Chapter 14. Kangen

767 74 10
                                    

(Warning 18+!)

Suara getaran ponsel Fiony yang ada di meja samping kasur terasa sangat mengganggu. Fiony yang terbangun karena bunyi berisik gemetar yang sedari tadi mengganggu itu membuatnya segera mengecek ponselnya. Jam menunjukkan pukul 2 pagi, dan ia dengan mata mengantuknya juga melihat 24 panggilan tak terjawab dari Freya.

Segera ia mengangkat telepon masuk tersebut dengan nada beratnya karena kantuk masih mengambil alih raganya.

In call:

Fiony: Kenapa deh hmmh..?

Freya: Ung.. Tidur?

Fiony: Ini jam dua pagi, Fre. Apalagi kalau bukan tidur?

Freya: Piyo..

Fiony tidak menjawab. Ia masih sangat lelah untuk di ajak bangun dan mengobrol.

Freya: Ihh Piyo..!

Fiony: (tersentak) Y-Ya??

Freya: Kangen

Fiony: Besok aja ngobrolnya ya, Fre. Aku ngantuk banget

Freya: Kangen. Ayo kesini

Fiony: Jangan aneh-aneh, istirahat sana (sambil menguap)

Freya: Aku udah kirim bukti tiket pesawat di WhatsA*p

Fiony: Hah?

Freya: Besok kesini. Aku tunggu di bandara jam 8 pagi

¤¤¤¤¤

Aku menghela nafas melihat Instagram Story Freyana yang mengupload gambarku sedang menenteng jajanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menghela nafas melihat Instagram Story Freyana yang mengupload gambarku sedang menenteng jajanan. Aku khawatir jika seseorang akan mengenaliku. Meskipun di foto itu aku terlihat hanya seperti orang lewat, namun aku tetap takut jika ada orang rumah sakit yang mengetahuinya.

Pagi-pagi buta aku berangkat dari Jakarta menuju Jogja hanya untuk menuruti permintaan Freyana. Entah kenapa ia menjadi sangat manja denganku semenjak terakhir kali kami bertemu.

Turun dari pesawat, ia mengajakku jalan-jalan untuk berburu street food, kemudian berbelanja beberapa barang yang terlupa aku bawa saat hendak kemari. Ketahuilah, aku izin mendadak karena hal ini. Untung kepala perawat sangat berbaik hati padaku. Mungkin karena dia tau bahwa waktu lembur kemarin sangat hectic, jadi ia mengizinkanku mengambil cuti.

"Stop lihatin aku mulu", tegurku yang mulai kesal karena sedari tadi Freyana hanya diam sambil menyilangkan tangannya dan menatapku dari jauh.

"Puas hm? Gak tidur aku semalem"

"Tidur, tiga jam 'kan?"

Aku mengoceh, "Ih, santai banget kamu tau pacarmu tidur cuma sebentar?".

Dia menarik tanganku untuk menjauh dari keramaian, kemudian memasuki lobi hotel dan bergegas menaiki lift. Pada saat itu, aku cukup terkejut merasakan tubuhnya yang hangat sudah menempel padaku.

FREYANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang