3. Tradition of the Enemy

46 5 10
                                    

Suasana ramai di daerah musuh, mengikuti arahan Anna, Elora menyamar sebagai rakyat biasa. Gaun hijau sederhana melilit tubuhnya, dan dia mengendarai kuda dengan hati-hati menuju kerajaan tetangga, di mana festival besar yang dikenal sebagai Festival Athan sedang berlangsung.

Hampir sampai di kerajaan tetangga yang dipimpin oleh raja yang kuat, kejam, dan berumur panjang, seperti yang diramalkan bahwa wanita kuat akan muncul untuk mengakhiri hidupnya. Elora, yang tahu bahwa akhir cerita buku menyiratkan bahwa Putri Karina yang membunuhnya, kini harus bertukar takdir dengannya. Namun, Elora tidak menyadari betapa rumitnya situasi dan problematika yang mungkin terjadi karena perubahan tersebut.

"Festival Athan, itu apa?" tanya Elora pada Anna, mencoba mengejar ketinggalan dalam konteks budaya dan tradisi kerajaan musuh.

"Mereka berpesta sekaligus melakukan upacara suci di mana itu diyakini dapat memberikan umur panjang kepada raja mereka," jelas Anna, tetap fokus pada jalanan tanah yang mereka lewati.

"Hmm... pantes gak mati-mati," batin Elora, mencerna informasi baru.

"Apa dia kuat sekali?" tanya Elora lagi, mencoba membayangkan sejauh mana kekuatan Raja Orion.

"Ya, bisa dibilang berbadan baja. Orang-orang menyebutnya seperti itu," Anna menjelaskan.

"Mirip Gatot Kaca gak sih," batin Elora, mencoba menyisipkan sedikit humor dalam situasi serius.

"Kenapa kau diam saja?" tanya Anna, menarik perhatian Elora yang tampak termenung.

"Tak apa," jawab Elora, masih merenungkan misi dan konsekuensinya nanti.

Seseorang dari belakang dengan kasar memecut kuda yang dinaiki Elora dan Anna, menimbulkan keterkejutan yang membuat keduanya terjungkal dan terjatuh ke rerumputan tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seseorang dari belakang dengan kasar memecut kuda yang dinaiki Elora dan Anna, menimbulkan keterkejutan yang membuat keduanya terjungkal dan terjatuh ke rerumputan tinggi. Suara benturan tubuh dengan tanah seketika tergema.

Brukkk

"Oh, shit!!!" gerutu Elora, sambil memegangi pinggangnya yang terasa nyeri akibat terjatuh dengan cukup keras. Rerumputan tinggi tampak menyelimuti tubuh mereka yang baru saja terlempar.

"HAHAHAHA!!!" terdengar suara tawa menghiasi udara setelah insiden itu.

Dengan cepat, Elora bangkit dari tanah dan memperhatikan sumber tawa tersebut. "Oh my God! What kind of problem do you have to do something like this, man?" ujar Elora dengan nada marah, menyoroti pemuda yang tampaknya menjadi penyebab terjatuhnya mereka.

Pemuda itu hanya diam, mengerutkan keningnya, tanpa sepatah kata. Temannya yang tampak bingung mencoba mencari tahu apa yang terjadi.

"Dia bicara apa?" tanya teman pemuda itu.

Pemuda tersebut masih tidak memberikan jawaban.

"Are you mute or deaf?" Elora bertanya dengan nada kesal, mengalihkan kekesalannya pada pemuda yang terlihat bingung.

DIVE INTO THE LETTERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang