3. PREMAN

61 7 0
                                    

-happy Reading

✧༺♥༻✧

"Kal, lo maju anjir jangan mundur mulu"

"Darah gue sekarat bego"

"Ah alesan lo!, gue jadi mati kan"

"Itu mah lo aja yang gak bisa main Var"

Suara milik Alvaro dan Haikal menggema di ruangan yang tak terlalu luas.

Mungkin kalian bingung bukannya Alvaro sedang sakit?. Entahlah kenyataan nya memang seperti itu saat Karin dan yang lainnya datang berniat untuk menjenguk, Alvaro malah terlihat baik baik saja, bahkan sekarang sedang asik bermain game dengan Haikal.

"Berisik deh, suara ayang gue gak kedengeran tau! " Kesal Karin saat suara idolanya yang sedang live tak terdengar.

Sekarang mereka sedang berada di kamar Alvaro dengan seragam yang masih melekat ditubuhnya.Sedangkan Leana sedang scroll aplikasi tok tik sambil memakan cemilan.

"Omelin aja tuh Rin" Ucap Leana yang merasa terganggu juga dengan suara keras Alvaro dan Haikal yang sedang mabar.

✧༺♥༻✧

"Tau gini tadi nebeng sama Leana" Gerutu Karin sambil mencoba mencari angkutan umum di halte sekolah.

Sekarang sudah jam setengah enam sore dan dirinya juga belum pulang dari sekolah, lebih sialnya lagi mobil yang ia bawa tiba tiba ban nya bocor dan jangan lupakan handphone nya yang tertinggal di apartemen.

Karena tak kunjung ada kendaraan yang melintas, Karin berniat untuk berjalan sampai kedepan, berharap di depan ia menemukan angkutan umum.

"Kenapa nih jalanan sepi banget sih" Batin Karin takut.

Tiga pria bertubuh besar dan bertato berada beberapa meter di depan Karin.

"Hai cantik, temenin abang sini"

Karin dengan panik berbalik dan bersiap untuk kabur. Belum sempat ia melarikan diri tangannya sudah di tahan oleh salah satu preman itu.

"Lepasin! " Karin mencoba memberontak, tapi nihil kekuatan nya tidak sebanding dengannya.

"Wah kalau di liat liat eneng cantik juga" Ucap salah satu preman yang berambut gondrong sambil mengelus pipi kanan Karin.

Karin menggeleng, menghindari sentuhan preman itu dari wajahnya. Mata Karin sudah berkaca kaca, sekarang ia sungguh sangat takut.

"Udah bawa aja ke markas" Perintah preman yang dari tadi hanya memperhatikan temannya.

Saat hendak menarik Karin, preman itu sudah tersungkur ke tanah, akibat tendangan kencang Altar yang baru datang.

Disisi lain perempuan yang sedang bersembunyi ingin menghampiri Karin, tapi ia urungkan saat melihat Altar yang sudah mendahului nya. Perempuan itu mengeluarkan ponselnya dan segera pergi setelah mengirimkan pesan ke seseorang .

"Lo gapapa? " Tanya Altar khawatir sambil berjalan menghampiri Karin. Tadi setelah Altar menendang salah satu preman tadi, membuat preman lainnya takut dan berakhir kabur.

"G-gue gapapa kok" Jawab Karin sedikit gugup.

Altar yang gemas dengan Karin mengelus kepala Karin yang membuat rambut Karin sedikit berantakan.

'Rambut gue yang di acak acak hati gue yang berantakan! '

"Ayo gue anter lo balik" Altar menggenggam tangan Karin tiba tiba yang membuat sang empu tersentak kaget, dan ia mencoba terlihat biasa saja.

Diperjalanan pulang tak ada percakapan apapun, sampai Altar menanyakan alamat rumah Karin.

"Rumah lo dimana? " Tanya Altar dengan suara yang sedikit kencang, karena suara angin dan kendaraan lain yang cukup bising.

"Hah?"

"Rumah lo dimana Karin? " Tanya Altar sekali lagi mencoba untuk sabar.

"Lo ngomong apaan sih? " Bukannya menjawab, Karin malah balik bertanya.

Altar menepikan motornya di tepi jalan. "Alamat rumah lo" Tanya Altar untuk yang kesekian kalinya.

"Ooh, di apartemen neo kak" Jawab Karin berusaha menahan malu, karena kejadian tadi.

Altar mengangguk singkat dan melanjutkan mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.

Beberapa menit di perjalanan akhirnya mereka sudah sampai di depan gedung apartemen yang terbilang mewah.

"Makasih kak" Ucap Karin setelah turun dari motor dan melepaskan helm yang ia pakai.

"Nggak gratis" Ujar Altar dengan tangan yang menyodorkan handphone miliknya ke arah Karin.

"Apa? " Tanya Karin tidak mengerti.

'Dia mau ngasih handphone nya buat gue?' pikir Karin. Siapa tau kan.

"Nomor hp lo"

Karin mengangguk singkat dan mengetik kan nomornya di handphone milik Altar.

"Yaudah sana balik"

--Tbc--

Vote ya kaka.
1 vote dari kalian udah buat
Aku seneng loh

Psikopat Tampan  [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang