#8 Kebenaran Dalam Penderitaan

355 30 4
                                    

Di sebuah tabung sempit mengkilap yang berisikan cairan oksigen, seseorang—hommonculus berwujud seorang wanita— terkurung di dalamnya. Cahaya biru muncul dari arah kepala dan kakinya menerangi tubuh telanjangnya yang indah. Matanya tertutup menandakan kesadarannya yang sekarang sedang tenggelam. Tak ada seorangpun—pengawas— yang berada di sekitarnya, ia hanya seorang diri ditemani oleh mesin-mesin yang gemerlap bercahaya menerangi ruangan yang luas itu. Mesin-mesin yang berada di sana bukanlah sebuah hiasan belaka, ketika terbaca pola gelombang otak Beta—kondisi sadar—, mesin-mesin itu akan menyala dan menghancurkan inti tubuhnya.

Satu-satunya alasan mengapa ia dibiarkan hidup adalah karena ia memiliki informasi dari luar yang pemerintah tidak ketahui. Tapi ia bersyukur, karenanya ia masih bisa melanjutkan misinya. Meskipun dari luar ia tak terlihat seperti seseorang yang sadar, namun sebenarnya ia sedang memikirkan seribu cara untuk meneruskan misinya di dalam dimensi lain yang tak diketahui siapapun.

Detektor gelombang otak menunjukan bahwa pola gelombang otaknya berada di titik Delta—tidur pulas—, mesin-mesin yang menemaninya tak menunjukan adanya kelainan pada tubuh makhluk—hommonculus— itu. Kemudian, di dalam dimensinya ia telah mendapatkan sebuah ide untuk melanjutkan misinya—walaupun, persentase keberhasilannya yang rendah.

Ia berjudi dengan takdir, ia tak merasa kecewa walaupun dirinya harus di korbankan. Dalam dirinya, ia memiliki kemampuan teleportasi dan menabrakkan atom hasil dari otak tengah mayat-mayat para Guru. Tapi, ia hanya dapat melakukannya sekali lagi— terlebih lagi, dampak rasa sakit dari kedua kekuatan itu akanlah sangat menyakitkan. Meskipun begitu, ia tetap akan mencobanya walaupun hal itu akan menghancurkan tubuhnya.

["Ydrogónou eno̱theíte!"] sahutnya di dimensi miliknya.

Kemudian muncul percikan kecil di luar tabung yang menyelubungi dirinya. Yang ia lakukan hanyalah hal yang sederhana, ia menabrakkan kedua atom hidrogen yang berada di sekitar tabung itu. Orang-orang yang menahannya melakukan sebuah kesalahan besar, mereka membiarkan adanya udara di dalam ruangan yang mengurungnya itu.

Suhu ruangan pun meningkat, yang semulanya berada di titik -300°C berubah menjadi 0°C dalam waktu tiga detik. Cairan oksigen yang menenggelamkannya mendidih, tabung itu tak mampu menahan tekanan gas yang mendidih di dalamnya. Bersamaan dengan itu, tubuh makhluk itu menggigil kesakitan.

Panas! Panas! Ini sangat menyakitkan! pikirnya dalam hati. Ya, ini adalah efek samping penggunaan kekuatannya. Jika saja ia merupakan seorang manusia, mungkin ia akan mati saat itu juga—tetapi.., ia menahan rasa sakit itu.

Tekanan udara di dalam tabung itu semakin kuat, saking besarnya tabung itu retak dan akhirnya bocor—padahal, tabung itu di desain untuk tahan dari ledakan misil. Gas oksigen dari dalam tabung itu pun keluar dan siap memenuhi seluruh ruangan itu.

"A-Apa yang terjadi?!" teriak seorang pria yang mengenakan baju pengaman lengkap ketika memeriksa ruangan itu. Ia terkejut dengan suhu hangat yang sedang ia rasakan. Kemudian pria itu pun masuk ke dalam ruangan itu—perbuatannya kali itu benar-benar salah.

Tak pernah terpikirkan olehnya, bahwa di dalam tubuh dan pakaiannya terkandung unsur golongan IV karbon. Ketika karbon dan oksigen bertemu, ditambah dengan suhu yang cukup, maka akan terjadi reaksi pembakaran.

Padahal, pria itu baru saja masuk ke dalam ruangan itu kurang dari lima detik, namun suhu ruangan yang berada di dalam sana telah naik hingga 50°C.

Di sisi lain, makhluk yang berada di dalam tabung itu pun membuka matanya, kali ini ia tak perlu khawatir akan mesin detektor gelombang otak lagi karena tabung ini telah bocor yang mengakibatkan detektor itu tak dapat merekam apapun lagi. Tapi, rasa sakit yang ia rasakan masih bertahan hingga saat itu.

The Cursed Finger [Dipaksa Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang