Malam di apartemen yang sunyi tidak seperti biasanya. Fiony yang habis mengerjakan tugas dari rumah sakit itu meregangkan kedua tangannya sambil melihat langit-langit ruang tamu yang hampa. Ia merasa kehilangan kehadiran sosok yang diinginkannya. Tentu saja, Freya. Gadis itu tidak membalas pesannya seharian dan hal tersebut membuatnya khawatir.
Khawatir dan kesal terkadang menjadi satu. Ia sangat rindu mendengar suaranya. Atau bahkan hal iseng yang kadang dilakukan Freya jika sedang suntuk seperti ini.
Tak lama, sesuatu bergetar dari meja kerjanya. Itu adalah ponselnya. Fiony melihat panggilan video masuk dari orang yang ia pikirkan sedari tadi.
In video call:
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Freya: Cemberut?
Fiony: Nggak
Freya: Udah makan? Aku baru pulang rapat
Fiony: Udah. Kamu?
Freya: Nanti di hotel mau bikin mie
Fiony: Kenapa gak beli sekalian? Masih di luar kan?
Freya: Mager. Aku tadi pagi beli mie Sakura di minimarket
Fiony: Dih
Freya: Dih?
Fiony: Iya
Freya: Iya kenapa?
Fiony: Katanya dokter, tapi makannya gak sehat
Freya: Mie sehat tau???
Fiony: ...
Freya: Kenapa? Hm?
Fiony: Kenapa apanya
Freya: Lagi sibuk ya?
Fiony: Udah selesai, tadi rekap jumlah pasien bulan ini
Freya: Oh iya, akhir bulan ya
Fiony: Iya
Freya: Piyooo
Fiony: Hmmm
Freya: Jangan cuekin aku
Fiony: Kamu sok sibuk
Freya: Kangen ya?
Fiony: PD?? Bangett??
Freya: Cie kangen aku
Fiony menyipitkan matanya, masih sambil memanyunkan bibirnya.
Fiony: Udah sana balik. Udah malem
Freya: Jangan matiin call, temenin aku sampe hotel
¤¤¤¤¤
Keesokan harinya, aku beraktivitas seperti biasa. Bekerja selayaknya pekerjaanku. Hari ini cukup banyak pasien yang datang dan aku kewalahan melayaninya. Karena beberapa dokter residen dan spesialis sedang ada dinas di Jogja, keadaan rumah sakit menjadi lumayan kacau. Aku dan Jessi menerima makian oleh pasien sedari pagi. Meskipun begitu, aku berusaha tidak menampakkan lelahku dan terus melayani mereka dengan baik.