19. Happiness and Farewell?

15 3 3
                                    

Morey melarikan diri dari medan perang yang semakin memanas, berusaha menghindari serangan mematikan dari Areez yang terus mengejarnya. Dalam keputusasaan, ia menyelinap di antara barisan prajurit yang tengah sibuk dengan pertempuran. Dengan langkah hati-hati, ia berhasil melewati medan peperangan dan memasuki istana Gifford yang sepi karena sebagian besar pasukan ikut berperang, dan yang lainnya masih dirawat karena luka-luka.

Dengan langkah yang cepat dan tersembunyi, Morey melangkah menuju tangga dan membuka pintu sebuah ruangan. Kejutan melanda ketika ia menemukan Raja Giorno yang duduk lemah di ranjangnya. Di sisi lain, Ratu Giana dan Anna berdiri di dekat jendela, tersenyum puas melihat perkembangan peperangan setelah kemenangan Elora.

Saat Ratu Giana berbalik, ia terkejut melihat musuh yang menyelinap. Morey, yang juga terkejut, memberikan ancaman dengan menodongkan pisau, menciptakan ketegangan yang memenuhi ruangan. Morey mencoba mempertahankan kepercayaan dirinya, mengambil langkah mendekati ratu dengan pisaunya di leher ratu. Raja Giorno, meskipun lemah, berusaha membantu, namun tenaganya tidak cukup.

"Anna, kau jaga raja, biar aku yang mengurus semuanya," ucap Ratu Giana dengan gemetar, mencoba menjaga keberanian di tengah ancaman. Kemudian, dengan kasar, Morey menyeret ratu keluar dari ruangan tersebut.

Saat mereka sampai di lantai utama istana, Morey semakin terkejut ketika pintu utama terbuka, dan di sana, tampak Elora dan Areez.

"Ibu!" seru Elora tak percaya melihat yang terjadi di hadapannya.

"Jangan bergerak atau dia, saya bunuh!" peringatan Morey bergema di dalam ruangan, disertai dengan tekanan pisau yang ia tujukan ke leher Ratu Giana. Suasana tegang memenuhi ruangan, dan wajah Elora nampak kebingungan karena dia terjebak dalam situasi yang rumit. Meski keinginannya untuk melindungi ratu sebesar apapun, tetapi ketidaktahuan akan cara menghadapi Morey membuatnya merasa terbatas.

Areez, dengan tatapan geram, mengendurkan tindakannya mendekat, memahami bahwa setiap gerakan yang salah bisa membahayakan ratu. Namun, ketidakpastian Elora masih membebani pikirannya.

Sementara itu, Anna berada di ruangan tempat Raja Giorno dirawat. Panik menyelinap ke dalam dirinya, terpilih antara menyelamatkan ratu dari ancaman Morey atau mematuhi perintah untuk tetap menjaga raja yang tampaknya tidak berdaya ini.

"Kau pelayan Putri Karina, bukan?" tanya Raja Giorno.

"Iya, Yang Mulia," jawab Anna.

"Aku membutuhkan pertolonganmu, selamatkan ratu. Ambil panah itu!" kata Raja Giorno, menunjuk ke arah hiasan panah di ruangan. Anna mengangguk, meskipun tidak yakin apakah ia bisa menggunakan panah tersebut. Namun, ia berkomitmen untuk menyelamatkan ratu.

Anna meninggalkan ruangan dan mengambil panah itu. Dia melihat ke bawah dan menyaksikan ketegangan di ruangan itu di bawah ancaman Morey.

Anna, meskipun tidak berpengalaman dengan panah, mengangkat busurnya dan mencoba membidik Morey dari tempatnya yang lebih tinggi. Tangannya bergetar, tetapi dengan tekad yang kuat, ia melepaskan anak panahnya.

Jeb!

"Argh!" Morey merintih kesakitan saat panah mengenai pundak kirinya, membuat pegangan pisau di leher ratu kendur. Kesempatan yang diinginkan, Elora segera menarik Ratu Giana menjauh dari ancaman. Areez, dengan rasa geram yang tak terbendung, menendang wajah Morey hingga pemuda itu terpental tanpa ampun, sampai-sampai ia kehilangan kesadaran.

Areez kemudian menyeret tubuh tak berdaya Morey dan memberi perintah tegas kepada prajurit di sekitar, "Ikat dia dengan rantai. Nanti aku yang akan membawanya kembali ke Erebus!" Titahnya dengan wibawa, menandai akhir dari ancaman Morey.

DIVE INTO THE LETTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang