Prolog

116 11 3
                                    

"Terkadang orang tua yang egoislah yang menghancurkan kebahagiaan anaknya sendiri"

-happy Reading

✧༺♥༻✧

Seorang anak perempuan berusia tujuh tahun kini sedang menangis dengan suara yang cukup kencang sambil meronta agar ayahnya melepaskan cekalan kencang di tangannya.

Di hadapannya saat ini sang bunda sedang mencoba menarik tangan saudari kembarnya untuk ikut dengan sang bunda.

"Bunda jangan bawa kiran hiks! "

"Hiks! bunda aku enggak mau ikut bunda"

Tanpa menghiraukan tangisan anaknya, wanita yang di panggil bunda atau kerap disapa Sera, itu dengan cepat menarik salah satu putri nya menuju mobil dengan kekasihnya  yang membantu membawa beberapa koper milik Sera.

"Ayah, kiran akan pulang lagi kan? " Ucap gadis kecil yang masih menangis.

"Saya tidak tahu, jangan pikirkan anak itu lagi dan masuklah ke kamar" Ucap Alexander, ayah dari gadis kembar tadi dengan tegas, tak mau di bantah.

Setelah menyuruh anaknya masuk kamar, Alexander segera berjalan menuju mobil untuk menemui sang kekasih dan merencanakan pernikahan.

✧༺♥༻✧

Gadis kecil yang berada di kamarnya sedang menatap ke luar jendela dan melihat mobil milik ayahnya keluar pagar. Walaupun umurnya yang sangat muda ia sudah paham tentang masalah keluarganya yang membuat orang tuanya cerai.

Gimana prolognya?

Suka enggak?

Kalo enggak suka kalian boleh skip soalnya ini cerita pertama author, tapi kalo kalian suka jangan lupa vote dan coment. Makasih😄

Psikopat Tampan  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang