Mereka menyambut teriakan itu dengan senyuman dan lambaian tangan-menikmati ketenaran mereka berlima tentunya, kecuali Janson.

Mereka berlima melakukan tos ala ala kemudian berjalan serentak menuju kelas mereka yang berada di lantai empat gedung sekolah bagian tengah.

Sebelumnya mari kita berkenalan dengan ke empat teman Janson yaitu Aksara, Mikhael, Zefan, dan Ghisya.

Dari yang pertama, Aksara Cakrawala
Si manis murah senyum yang tingkahnya sangat diluar prediksi BMKG ini merupakan remaja tangguh yang tak kenal kata mengeluh dalam hidupnya, moto hidupnya adalah "hidup itu cuma sekali ngapain dibikin ribet!, santai aja nggak sih?! " gitu katanya mangkanya ia dapat menikmati hidupnya dengan ceria sepanjang waktu.

Lalu berikutnya ada Mikhael Orva, atau yang biasa dipanggil Khiel oleh teman temannya.

Mikhael ini anaknya cuek kalau sama yang lain tapi jadi yang paling receh kalau lagi bareng sama teman temannya, selain itu dia adalah murid yang paling ambis dalam mengalahkan Janson, saingannya dalam segala hal yang berhubungan dengan pelajaran, ya.... Mesikpun Mikhael tau kalau ia tak akan mungkin pernah bisa mengalahkan Janson dengan segala otak cerdasnya.

Ketiga, ada Zefan Guntara.
Zefan ini anaknya kalem dimata semua murid murid disekolahnya bahkan di mata para guru tapi semua teman temannya tau kalau zefan itu tingkahnya sebelas duabelas sama Aksara.

Yang terakhir ada Ghisya Maveendra.
Yup, Ghisya Maveendra yang merupakan satu-satunya perempuan di circle mereka, selain karna ia adalah tetangga sekaligus teman satu perjuangan Aksara dari zaman TK, Ghisya juga merupakan sahabat sekaligus pendengar paling baik yang ada di lingkungan pertemanan mereka.

"Tugas bahasa Indonesia udah pada ngerjain belum? " tanya Aksara sambil duduk di bangku yang bersebelahan dengan bangku milik Zefan.

"Udah" jawab Mikhael dan Janson hampir bersamaan.

"Gue nyon-IYA NGGAK JADI IYA!! " ucap Aksara sambil membuka buku tugasnya saat mendapatkan tatapan tajam dari keempat temannya.

Aksara kemudian tengelam dalam fokusnya mengerjakan tugas yang akan dikumpulkan pada pelajaran pertama nanti.

"Kerjain PR harusnya dirumah akan bukan disekolah" ucap Mikhael sambil mengeluarkan buku paket bahasa Indonesia untuk pelajaran nanti.

"Lebih enak kalau disekolah biar nggak gabut. " balas Aksara sambil masih fokus mengerjakan tugas bahasa Indonesia miliknya.

Yang lain kompak mengelengkan kepala tak habis pikir dengan jawaban yang diberikan oleh Aksara barusan.

***

  Seorang remaja dengan seragam yang jauh dari kata rapi itu berlari menyusuri halaman belakang sekolah dengan perasaan senang bukan main.

Ia berlari dengan tak memperdulikan kakinya yang bahkan baru sembuh kemarin, dalam pikirannya kali ini ia harus segera menemui sahabat seperjuangannya untuk memberitahukan kabar gembira yang baru saja ia dapatkan dari ibundanya.

"FAREL! "Teriaknya saat ia melihat sahabatnya itu sedang asyik nyebat dibelakang pohon besar belakang sekolah.

" Nggak usah teriak teriak Noah! "Ucapnya memperingati Noah yang bahkan dari kejauhan saja sudah meneriakkan namanya, bukannya apa apa, ia hanya takut nanti ketahuan anak OSIS kalau ia sedang membolos disana.

" tebak gue mau bilang apa?! "Ucap Noah masih dengan senyum yang belum luntur dari wajahnya.

" ya kagak tau lah bego! Dikira gue cenayang apa! " Noah tertawa saat mendengar celetukan Farel barusan.

"Besok gue pindah" ucapnya dengan perasaan bahagia bukan main Farel yang mendengarnya pun juga ikut bahagia sebab Noah sudah mengharapkan hal tersebut sejak lama.

Mereka berdua berpelukan sambil meloncat loncat untuk menyalurkan perasaan bahagia mereka.

"SELAMAT NOAH AKHIRNYA PENANTIAN LO SELAMA INI TERBAYARKAN JUGA MESKIPUN CARA LO SALAH!! " teriak heboh Farel yang langsung membuat Noah memandang jengkel kearah Farel.

"JANGAN TERIAK TERIAK BEGO! "

"TAPI LO JUGA TERIAK! "

"TERSERAH!, POKOKNYA HARI INI GUA SEBAGAI TEMAN DARI EMBRIO LO SENENG BANGET SOALNYA BISA DAPETIN APA YANG LO MAU SELAMA INI! " Noah tak menampik sebab apa yang dikatakan Farel memang benar adanya.

Bahkan saking bahagianya mereka sampai sampai saat mereka mendapatkan hukuman untuk berlari mengelilingi lapangan sebanyak 20 putaran karena ketahuan bolos pun mereka kerjakan dengan senang hati tanpa protes sedikitpun.

Gue nggak sabar ketemu lo kak....

J&JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang