13.

263 13 2
                                    

  Berbeda dengan pagi pagi biasanya, pagi ini keadaan kediaman keluarga Jefferso sangat ribut dikarenakan semua orang yang terbangun kesiangan.

"Dasi gue mana sih?!"gerutu Noah kesal sambil mengobrak abrik isi kopernya.

"Perasaan dah gue masukin deh pas mau pindah!" Dengan perasaan masih kesal karena belum juga menemukan dasinya Noah pun berlari kecil menuju kamar Janson tepat setelah ia menendang koper miliknya.

"Kak..." Ucap Noah sambil mengetuk pintu kamar Janson dengan hati hati.

Semoga dipinjemin..semoga dipinjemin... semoga dipinjemin....
Gumam Noah terus menerus dalam hati Noah.
Tak lama kemudian terdengar suara kunci yang diputar dari dalam hal itu tentu saja membuat Noah bernafas lega.

"Kenapa Lo, pagi pagi bukannya siap siap malah ngerecokin gue!" Sewot Janson sambil sibuk merapikan dasinya.

"Kak pinjam dasi"

Hening beberapa saat sebelum kemudian Janson tersenyum remeh kearahnya.

"Kenapa sama dasi Lo?"
"Nggak ada"

"Cari yang bener "

"Udah"

"Di lemari?"

"Kan semalam belum sempet beres beres "

"CK, ngerepotin Lo!"

"Aaa~... pinjam kak...."rengekannya tanpa sadar,dan Janson tentu saja terkejut melihat hal itu.

Setahunya Noah ini anaknya tidak pernah merengek kepadanya sekalipun,baru kali ini Noah merengek seperti ini dihadapannya.

"Huft" Janson langsung mengambilkan apa yang diinginkan oleh Noah.

"Istirahat jangan lupa beli nanti dikoprasi"
"Iya, makasih kak"Noah pergi sambil memasang dasi tersebut dilehernya.

"Njir, kepanjangan nggak nih?!"ucapannya entah kepada siapa.

Setelah mengambil tas sekolahnya, Noah langsung menuju ruangan makan disana ia dapat melihat ibunya sedang menyiapkan makanan dibantu oleh ayahnya.

"Bunda sama ayah pagi pagi udah romantis aja"sindir Noah dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

"Harus dong!"balas sang ayah.

"Kakak mana dek?"tanya Akyla sambil meletakkan piring kosong berserta sendok dan garpu diatas meja.

"Masih siap siap kayaknya bund"jawab Noah sesuai apa yang ia lihat barusan.

"Seragam kamu kok nggak rapi gitu dek?"tanya Johan yang langsung membuat Noah nyengir.

"Tadi buru buru yah,takut telat"

"Rapiin dulu seragamnya,habis itu baru boleh ikut sarapan"

"Iyaaaa" Noah meninggalkan ruang makan dan langsung menuju kamarnya untuk memperbaiki seragamnya yang bisa dibilang jauh dari kata rapi.

Kemeja yang tidak dimasukkan kedalam celana,dasi kepanjangan yang baru saja ia pinjam dari Janson,dan jasnya pun tak ia pasang kancingnya.

Setelah merapikan seragam Noah langsung turun ke bawah, sesampainya ia dimeja makan sudah ada Janson yang sedang memakan sarapannya yang tinggal setengah.

"Yah, bunda,aku berangkat dulu ya takut telat soalnya"setelah mencium tangan kedua orang tuanya Janson langsung bergegas berangkat menuju sekolah meninggalkan Noah yang masih asik mengoleskan selai nanas pada rotinya.

"Udah jam 7 lebih dek,kamu nggak berangkat?" Seketika Noah langsung tersedak roti yang Baru saja ia gigit sebagian.

"HAH,MASA SIH BUND" Johan dan Akyla reflek langsung memejamkan mata saat mendengar teriakkan mematikan Noah.

"KOK BUNDA NGGAK BILANG,KAK JANSON JUGA!"

"Noah jangan teriak teriak didepan makanan,nggak sopan!"tegur sang ayah langsung membuat Noah kicep.

"Maaf..."

"Lain kali jangan diulangi lagi!"

"Iya yah"

"Kalau nggak mau telat mending kamu berangkat sekarang, kakak juga baru aja berangkat kan?" Noah menganggukkan kepala sebagai respon, setelahnya ia langsung berpamitan menuju sekolah.

"Kamu jangan terlalu tegang gitu sama Noah " ucap Akyla selepas motor Noah melesat meninggalkan halaman rumah keluarga Jefferso.

"Iyaa, lain kali udah enggak lagi kok,itu tadi ayah keceplosan bund"

"Iya,apa jangan jangan ayah juga sering kayak gitu ya sama Janson?!"

"Nggak kok, ayah kan baik, lemah lembut,dan penyayang"

"Pret!"sahut Akyla saat suaminya ini sudah mulai melantur kemana mana omongannya.

"Dah sana emangnya kamu nggak pergi kerja apa?"

"Kamu sendiri?"

"Ini aku mau ke butik, udah telat banget ini malahan"

"Kok masih santai?"

"Suka suka aku lah... butik butik aku"
"Sombong!"sarkas Johan sebelum kemudian ia tertawa sambil menciumi pipi istri tercintanya ini berulang ulang kali.


J&JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang