Enceinte

08.

Bro, Sesusah itukah pencet bintang?

Tiati typo!!

.
.
.

Jam menunjukan pukul 10 malam disaat orang lain mungkin sedang beristirahat setelah seharian beraktifitas tapi tidak dengan namja yang masih asik berkutat dengan laptop dan berkas-berkas yang berceceran di atas meja kerjanya.

Masih dengan setelan yang sama saat bertemu doyoung tadi sore, Jaehyun memijit pelipis nya pusing , setelah kedua orang tua nya bercerai dan pindah keluar negri jaehyun yang harus mengurus semua perusaan yang ada di korea, ayolah jaehyun sama sekali tidak tertarik dengan bisnis orang tua nya, dia memiliki pekerjaan sendiri.

Jaehyun seorang fotografer, yang cukup sukses dia sudah memiliki galeri pribadi dan karyanya juga sudah di akui di amerika.

Tok tok..

Jaehyun mengalihkan atensi nya pada pintu di ketuk lalu berdehem sebagai jawaban.

"Aku pulang ya jae ? Lelah sekali lembur setiap saat " keluh orang yang baru saja memasuki ruangannya , dia lee taeyong sekertaris sekaligus sahabat jaehyun sedari zigot .

"Terserah kau saja hyung " jawab jaemin singkat.

"Thanks ma broo, kau juga pulang nanti sakit , aku yang kau repotkan" ujar taeyong sebelum keluar dari ruangan jaehyun.

Sedangkan jaehyun hanya mendelik tak suka, lagian kalau sakit juga taeyong tidak akan mengurusnya karna Jaehyun bisa mengurus dirinya sendiri.

Sepeninggalan taeyong, jaehyun kembali fokus pada laptopnya sebelum nada dering ponsel membuyarkan fokus nya.

Jaehyun melirik siapa kah gerangan yang menganggu pekerjaan nya, tertulis di sana dengan nama kontak

Kim doyoung.

Jaehyunburu-buru mengangkat telpon dari doyoung. Jarang-jarang kan doyoung menghubungi nya bahkan ini kali pertamanya.

"Yaa??"

"Hallo jae, jemput aku sekarang"

Jaehyun mengeryit heran, merasa bingung dengan pemuda mungil itu?, tapi dia hanya menyimpan pertanyaan itu dalam otaknya, tanpa banyak bicara jaehyun mengiyakan doyoung yang langsung menutup pangilannya setelah mendengar jawaban jaehyun

Lalu jaehyun membereskan meja kerjanya , dia akan melanjutkan pekerjaanya besok saja, doyoung lebih penting.

.
.
.

Jaehyun melirik sekilas pada doyoung yang tengan duduk dikursi penumpang di sebelahnya, saat jaehyun menjemput doyoung , pemuda kelinci itu terlihat sembab dan murung , jaehyun tidak bertanya dan langsung membawa doyoung pergi.

"Mau kemana??"tanya jaehyun sambil sesekali melirik doyoung.

"Tidak tau" jawab singkat tanpa mau repot-repot melirik jaehyun yang sedari tadi meliriknya.

Jaehyun menghela napas panjang, baiklah karena ini sudah larut malam maka jaehyun akan membawa doyoung jesuatu tempat yang aman.

Sedangkan doyoung dia hanya melihat gemerlap kota seoul dari balik jendela mobil jaehyun dengan pikiranya yang kemana-mana.

Doyoung pergi dari rumah semoga ini pilihan yang tepat.

Doyoung tersadar dari lamunannya saat mobil jaehyun memasuki kawasan elit di daerah gangnam, terlihat rumah-rumah mewah bak istana yang berjajar.

Lalu mobil jaehyun memasuki sebuah rumah yang terlihat paling besar di antara rumah yang lainnya dengan gerbang yang menjulang tinggi .

Jaehyun memasuki rumah tersebut lalu jaehyun keluar dari dalam mobil dan di susul doyoung.