--Gelap
Aku terbangun dari tidurku...
Aku tak dapat melihat apapun sejauh mata memandang....
Aku juga tak dapat berkata-kata. Mulutku ditutup oleh busa yang halus.
Yang dapat kurasakan hanyalah bunyi yang ditimbulkan oleh pesawat yang sedang aku naiki.
Ini adalah pertamakalinya dalam hidupku berada di dalam pesawat. Kata 'pesawat' baru saja aku pelajari dari percakapan orang-orang yang berada di sekitarku.
Mungkin mereka belum tahu bahwa aku telah sadar, dan aku pun tak tahu bagaimana kondisi yang berada di luar ku. Kain hitam ini menghalangi pandanganku, kegelapannya mengingatkanku pada malam ketika aku lari bersama Koukla.
--Aku menyesal
Aku menyesal karena telah meragukan Koukla. Bahkan, rasa penyesalan ini lebih dalam dari kegelapan yang sedang aku nikmati saat ini.
Aku merindukan suaranya. Ketika aku mendengar ia berbicara padaku, aku merasakan kedamaian disertai dengan perasaan nostalgia yang nyaman. Namun, suara itu tak kudengar lagi. Sejak malam itu.
Sudah empat jam berlalu sejak aku tersadar dari tidurku, rasa khawatir ini menguasai diriku. Aku membayangkan Koukla yang baik hati itu dibunuh dengan cara yang sadis. Dengan suara gemuruh ini sebagai saksinya, aku terus berdo'a berharap agar Koukla baik-baik saja.
Pesawat ini pun berhenti bergemuruh. Terasa udara masuk dari samping kiri ku. Seseorang menggenggam tanganku, aku pun diseret ke arah udara itu datang. Aku menuruni sebuah lantai yang miring, di ujung lantai itu aku melihat cahaya.
Cahaya yang berwarna putih itu menembus celah-celah kain hitam ini. Aku pun dapat melihat sekelilingku meskipun kurang jelas.
"Code name Castrix sudah di bawa..." ucap seseorang dari sampingku sambil membungkuk.
"Bawa ia ke dalam" balas seseorang.
"Baik!" ucap kedua orang yang berada di sampingku dengan tegas.
Cahaya putih itu pun mulai redup. Aku dibawa ke sebuah koridor yang minim pencahayaan. Tetapi..., di aku melihat sebuah cahaya di depanku. Cahaya itu datang dari dinding lorong ini, atau lebih tepatnya dari sebuah ruangan yang berada di samping dinding ini.
Ketika aku sampai di depan ruangan itu, aku mengalihkan pandanganku untuk melihat cahaya yang aku rindu-rindukan. Tapi..., yang aku lihat di sana adalah...
--Mayat...
--Organ manusia...
--Darah...
--Jeritan...
--Tangisan...
---Kematian...
"HM-------!" aku berteriak.
A-Apa-apaan dengan semua gambaran itu??!
Ini sama dengan mimpi-mimpiku sebelumnya. Ya, ini sama, namun yang aku lihat barusan terlihat lebih jelas dan nyata.
Aku merasa seakan berada di tempat itu, aku merasakan siksaan yang orang-orang itu terima...
"HM----!" aku berteriak lagi.
--Decryptor
Kemampuan untuk menerjemahkan kenangan yang berada di sebuah tempat.
Selama ini, aku hanya bisa menerjemahkan kenangan-kenangan itu saat aku sedang tak sadarkan diri.
Namun..., kali ini berbeda.
Aku bisa merasakan kenangan-kenangan itu ketika aku sadar penuh.
Sebenarnya ada apa dengan tempat ini?! Kemana mereka akan membawaku?! Apakah aku akan mengalami hal-hal yang terjadi pada mereka???
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cursed Finger [Dipaksa Tamat]
Ciencia Ficción-Sinopsis: Kisah ini bermula pada abad ke-21 dimana ada seorang guru yang sedang mengajar. Guru itu membahas tentang hukum dari pembunuhan, suasana di kelas itu sangatlah damai dan normal. Ditengah pelajaran, guru itu mencampurkan sedikit candaan. "...