27.

956 73 9
                                    


"Ugh.." Doyoung melenguh lalu mengerjapkan matanya pelan saat cahaya silau menggalangi pandangannya. Pemuda manis itu melamun sesaat, melihat kesekeliling ruangan yang terlihat asing, lalu dia tersadar kalau ini bukan kamarnya. Melainkan kamar rumah sakit.

Tangan lentiknya meraba-raba perut yang kini datar di balik baju rumah sakit yang dia kenakan.

Dia melotot kaget, anaknya hilang.

"Nono, mana nono." Doyoung kelimpungan mencari-cari anaknya yang kini sudah tidak ada di dalam perutnya. Pikiran buruk menghampiri Doyoung, dia sangat takut bayinya tidak selamat.

"Hikss..nono."

Rasa sakit dan perih yang dirasakan Doyoung di perut paska oprasi, membuat dia tidak bisa beranjak dari tempat tidur.

"Astaga Doyoung, kau sudah bangun," Rose yang baru saja memasuki ruangan doyoung, di buat kaget saat melihat pemuda itu sudah sadar dan kinintengah menangis, dia langsung menghampiri doyoung lalu memencet bel untuk memangil dokter. Sedangkan doyoung masih terisak.

"Hiks.. Anak ku mana?"

"Cup cup doy, anak mu baik-baik saja."

Rose mengusap-ngusap surai Doyoung, untuk menenangkan pemuda tersebut.

"Serius?? Nono hidup?

"Iya, anak mu hidup, sehat malah, dia masih di ruang bayi nanti baru bisa di bawa kesini."

Doyoung bernapas lega saat mendengar penjelasan Rose, syukurlah jika bayinya terlahir dengan selamat, dia jadi tidak sabar untuk melihat bayinya. Jantungnya berdetak dengan cepat, Doyoung bahagia, kira-kira seperti apa rupa anaknya? apakan lebih dominan jaehyun atau dirinya.

Tak lama Setelah itu pintu ruangan dibuka dan menampilkan dokter kim yang datang untuk memeriksa Doyoung.

"Selamat ya Doyoung, bagaimana apakah sudah merasa baik?" Tanya dokter kim.

"Terimakasih dokter kim, tapi perut ku masih perih,"

Dokter kim tersenyum "nanti juga sakitnya hilang mungkin beberapa bulan, jadi saya harap kamu lebih hati-hati takut jahitanya terbuka lagi. Jangan terlalu cape."

"Ehm iya dok, anak nya bagaimana?" Tanya doyoung kepada dokter kim yang kini tengah memeriksa selang infusnya.

"Untuk bayinya nanti akan di antarkan oleh perawat dan saat itu kamu harus belajar untuk menyusui nya. Saya permisi" ujar dokter kim lalu pergi dari ruangan doyoung.

Sepeninggalan dokter, Suasana canggung doyoung rasakan bersama Rose. Doyoung baru ingat bahwa hubungannya dengan gadis itu sedang tidak baik.

"Jaehyun datang. dia sedang berada di ruangan bayi." Celetuk Rose dengan senyuman nya, sedangkan doyoung hanya membalas senyum cangung, dalam hati dia sangat senang jaehyun menjenguk dan mengkhawatirkannya, itu artinya jaehyun masih peduli kepada doyoung dan anak mereka.

Di sisi lain doyoung merasa tidak enak terhadap Rose, apakah gadis itu masih marah?

"Doy/rose"

"Kau duluan," kata Rose dengan senyum cangung nya.

"Terimakasih karena sudah membawa ku kesini, aku berhutang budi padamu, dan soal jaehyun.."

"Soal jaehyun aku akan mengalah doy," Rose memotong ucapan doyoung, membuat pemuda manis itu mengeryit heran, apa maksud dato gadis tersebut?

"Sebenernya aku dan jaehyun kami sudah putus sejak 2 bulan yang lalu, dia memutuskan ku sehari setelah jaehyun ketahuan menyembunyikan mu."

"Maaf" Doyoung menunduk dan memilin baju Rumah sakit yang dia kenakan. Dia merasa putusnya Rose dan jaehyun karena nya.

EnceinteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang