PDT Dimulai

115 12 4
                                    

Hallo, selamat malam teman-teman ...

I'm coming lagi! Dengan part baru ✨

#Bagian_21

***
Happy reading 🤎

Menempuh pendidikan pada jenjang master tidak bisa dianggap sepele, terlebih ketika memilih untuk menempuh pendidikan di luar negeri. Rafka jelas memahami dan benar-benar sadar ketika ia memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut. Makanya ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ia dapat dari beasiswa yang dipilihnya.

Memikirkan hal-hal tersebut kepala Rafka sudah cukup pusing, ia hanya berharap program PDT (Pre Deperature Training) yang akan dijalaninya berjalan lancar. 

Bukan hanya negara yang berbeda, tetapi berbagai tantangan pasti akan Rafka jumpai di sana. Tantangan berbahasa, perbedaan sistem akademik, perbedaan budaya sehari-hari, hingga mungkin perbedaan pengelolaan SDM dalam mendukung proses belajar.

Hari pertama PDT dimulai, Rafka berangkat dari kosan pagi-pagi buta, ia mengantisipasi keterlambatan, karena ia tahu betul bahwa Jakarta adalah kota yang sangat sibuk. Beruntung ia mendapat lokasi PDT di Jakarta, karena beberapa teman awardee-nya yang berasal dari bagian timur mendapat lokasi PDT di pulau Bali.

Pukul 07.05 Rafka tiba di kantor IALF yang terletak di lantai 3 Gedung Menara Selatan. PDT akan dimulai pukul 08.00, Rafka menggunakan waktunya untuk menyapa beberapa orang yang sempat ia temui di sesi interview beberapa waktu lalu. Hampir semua wajah mengisyaratkan gurat kebahagiaan, berbagai ucapan ‘selamat’ pun terdengar saling bersahutan.

“Rafka!”

Rafka refleks menoleh ke belakang, ketika sebuah suara cukup nyaring menyerukan namanya. Lalu sosok perempuan tinggi berkulit putih mengenakan kemeja dan blazer over size berjalan mendekat ke arah Rafka.

“Hai, long time no see, how are you, Raf?”

“Hai, Del ... I’m fine. How about you?”

“I’m great, I’ve been better. Rasanya kayak mimpi deh udah di tahap ini,” jawab Nathania Adelia dengan nada antusias bahagia yang terdengar jelas.

Gadis berambut cokelat itu kemudian menyalami beberapa awardee lain yang ada di sekitarnya dengan gestur tubuh yang cukup menunjukkan kepercayaan dirinya.

Setelah momen saling sapa dan saling mengucap selamat, tepat pukul 08.00 para awardee diminta untuk berkumpul di auditorium. Tahap perkenalan dibuka oleh koordinator program PDT, disusul dengan sambutan dari perwakilan pihak pemerintah Australia. Setelah itu, dilanjut dengan perkenalan para IELTS teacher yang akan mendampingi proses belajar bahasa Inggris selama beberapa bulan ke depan.

Setiap awardee baik pelamar jenjang pendidikan S2 atau S3 dibagi menjadi beberapa kelas, yang terdiri dari 14 sampai 15 orang di dalamnya. Nama kelas diambil berdasarkan dari lamanya masa training. Ada kelas 8 weeks, 12 weeks, 16 weeks dan 20 weeks.

Rafka ditempatkan pada kelas 12 weeks. Kelas dilakasnakan pada hari Senin sampai Jum’at, dimulai pukul 07.00-08.45, 09.00-09.50 dan 11.00-12.50 dan kelas tersebut didampingi oleh seorang guru bernama Michael Andrew.

Hari itu juga kelas langsung dimulai dan materi mulai diberikan, diawali dengan tips and skills untuk menghadapi tes IELTS.
IELTS menjadi pembelajaran utama dalam program PDT, karena adanya tes di akhir masa PDT. Tujuan lainnya adalah untuk membiasakan awardee dalam penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari.

Seorang Program Manager IALF mengutarakan sebuah pernyataan dalam sesi pembukaan PDT beasiswa AAS, bahwa semakin cakap awardee berbahasa, maka semakin cepat pula terselesaikannya perkuliahan di Australia nanti. Jadi, membuat target score IELTS setinggi mungkin adalah sebuah keharusan bagi setiap awardee.
Rafka menatap lurus ke arah layar proyektor, dimana materi dijelaskan oleh Michael, bule berbadan tinggi dengan rambut pirang dan kulit kemerahan.

My Dearest PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang