"Kyoko!" teriak Rindou panik melihat kejadian tadi.
"Fuahh! Hampir saja!"
"Kau ada masalah apa denganku anjink!?" teriak Kyo emosi dan melempar sepatu yang ia pakai ke arah orang yang ingin membunuhnya. Dan headshot! Sepatunya kena kepala!Grep!
Rindou memeluk erat Kyo dan mengecek seluruh tubuh Kyo apakah ada yang terluka tidak.
"Kau tidk apa-apa kan?!"
"Aku baik-baik saja..." jawab enteng Kyo sambil memberikan jempol tanda baik.
"Aku benar-benar takut Kyoko san! Sejak dulu kau selalu suka mempermainkan ku!" sungut Takemichi yang sudah siap akan menangis.
"Hah? Kapan bjir?!" syok Kyoko, keknya sejak dulu dia itu anak baik hati lohhh.
Melihat akan adanya pertempuran adu bacot antara Kyoko dan Takemichi, Rindou memilih membawa Kyo pergi duluan untuk ke rumah sakit. Takut sang istri tercinta kenapa napa. Kan berabe kalo berurusan dengan Haruchiyo yang kek babi kalo ngamuk.
"Dokter gak bohong kan?"
"Rin tolong tampar aku" pinta Kyoko menatap Rindou dengan tatapan berkaca kaca mau menangis.
Daripada menampar Kyo, Rindou lebih memilih memeluknya dengan perasaan bahagia. Emangnya kenapa?
Kyoko positif hamil...
Orang mana yang gak seneng coba?
Komen sini kalo ada orang yang gak suka dikaruniai seorang anak.Meninggalkan pasangan suami istri untuk meluapkan rasa bahagia, dokter tadi pergi dari ruangan meninggalkan mereka berdua.
Usut punya usut, kehamilan Kyoko sudah mencapai waktu 3 minggu. Pantesan Kyo kalo liat Rindou rasanya pengen muntah. Itu normal kan? Gapapa kan?
Bener kata Haru, seharusnya dia ke rumah sakit saja daripada tanya Google. Entah kenapa waktu itu Haru kelihatan waras banget.
Time skip...
7 bulan berlalu, perut Kyoko mulai membesar. Membuat sang suami dan kakak ipar beserta kakaknya, ini gimana maksudnya sih.
Kyoko dijaga dengan ketat oleh laki-laki di keluarganya. Mereka sangat protektif terhadap apa yang akan dilakukan Kyo.
Masak? Gk boleh! Rindou aja yang masak.
Nyuci? Gunanya mesin cuci apa dodol..
Lah terus kalo ada hal mendesak gimana?Hal apaan? Ngidam...
"Rin..."
"Rindou...." panggil Kyo guna membangunkan sang suami yang terlelap.Beberapa kali dipanggil tidak bangun, Kyo beralih dengan menggoyangkan tubuh Rindou. Tapi sama saja gak ada efek.
Entah mungkin karena lagi hamil, Kyo jadi mudah nangis.
"Hiks... Rindouu...."
Tangis Kyoko pecah begitu saja melihat Rindou tidak bangun bangun. Dia tidur atau mati?
Mendengar ada yang menangis, Rindou membuka matanya. Dan alangkah terkejutnya dia melihat Kyo menatap polos dirinya sambil meneteskan air mata. Se syok apa dirinya melihat sang istri tiba-tiba menangis.
"Kyo! Ada apa?!" panik Rindou.
Kyo hanya menatap Rindou sekilas lalu turun dari kasur dan keluar kamar. Rindou yang masih ngelag dan gak tau harus ngapain hanya bisa mengikuti Kyo yang menangis.
Sumpah Rindou red flag!
Kyoko berhenti di depan pintu kamar yang dipakai oleh Haruchiyo. Mengetuk pintu, Haruchiyo keluar dengan raut wajah kesal karena ada yang mengganggu tidurnya. Saat melihat yang datang itu adik tercinta, Haruchiyo langsung plong kaget.
"Kyo! Adikku termanis! Apa yang terjadi padamu?!"
"Kenapa kau menangis?!" panik Haruchiyo.Mengajak masuk sang adik ke dalam kamar, meninggalkan Rindou yang tak terlihat oleh Haruchiyo. Kyoko menjelaskan bahwa sebenarnya dia ingin membangunkan Rindou agar membuatkan dirinya susu untuk bumil. Tapi karena gak bangun, Kyoko nangis entah kenapa.
"Hooo ternyata Rindou~" ucap Haruchiyo tersenyum garis miring menyeringai.
"Sekarang masih ingin susu?" tanya lembut Haruchiyo sambil mengelus surai sang adik.
Menggelengkan kepalanya, tanda sudah tidak mau. Kyo lebih memilih untuk tidur dengan sang kakak. Sudah lama sekali dia tidak tidur sambil dipeluk oleh kakak.
"Peluk aku ya" pinta Kyoko.
Haruchiyo yang melihat itu tersenyum gemas dan memeluk Kyoko.
Sisi Haruchiyo
Semenjak tau jika Kyo hamil, aku sungguh tak dapat membendung rasa bahagia ku. Berasa kek bisa melihat Mikey lagi.
Awalnya melihat Kyo ya biasa saja seperti umumnya. Tapi makin lama setelau perutnya membesar, Kyoko terlihat imut! Pipinya tambah tembem seperti bakpao. Siapa pun yang melihat pasti akan berpikir begitu kan? Plish jawab iya!
Dan karena itulah aku dan Ran bertekad untuk menjaga Kyo dari apapun. Entah saat Kyo sedang jalan pagi atau hanya sekedar menyapa tetangga. Pengawasan mereka tak pernah luput.
Hingga sekarang ini, sebuah fakta normal bahwa Kyo jika ngidam itu paling normal diantara orang lain.
Normal?
Emang dia ngidam apa saat hamil dulu?Cuma pengen bareng Rindou doang, cuma itu. Normal kan?
Ditambah usia kandungan nya yang sudah menginjak 7 bulan membuatku ekstra hati-hati dan makin memperhatikan Kyo takut kenapa-napa.
Malam ini sebenarnya aku mau pulang kerumah. Tapi insting ku mengatakan untuk tidur dirumah adik ipar saja. Dan semuanya terjawab kenapa dia harus tidur di rumah adik ipar.
Rindou berulah=Kyoko nangis.
Ran? Dia lagi di tempat lain.
"Plishhh! Jangan bilang kalau eskrim ku kau makan?" tanya Kyoko tiba-tiba saat aku masih termenung di ruang tamu sambil menonton drama indosiar.
"Tidak! Aku bahkan tidak tau jika di kulkas ada eskrim Kyoko sayangku cintakuuuu" jawan Rindou terbilang sangat panik tidk tau harus bagaimana lagi.
Sumpahhh! Semasa hamil ini, Kyoko demen banget fitnah Rindou. Apapun yang mencurigakan yang salah adalah Rindou, itu motto baru Kyoko (pdhl yg slh Ran_-).
"Kubelikan yang baru saja ya" bujuk Rin.
"Kan! Pasti kau yang mengambilnya kan!"
Siapapun tolong katakan pada Kyoko bahwa bukan Rindou yang mengambilnya!!!
Rindou hanya bisa mengusap dada sabar dan menoleh ke Haruchiyo yang terkekeh senang melihat drama di depan matanya langsung.
"Jangan tertawa!" ketus Rindou.
"Apalah apalahhhh!"