11. PERHATIAN KECIL ALTAR

49 7 1
                                    

-happy Reading

✧༺♥༻✧

"Itu apa? "

Karin melotot kan matanya kaget. Yang bener aja!, Deano tidak mengetahui makanan favoritnya?. Tidak bisa di biarkan ia harus mengenalkan sempolan kepada Deano, pikirnya.

Karin masih setia menyodorkan satu tusuk sempolan ke arah Deano. "Cobain deh, ini namanya sempolan, enak loh. Kalo kamu makan ini nanti Deano jadi kuat" Karin menjelaskan dengan ditambahkan kebohongan di akhir kalimat.

"Beneran? " Tanya Deano semangat. Sepertinya anak itu percaya dengan kalimat terakhir yang Karin ucapkan.

Karin mengangguk ragu. Setelah itu Deano menerima satu tusuk sempolan itu. Tanpa ragu anak itu memakannya satu gigitan, Deano terdiam sejenak, sepertinya anak itu sedang mencerna rasa asing yang masuk kedalam mulutnya. Tak lama mata Deano berbinar. Deano melanjutkan memakan sempolan di tangannya. "Bweneran ewnak kak" Ucap Deano dengan mulut yang penuh sempolan.

Beberapa menit kemudian sempolan yang Karin beli akhirnya habis. Karena mereka berdua kurang, mereka memutuskan untuk membeli lagi dan memakannya bersama. Mereka memakan sempolan itu dengan canda tawa dan obrolan kecil yang kadang membuat Deano tertawa. Terlihat seperti saudara kandung.

✧༺♥༻✧

Hari senin adalah hari paling tak di sukai hampir seluruh murid STB, tapi tidak dengan Karin, gadis itu terlihat celingukan di barisannya mencari sang kekasih berada. Saat mendapati Altar, Karin tertegun dan sedikit salting. Pasalnya sedari tadi laki-laki itu mentap Karin sebelum gadis itu mengetahui keberadaan Altar.


Mereka saling bertukar pandang cukup lama sampai Leana menepuk pundak Karin, membuat sang empu mengalihkan pandangannya ke sahabatnya itu.

"Lo ada hubungan sama ketos itu? " Tanya Leana penasaran.

"Loh gue belum cerita ya? " Karin malah balik bertanya kepada Leana. Sepertinya benar, semalam ia berniat menceritakan nya ke Leana, tapi ia malah kelelahan karena baru selesai bermain dengan Deano. Alhasil ia ketiduran.

"Ihh bodoamat lo harus ceritain nanti" Rengek Leana, dirinya sudah kelewat kepo dan dirinya harus memastikan bahwa cowok itu benar-benar orang baik dan tulus.

"Tolong itu jangan berisik, kalau mau ngobrol di depan sini! " Tegur pembina upacara. Karin dan Leana yang merasa bahwa teguran itu untuk mereka segera berdiam dan berdiri tegak.

Bel istirahat berbunyi membuat seluruh murid yang tadinya mengantuk kini menjadi semangat 45. Terlebih kelasnya Karin yang sebelumnya adalah pelajaran sejarah.

"Uhuyyy akhirnya istirahat" Ucap Haikal dengan semangat sembari meregangkan ototnya yang pegal.

"Kantin ngga kalian? " Tanya Alvaro, matanya menatap Karin yang sedang membereskan buku-bukunya kedalam tas.

"Kantin lah" Dengan semangat Karin menjawab pertanyaan Alvaro. Setelah itu Karin menggandeng Leana menuju kantin. Karin sudah berjanji akan menceritakan nya ke sahabatnya itu. Sedangkan Haikal dan Alvaro mengekor di belakangnya Karin dan Leana. Sesekali Haikal menggoda kakak kelas yang melewatinya, dan hal itu membuat Alvaro jengah.

Sesampainya di kantin mereka menduduki bangku kosong yang berada di tengah. Leana menatap Haikal penuh arti, "kalian mau pesen apa biar Haikal yang pesenin" Ucapan Leana membuat Alvaro dan Karin mengangguk dan menyebutkan menu makanan yang akan ia pesan.

"Gue samain aja sama Karin" Sahut Leana, dengan senyum kemenangan. Entahlah Leana merasa kesal dengan Haikal, walaupun cowok itu tak melakukan apa-apa.

Sedangkan Haikal menatap kesal Leana. Mau tak mau Haikal berdiri dan melangkah menuju stand makanan.

Sembari menunggu pesanan, Karin mulai menceritakan kepada Leana tentang semalam. Setelah Leana mendengar cerita Karin, gadis itu di serbu berbagai pertanyaan oleh Leana.

"Gila rin, lo yakin?. Emang lo udah pastiin ketos itu baik, tulus sama lo?, bukannya apa lo sama dia kan kenal belum lama rin. " Ucap Leana panjang lebar.

Belum sempat Karin menjawab pertanyaan Leana, Haikal sudah datang dengan nampan di tangannya dan diikuti ibu kantin yang membantu membawa nampan berisi minuman.

Karin mengambil makanan dan minuman yang ia pesan. Pesanan gadis itu adalah bakso langganan nya. Dengan lihai Karin menambahkan sambal yang berada di atas meja ke dalam mangkuk baksonya tak lupa saus dan juga kecap. Gadis itu hendak menyuapkan kuah bakso ke mulutnya, belum sempat menyentuh mulut tangan sudah di tahan oleh Altar yang datang tiba-tiba. Tanpa suara laki-laki itu menukar baksonya yang belum di bumbui apapun dengan bakso pedas milik Karin dan duduk disamping gadisnya.

Altar mengelus lembut surai hitam milik Karin seraya berkata. "Mulai sekarang nggak ada makan makanan pedas baby, mengerti? "

Beberapa murid yang duduk dekat Karin ddk, mereka menampilkan wajah kaget, baru pertama kali mereka mendengar kalimat yang cukup panjang keluar dari mulut Altar kecuali jika ia bertugas menjadi ketua OSIS.

Karin yang mendengar ucapan Altar mengangguk pelan sembari mengalihkan pandangan nya ke mangkuk bakso berkuah polos didepan nya. Gadis itu merasakan panas di wajahnya, ia yakin kini pipinya sudah memerah.

"Keliatannya sih baik, tapi masih harus tetap gue pantau" Batin Leana sesekali melirik Altar.

Sedangkan Haikal dan Alvaro sibuk dengan makanannya dengan hening. Tumben.

--TBC--

Aduhh kayanya aku lupa belum ngucapin 'Minal aizin walfaidzin selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan bagi yang menunaikan🙏'

Gapapalah ya telat beberapa hari😁

Seperti biasa jangan lupa voment🥰 luv u all

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Psikopat Tampan  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang