2.

270 12 0
                                    

   Noah memperhatikan penampilan barunya didepan cermin besar yang terpajang dipojokan kamarnya.

"Cakep banget sih gue! " ucapnya bangga pada diri sendiri.

Setelah puas bercermin ia pun turun ke bawah menghampiri sangat ibunda yang sedang memasak didapur rumahnya.

"Morning mom"

"Morning to adek" balas sangat ibunda masih fokus dengan apa yang ia kerjakan.

"Bunda hari ini masak apa? " tanyanya sambil berjalan menghampiri bundanya yang sedang menggoreng ayam.

"Bunda lagi masak ayam dek, kenapa, hm? "

"Mau coba goreng dong bund! "

"Kamu udah cakep gitu masa mau goreng ayam sih dek!, apa kata dunia nanti! "

"Ayolah bund... Sekali ini aja! " Pintanya sambil memajukan bibir bawahnya beberapa senti.

"Nggak usah sok imut kamu!, sana kedepan biar ini bunda selesaikan dulu. "

"Bunda nggak asik! " gerutunya tapi tetap menuruti perintah sang ibunda.

Setelah menunggu beberapa saat kemudian akhirnya semua menu makanan pun tersedia di meja makan.

Sarapan pagi itu berjalan dengan tenang meskipun tanpa obrolan sedikitpun.

Berbeda halnya dengan rumah Janson, jika Noah akan menerapkan makan dengan diam maka Janson adalah kebalikannya.

Suasana meja makan dirumah Janson sangat ramai dikarenakan ketiga temannya yang semalam menginap dirumahnya.

Ayah Janson sedang ada perjalanan bisnis keluar negari mangkanya ia dapan membiarkan teman temannya menginap dirumahnya.

"Lo semua pada tau nggak kalau katanya sekolah kita bakalan kedatangan murid baru? " ucap Mikhael memulai sesi pergibahan pada acara sarapan pagi ini.

"Kelas kita ngga? " tanya Aksara.

"Nggak, kalau nggak salah dia tuh anak kelas IPS" jawab Mikhael sesuai dengan apa yang ia dengar kemarin.

Zefan dan Janson hanya diam menyimak, tapi pikirannya mmtiba tiba tertuju pada adik kecil yang dibencinya sebelas tahun yang lalu.

Janson sendiri juga bingung mengapa ia bisa mengingat anak tak tau diuntung tersebut.

Dan mengingatnya entah mengapa mampu membuat selera makannya hilang seketika, jadi ia pun memutuskan untuk mengakhiri sarapannya dan melakukan menggunakan mobil biru metaliknya menuju sekolah tanpa memperdulikan semua teman temannya yang sedang berpesta makanan dirumahnya.

***

   "Bos!, main tinggal tinggal aja tadi!" Seru Mikhael sambil memasuki ruang kelas membuat Janson yang sedang melamun memikirkan perkataan ayahnya semalam langsung memandang kesal kearah Mikhael yang mengejutkannya.

"Salah sendiri lo lambat! " jawab Janson asal yang langsung mendapatkan protes dari ketiga temannya sementara dibelakang Janso Ghisya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat perdebatan tak bermutu teman temannya ini.

Tak lama setelah perdebatan tersebut bel pertanda pelajaran akan segera dimulai pun berbunyi dan mereka langsung menghentikan perdebatan tersebut.

Sementara dilain sisi, seorang siswa sedang sibuk mengatur deru nafasnya karna kelelahan berlari.

"Pak, ini gerbangnya nggak bisa dibuka apa saya masih murid baru pak! "

"Nggak bisa mas, peraturan tetaplah peraturan" jawab sang satpam yang langsung membuat Noah berdecak kesal.

"Banjingan!, apes banget gue pagi ini! " gerutunya kesal sambil berjongkok didepan gerbang menunggu guru piket untuk menyuruhnya masuk.

Tatapan mata Noah jatuh pada sepasang sepatu hitam yang berada tepat dihadapannya, hal itu langsung membuat Noah mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang berdiri dihadapannya.

Dan alangkah terkejutnya ia saat melihat orang yang sangat dikenalnya sedang berdiri dan memandangnya dengan pandangan yang tak kalah terkejut dengan Noah.

"Elo! " ucap mereka hampir bebarengan.

Mereka tertawa lalu setelahnya mereka langsung berpelukan untuk menyalurkan perasaan rindu mereka setelah lama tak berjumpa.

"Lo apa kabar ? " Tanyanya setelah pelukan mereka terlepas.

"Gue baik, lo sendiri bagaimana? " tanya Noah balik.

"Seperti yang lo lihat aja"

"Lo ngapain jongkok didepan gerbang?! "

"Gue telat" jawab Noah singkat.

"Halah gaya lo, lo kan nggak sekolah-" ucapan Rendra terhenti saat ia melihat seragam yang dikenakan oleh sahabatnya itu.

"Njir!, beneran sekolah disini lo?! "
Rendra heboh, oh tentu saja, ia tak menyangka kalau Noah akan pindah kesini, kesekolah yang sekarang menjadi tempatnya belajar.

Belum sempat Noah menjawab pertanyaan Rendra barusan terdengar suara langkah kaki mendekati mereka yang mana langsung membuat Noah dan Rendra menghentikan obrolan mereka.

Rendra tersenyum canggung kearah orang tersebut sementara Noah mematung tak jauh beda dengan orang yang kini berdiri tepat dihadapannya.

J&JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang