21.

955 84 19
                                    

Yonna menangis setelah mendengar cerita anak satu-satunya dia memeluk Doyoung. Sunguh malang sekali anaknya ini. dia yang selalu menjaga doyoung seperti berlian yang berharga, dengan mudah di rusak oleh orang asing.

"Eomma tidak kecewa padamu, tidak akan pernah kecewa maafkan eomma sayang,"

Doyoung hanya diam di pelukan ibunya, dalam hati dia terus bergumam meminta maaf kepada wanita yang melahirkannya.

Tak jauh dari sana taeyong duduk di kursi single menatap ibu dan anak kini tengah menangis di depannya. tidak menyangka keberengsekan jaehyun sungguh merugikan mereka.

"Sudaah sayang jangan nangis terus kasian babynya" ucap yonba sambil menghapus air mata anaknya dengan tangan lembutnya.

"Nono hiks.."

"Nono?"

Doyoung menatap ibunya dengan air mata yang berlinang dengan hidung yang memerah, yonba terkekeh melihat itu, lucu sekali anak semata wajangnya ini.

"Nama baby nya nono eomma~"

"Nono mengemaskan, siapa yang memberi  nama ??"

Tanpa menjawab pertanyaan yonba, doyoung hanya terdiam bingung untuk memjawab pertanyaan ibunya.

Yonba menganguk paham, mungkin dlyoung tidak ingin memberitahunya. Nono yaa.. dia tidak menyangka akan memiliki cucu secepat ini meski kecewa yonna harus menerimanya. Jangan sampai anaknya tertekan. Yonna harus bersyukur anaknya dapat kembali dengan selamat tanpa ada luka.

"Ehemm.."

Deheman taeyong mengalihkan pandangan ibu dan anak yangg tengah asik berdua tanpa menghiraukan kehadiran pria tamlan yang kini tengah duduk anteng ruang tamu keluarga kim.

"Kenapa hyung?" Tanya doyoung.

"Tidak papa, hanya saja tenggorokan ku agak sedikit sakit ehemm!"

"Ouh ya ampun aku lupa, kau pasti haus kan?, maaf yaa. mau minum apa bibi ambilkan?""

"Tidak usah repot-repot bibi, kopi aja tidak apa-apa." ucap taeyong seraya terseyum tampan.

"Yasudah bibi buatkan, aku titip dulu doyoung sbentar oke? Bibi takut dia kabur lagi." ucap yonna lalu mendapat respon cemberut dari doyoung. sedangkan taeyong hanya terkekeh.

Sepeninggapan yonna kedapur. taeyong mendekati doyoung.

"Jadi??"

Doyoung mengerutkan alisnya "jadi apa?"

"Kau tidak akan kembali lagi kepada jaehyun?"

Doyoung mengeleng.

"Tidak tau, bagaimana  nanti aja. Aku masih bingung" Jawabnya lesu. Jujur saja doyoung juga tidak tau setelah ini dia akan apa, kembali kepada jaehyun atau tidak , dia merasa semakin bersalah saat melihat wajah kecewa rose tadi.

"Tapi kau mencintai si brengsek jung itu?"

"Namanya jung jaehyun." ralat doyoung agak kesal mendengar taeyong menyebut jaehyun seenak udelnya.

"Iya-iya jung jaehyun."

"Kalau cinta, jujur saja aku memang mencontai dia, tapi..."

"Tapi aku takut terhadap rose, aku tidak bisa menyakitinya lagi. Melihat dia menangis saja membuat ku semakin bersalah padanya."

Taryong menganguk mengerti mendengar penuturan doyyoung, dia juga sedikit salut dengan pemuda itu, bisa-bisanya doyoung masih memikirkan orang lain di saat dirinya sendiri tengah kesusahan begini.

"Aku tau akan kekhawatiran mu tapi, aku sarankan kau terima jaehyun." ucap taeyong yang langsung dapat tatapan heran dari doyoung.

"Maksud mu?"

EnceinteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang