-happy Reading
✧༺♥༻✧
"Udah puas ngeliatin gue nya"
"S-siapa juga yang ngeliatin lo" Ucap Karin dan segera mengalihkan pandangannya.
Dengan perlahan Altar membuka matanya "Kenapa" Tanya Altar dengan suara yang dingin sambil mengubah posisinya menjadi duduk.
Karin berusaha mati matian untuk tidak terlihat gugup "Nih tanda tangan!" Karin menyodorkan buku dan pulpen yang ia bawa.
"Beliin gue makanan!"
"Ogah, siapa gue lo!" Sinis Karin tak suka disuruh suruh. Lagi pula walaupun dia ketos Karin tidak akan mau disuruh suruh.
"Gak mau?" Tanya Altar sambil melirik buku yang Karin pegang.
"Ck, iya iya mana duitnya?" Dengan kesal Karin menyodorkan tangan nya bermaksud untuk meminta uang.
Altar mengeluarkan satu lembar uang berwarna merah dan memberikan nya ke Karin. Dengan langkah yang kesal Karin berjalan menuju kantin meninggalkan Altar.
Beberapa menit kemudian, setelah Karin membeli beberapa makanan ia kembali menuju ruang OSIS.
"Nih makanan lo" Ucap Karin sambil menyodorkan kantong plastik yang ia bawa.
Altar menerimanya dan makan makanan itu dengan tenang tanpa mempedulikan perempuan di hadapannya.
Kini Karin tanpa sadar memperhatikan Altar yang sedang makan, hatinya seolah menyuruh untuk memperhatikannya.
1 detik
2 detik
3 detik
Karin tersadar apa yang ia lakukan dan segera menggelengkan kepalanya dan sadar ada yang tidak beres dengannya.
"Kak! Cepet tanda tangan dulu" Ucap Karin berusaha tenang dan mendesak Altar agar segera memberi tanda tangannya, jujur Karin ingin segera cepat keluar dari ruangan ini dan ingin pergi ke kantin untuk makan.
Altar mendongak dan mendapati Karin yang masih berada di depannya, dan Altar melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.
"Duduk, lo belum makan kan" Perintah Altar dan mengambil makanan lainnya yang masih berada di kantong plastik tadi.
Dengan cepat Karin duduk di samping Altar dan segera menyantap makanan di depan nya dengan lahap sampai membuat kedua pipinya terisi penuh. Kapan lagi kan makan makan bareng cogan.
Kini Altar sedang memperhatikan perempuan yang berada di samping nya sambil menampilkan senyum tipis, bahkan sangat tipis.
"Altar, gue datang bawa mak-, eh" Viona yang baru datang sambil membawa paperbag di tangan nya tak melanjutkan ucapannya, saat melihat ada perempuan di dalam ruangan itu.
"Eh, lo udah makan ya." Ucap Viona sedikit sedih karena tadinya berniat membawakan Altar makanan.
Karin mengalihkan matanya ke Viona. Jujur ia merasa tidak enak dengannya. Entahlah padahal Karin tidak berbuat apapun, ia hanya disuruh sama Altar.
Altar tidak menghiraukan Viona dan melanjutkan makannya. Lagipula ia tak menyuruh Viona untuk membawakan makanan untuk dirinya.
Viona yang merasa di pedulikan bergegas keluar ruangan.
✧༺♥༻✧
Sudah satu minggu setelah MPLS berakhir dan kini Karin sedang berada di kelasnya. Sekarang ia sedang memperhatikan guru di depan dan berusaha tetap fokus agar matanya tidak tertutup, sungguh kali ini Karin sangat mengantuk karena semalam ia maraton drakor sampai sampai lupa waktu.
Karin mengangkat tangan kanannya, "Bu!, saya izin ke toilet" Izin Karin yang berniat ingin mencuci muka di kamar mandi.
Karin menatap pantulan dirinya di depan cermin dengan wajah yang masih basah, karena sehabis cuci muka.
Saat ingin keluar dari kamar mandi, Karin bertepatan dengan Viona yang baru saja masuk dan menahan tangan Karin.
"Kenapa?" Tanya Karin bingung, karena ia memang tidak dekat dengannya dan tidak ada masalah apapun dengannya.
"Hubungan lo apa sama Altar?" Viona bertanya dengan nada yang sedikit tidak suka.
"Gue gak ada hubungan apa apa sama dia" Ucap Karin sedikit santai. Jujur ia sedikit kaget mendengar nada bicara Viona tadi, pasalnya tidak yang seperti murid lain bicarakan tentang Viona.
"Gak usah ngedeketin Altar kalo hidup lo mau tenang." Setelah mengucapkan itu Viona pergi keluar kamar mandi.
K
arin merasa tidak peduli dengan ucapan Viona dan memilih keluar dan kembali ke kelas.
Jam istirahat telah berbunyi. Siswa dan siswi berbondong bondong untuk pergi ke kantin. Tapi tidak dengan Karin. Kini Karin tak berniat untuk pergi ke kantin, karena ia ingin tidur dikelas dan menuntaskan rasa kantuknya tadi.
"Lo gak ke kantin?" Tanya Leana, teman sebangku sekaligus teman Karin.
"Enggak ah males, lo aja sana. Gue ngantuk" Karin menenggelamkan kepalanya di kedua tangan yang berada di atas meja.
"Yah, yaudah deh gue juga enggak ke kantin" Leana menduduki dirinya di samping Karin dan mengeluarkan handphone nya.
"Eh, tumben ayang Lea sama Karin gak ke kantin" Suara khas terdengar di telinga Karin dan Leana. Laki laki yang memiliki suara khas itu berjalan dan duduk di salah satu bangku kosong samping Lea. Cowok itu adalah Haikal , cowok playboy yang memiliki banyak pacar, bagaimana mana tidak, ia belum lama bersekolah disini saja sudah memiliki sepuluh pacar. Laki laki itu baru saja datang setelah ke kamar mandi sebelum bel istirahat berbunyi.
"Idih najis, ayang ayang pala lo peyang" Ucap Leana dengan ketus.
"Udah ganteng begini di bilang najis sih ay" Haikal memasang wajah seolah olah terlihat sedih.
Leana yang geram memukul kepala Haikal menggunakan buku tulis yang sudah ia gulung sedemikian rupa. "Aww" Haikal meringis sambil menghindar dari pukulan Leana.
Karin menatap jengah kearah mereka berdua, rasa kantuknya tadi sudah hilang begitu saja semenjak temennya yang berisik itu datang.
"Eh, nanti jenguk Varo yok" Ajak Haikal.
Alvaro Na Abyan salah satu sahabat mereka. Memiliki sifat sebelas dua belas dengan Haikal, bedanya Alvaro tidak playboy. Hari ini Alvaro izin tidak masuk sekolah karena sakit.
--TBC--
Jangan lupa vote yaa🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Psikopat Tampan [ON GOING]
Teen FictionMenyukai seorang psikopat tak pernah Karin bayangkan dalam hidup nya. Karina Alexander atau kerap di panggil Karin, hidupnya berubah drastis dari sebelumnya, kebahagiaan yang ia rasakan dulu harus hilang begitu saja karena keegoisan orang tuanya ya...