9.

140 12 0
                                    

  Entah mengapa pagi ini matahari sedang sangat bersemangat untuk memancarkan cahayanya membuat seorang remaja yang sedang berjalan itu mengerutu kesal.

"Panas banget anjir! " dia terus mengomel sepanjang jalan.

"Sekolah mana sih! Jauh amat perasaan! "

Bukan tanpa alasan ia pergi ke sekolah pagi ini.

Motornya disita oleh sang ayah dan Noah sangat kesal saat ia juga tak mendapatkan ongkos untuk naik bus, alasannya?

Ibundanya bilang bahwa ia sendiri yang harus menanyakan hal tersebut pada sang ayah.

Tapi apakah Noah akan melakukannya?
Tentu saja tidak!
Ia sudah tau apa alasan mengapa motor kesayangannya itu harus disita.

Lagipula mana berani ia bertanya langsung kepada sang ayah, ia tak sedekat itu dengannya.
Sebenarnya Noah ingin tapi ia takut.
Bahkan untuk sekedar akrab dengan kakaknya pun ia tak berani.

Kakaknya itu membangun benteng terlalu kuat dan Noah tak bisa menembusnya.

Kakinya berhenti melangkah saat ia tiba didepan gerbang sekolah.
"Akhirnya setelah sekian juta tahun gue sampai"

Saat ia memasuki gerbang, secara alami semua pasang mata langsung menyoroti dirinya.

Noah sebenarnya risih tapi ia hanya bisa menunjukkan senyuman paling manis yang ia punya.

"Manisnya... "

"Noah ganteng banget anjir! "

"Andai tuh cowok jadi pacar gua! "

"Noah aku padamu! "

Dan masih banyak lagi seruan seruan yang tertangkap telinganya.

Sepanjang koridor semua pasang mata masih menatapnya penuh puja.

Sampai ia masuk kedalam kelas, ia baru bisa bernafas lega.

"Tumben baru nyampek? " tanya Azriel teman sebangku Noah.

Noah tak langsung menjawab pertanyaan Azriel barusan.

Ia mengelap peluh di dahinya terlebih dahulu, meminum sebotol air yang kebetulan ada di kolom mejanya.

Entah siapa yang meletakkan barang tersebut Noah tak ingin ambil pusing yang penting dahaganya hilang.

Azriel masih diam sambil memperhatikan apa yang dilakukan oleh Noah.

"Motor gue disita sama bokap, terus uang jajan gue dipotong"

"Gara gara semalem? "

"Kayaknya sih iya"

"Sorry ya, gara-gara gue motor lo jadi kere sekarang"

"Banjingan, gue nggak kere ya! " sarkas Noah.

"Tapi tadi lo kesekolah jalan kaki
kan? "

"Sialan lo! " umpat Noah, tangannya asyik menjelajahi kolom mejanya untuk mencari makanan apa yang sekiranya dapat memuaskan rasa laparnya.

Sebenarnya ia tadi pagi sudah sarapan, tapi karena perjalanan menuju sekolah tadi ia sekarang merasa sangat lapar.

"Gue perhatian tuh laci meja ada isinya mulu perasaan" sindir Azriel saat melihat Noah melahap keripik pisang yang baru saja diambilnya.

"Iya nih, nggak tau gue, lo kalau mau ambil aja" balas Noah.

Dulu saat disekolah lamanya ia juga banyak digemari oleh warga sekolah tapi tak ada yang sampai memberikan aneka macam jajanan seperti saat ia bersekolah disini.

"Ntar kantin nggak? "

"Traktir ya? "

"Iya, sebagai permintaan maaf gue semalam"

"Okey, ntar gua kekantin" jawabnya.
Tangannya masih asyik menyuapkan kripik pisang kedalam mulutnya.

Selepas keripik nya habis, Noah berganti memakan jajanan yang lain.
Azriel yang melihatnya pun ikut tergiur.

Jadi tanpa banyak bicara ia langsung mengambil salah satu jajanan disana.
Noah hanya terkekeh melihat temannya ini.

Tak lama kemudian bel pertanda pelajaran dimulai pun berdering membuat Noah dan Azriel langsung membereskan kekacauan di meja mereka.

***

   " semalem Noah lo apain? "Tanya Aksan sambil menyandarkan punggungnya ke kursi yang ia duduki.

"Nggak gue apa apain"balas Janson enteng sambil membuka buku paket lalu mulai membacanya.

" boong banget, gue lihat pipinya merah tadi"Balas Aksara langsung membuat Janson berdecih.

"Dah tau kenapa nanya"

"Cuma mastiin aja, lo jawab jujur apa enggak"

"Lagi pada ngomongin apaan sih? " tanya Mikhael mewakili kedua temannya yang plonga plongo ditempatnya, tak tau apa yang dibahas oleh kedua makhluk yang duduk didepannya ini.

"Ngomongin Noah" jawab Aksara sambil ikut mengeluarkan buku dari dalam tasnya.

"Emang kenapa sama Noah? "Tanya Zefan bingung.

" yang ikut balapan nggak sih? "Tanya Ghisya.

"Ghisya yang cewek aja tau masa lo cowok kok nggak tau"

"Ya kan gua nggak ada dilokasi Aksanjing! "

"Sembarangan lo! " sewot Aksara saat Zefan dengan sengaja merubah namanya.

"Nama gue Aksara, Aksara Cakrawala!, nggak ada anjingnya! "

"Suka suka gue lah! "

"Lo ya-"

"Udah udah kenapa malah ribut sih! " Mikhael menghentikan perdebatan yang dilakukan oleh kedua temannya yang memang hobi sekali berdebat ini.

Setelah mereka anteng Mikhael pun memulai sesi tanya jawabnya kepada Janson.

"Jadi Noah semalam lo tonjok? "

"Nggak sengaja, diluar kendali gue"

"Masa sih?! "

"Iya, gue emosi semalam, jadi nggak sengaja gue tonjok "

"Jadi lo aduin bokap lo nggak? " tanya Aksara.

Mereka semua memang mengetahui bahwa Noah dan Janson itu saudara.
Tapi mereka tak tau kisah dibaliknya.
"

Nggak gue aduin tapi gue suruh bokap bilang ke nyokap kalau motornya Noah disita"

"Lo kasih alsan apa? "

"Gue kasih alasan kalau Noah, habis bohongin bunda soal kerja kelompok"

"Dan bokap lo percaya? "

"Hm, beliau kan selalu percaya sama apa yang gue omongin"

"Si paling jujur" sindir Zefan.

"Tapi akhirnya boong juga" tambah Aksara.

"Pulang sekolah main yuk! " ajak Janson mengalihkan pembicaraan mereka.

"Gue tau lo lagi mengalihkan pembicaraan, tapi it's okay lah, jadi mau main kemana? " ucap Mikhael beruntun membuat Janson memutar bola matanya malas.

"Ke planetarium gimana? " usul Ghisya yang langsung diangguki setuju oleh yang lain.

"Boleh, dah lama kita nggak main kesana"

"Fiks ya ntar pulang sekolah kita ke planetarium" yang lain
mengacungkan jempol mereka pertanda setuju.

Tak lama kemudian guru yang bertugas mengajar kelas mereka masuk ke kelas jadi mereka pun mengakhiri percakapan dan mulai mendengarkan penjelasan dari guru tersebut.

J&JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang