1. MPLS

98 10 5
                                    

"Hanya senyuman yang dapat menutupi luka yang kita alami"

-happy Reading

✧༺♥༻✧

Seorang gadis remaja ber usia tujuh belas tahun yang kerap disapa Karin, kini sedang bersiap siap memakai seragam barunya dengan tergesa gesa, bukan karena ia sudah tidak sabar sekolah disana, tetapi karena ia lupa memasang alarm dan alhasil kesiangan.

Dirasa siap dengan seragam nya ia berjalan ke dapur apartemen yang sedikit berantakan untuk mengambil roti yang akan ia makan di mobil nanti.

Karina Alexander gadis cantik yang tinggal di apartemen nya sendiri, bukan tanpa alasan ia tinggal sendiri.
Ia memang sudah muak dengan ibu tirinya yang munafik dan ia memutuskan tinggal di apartemen sendiri yang setiap bulannya dikirimi uang oleh ayahnya yang gila kerja, mungkin cenderung tidak peduli dengan Karin dan hanya peduli dengan istri barunya. Karin tidak masalah dengan ayahnya yang tidak peduli dengannya, toh yang penting saat ini ia masih dikirim uang.

✧༺♥༻✧

Sedari tadi Karin tak henti hentinya mendengus kesal, pasalnya kini ia sedang di hukum karena terlambat datang ke sekolah dan lupa membawa nametag karena hari pertama sekolah.

"Ish, nyebelin banget sih ketos nya. Enggak di kasih keringanan buat adek kelasnya, untung ganteng." Gerutu Karin sambil hormat ke tiang bendera yang sesekali melirik ketua OSIS yang sedang memberi hukuman pada murid lain yang telat seperti dirinya.

Karena merasa lelah dan pegal Karin menurunkan tangannya. Dari jarak yang tidak terlalu jauh Altar yang menjabat sebagai ketua OSIS berjalan ke arah Karin.

Altar kenan atau sering dipanggil Altar, memiliki paras bak pangeran, terlihat dingin dan tegas, menjabat sebagai ketua OSIS.

"Siapa yang nyuruh lo nurunin tangan."

Mau tak mau Karin segera hormat menghadap tiang bendera sambil merapalkan makian untuk Altar.

'Baru nurunin tangan, udah di tegur aja!'

'Gue sumpahin lo suka sama gue'

✧༺♥༻✧

Bel istirahat sudah berbunyi 10 menit yang lalu, kini Karin sedang berada di kantin sambil menyesap jus alpukat yang ia pesan. Pasalnya ia baru selesai menjalani hukuman tadi pagi sampai jam istirahat. Karena hari ini hari pertama masuk jadi ia belum memiliki teman, apalagi saat hari pertama MPLS ia malah dihukum.

Pengumuman pengumuman untuk siswa kelas sepuluh segera berkumpul di lapangan outdoor,terimakasih.

Selesai meminum jus yang ia pesan, Karin berjalan menuju lapangan sesuai arahan dari pengumuman tadi.

Di lapangan sudah banyak siswa dan siswi yang berkumpul dengan nametag di lehernya yang terbuat dari kardus. Karin segera ikut berkumpul dan berbaris.

Sudah setengah jam lamanya Karin berdiri sambil menatap malas wakil ketua OSIS yang berada di depan sambil berbicara.

"Sampai disini paham?" Ucap siswi yang bernamtag Viona yang berada di depan sebagai wakil ketua OSIS.

"PAHAM!"

✧༺♥༻✧

Pagi ini hari kedua MPLS, hari ini Karin bangun lebih pagi karena takut akan terlambat. Sekarang ia terlihat sibuk di depan meja rias, kini ia sedang bersusah payah untuk menguncir rambut nya menjadi dua dan di tambahkan pita, sesuai informasi dari OSIS kemarin.

Jam menunjukan pukul 06.00, Karin yang sudah siap berangkat segera mengambil nametag nya dan berjalan keluar apartemen.

Di sekolah sudah banyak siswa dan siswi yang datang, Karin yang baru turun dari mobilnya memutuskan bergabung dengan murid baru lainnya yang berada di pinggir lapangan.

"Eh sumpah ketosnya ganteng banget gila, walaupun keliatan cuek"

"Denger denger dia lagi deket sama kak Viona"

"Tapi mereka berdua keliatan cocok kok"

"Keliatannya yang suka itu Kak Viona deh, soalnya kak Altar kaya cuek gitu"

Dan begitulah obrolan murid kelas X yang sedang berkumpul.

Bel masuk berbunyi, semua siswa dan siswi kelas XI dan XII masuk ke kelas masing masing kecuali angota OSIS dan kelas X yang berkumpul di lapangan outdoor.

Kegiatan MPLS kali ini memperkenalkan beberapa ekstrakurikuler. Untung saja kali ini murid kelas X di perbolehkan duduk, karena akan memakan waktu yang lama.

Karin yang terlihat bosan sesekali melirik Altar yang sedang berbincang dengan Viona. Ah lebih tepatnya yang berbicara hanya Viona.

'Kalau di lihat lihat Altar ganteng banget, udah cocok jadi jodoh gue'
Ucap Karin dalam hati sambil melihat ke arah Altar.

Sangking terpesona dengan ketampanan Altar, Karin bahkan tidak sadar bahwa Altar sedang berjalan mendekat ke arahnya.

"Udah puas ngeliatin gue nya?"

"E-eh enggak kak" Ucap Karin sedikit gugup, pasalnya semua orang kini sedang memperhatikan dirinya.

✧༺♥༻✧

Bel istirahat berbunyi, yang seharusnya digunakan untuk makan di kantin, harus Karin relakan karena diberikan tugas oleh OSIS untuk mengumpulkan tanda tangan anggota OSIS yang harus di selesaikan hari ini juga.

Kini yang belum hanya tanda tangan ketua OSIS, Karin merasa kesal karena ia sudah mencari mengelilingi sekolah dan tidak menemukan Altar.

Sampai di depan ruang OSIS, Karin melihat dari pintu yang terbuat dari kaca, Altar yang sedang tidur di sofa.

Dengan perlahan Karin berjalan kedepan pintu ruang OSIS dan mengetuknya, setelah mengetuk pintu Karin masuk kedalam menghampiri Altar yang sedang tertidur pulas.

Karin mendekat sambil menatap wajah Altar dan sesekali berdecak kagum dengan manusia di depannya ini, orang yang ditatap sepertinya tidak merasa terganggu.

"Udah puas ngeliatin gue nya?"

--tbc--

Makasih buat yang udah baca,
Jangan lupa vote dan coment
Makasih🥰

Psikopat Tampan  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang