Who is he?

9 0 0
                                    

"Aduh kak sorry, ga sadar ada orang disebelah", jelas Lora karena merasa orang yang diajak bicara terheran-heran juga dengan tingkah Lora. Ucapan Lora hanya diberi anggukan dan senyuman indah dan tampan dari orang itu.

"Jadi gimana kak?. Oh ini? Iya ini Namanya halte untuk naik Bus, emang kakak nya mau kemana??"

"Gak tau juga, cari buku kali ya, dimana ya saya bisa beli?"

"Boong ya?? Loh kok sama, aku juga mau beli buku, mau bareng aja kak?"

Tunggu, kenapa Lora dengan enteng mengajak orang asing ini buat pergi Bersama? 'dari mukanya kaya orang bener kok, aman.' Itu yang ada di otak nya saat mengajak lelaki didepan nya pergi Bersama ke toko buku.

SEPAKAT. Rencana untuk pergi sendiri berubah dengan yaa, bisa di sebut blind date karena pergi dengan orang asing, dan waktu nya tepat mobil besar itu datang dihadapan mereka.

"Mall leksana ya pak!!"

"Siap neng!!"

Kondisi Bus saat itu terbilang normal karena mereka berdua dapat duduk bersebelahan. Angin nya sangat sejuk tetapi tidak menghilangkan Cahaya matahari yang tidak begitu menyengat

"Jadi kakak dari mana nih?", Lora membuka topik obrolan karena

merasa bosan tidak berbicara dan tidak mendengarkan musik.

"Saya dari tempat yang jauh"

"Oh oke, pantes jarang liat kakak selama aku naik bus"

"Gimana sekolah kamu??" 

"Ya gitu kak"

Singkat, jawaban yang sering dikatakan oleh Lora jika seseorang menanyakan hal-hal kecil tentang nya, ia takut jika ia berkeluh kesah, ia kembali tidak di dengarkan, padahal 'haduhhh kak capek banget mau makan suhsi, eskrim aduh banyak dehhh' ucapan yang tersirat yang memang hanya dia lah pendengar terbaik untuk dirinya sendiri.

"Saya yakin 3 kata itu belum mewakilkan perasaan mu untuk hari ini, jangan takut terabaikan, jika lelah maka bicaralah"

Ada ketenangan yang Lora rasakan saat mendengar kata itu dari lelaki di sebelah nya, ia merasa sebuah ruang dibangun untuk nya, akhirnya.

"Terimakasih kak, hari ini berjalan seperti biasa, orang-orang jahil, ibu guru yang ngulur waktu lama banget sampe bosen liat papan tulis, Oh iya!! Batagor mang Yunus makin hari makin enak, besok-besok kakak Cobain ya!! Di jamin yahud bangettt!!", Lora sangat semangat menjelaskan panjang lebar kejadian hari ini, yang sebenarnya tidak begitu menarik.

Lelaki itu tersenyum dengan antusias Lora, semangat gadis itu saat menceritakan hal-hal sepele seperti tinta pulpen nya bocor dan mengenai buku Latihan nya, dan banyak lagi yang lelaki itu dengar dari gadis sebelahnya.

**

**

"Akhirnya sampe!!, nah ini nama nya Mall Leksana, kalo soal toko buku, ini juaranya, apa aja ada, bahkan buku-buku jadul juga punya, makanya aku sering beli buku disini, di jamin lengkap!!"

Mereka berjalan masuk dan melihat-lihat di sekeliling mereka, ada toko donat yang Lora ingin beli tapi uang nya hanya cukup untuk beli 2 buku dan ongkos pulang. Toko buku yang Lora maksud ada di lantai 3, mereka memilih menaiki tangga escalator sambil berbincang dan tertawa.

"Silahkan tuan muda, buku-buku sudah menanti anda", ucap Lora sambil mengayunkan tangan dan membungkukkan badan nya seperti pelayan Kerajaan menyambut pangeran nya.

"Terimakasih", jawab lelaki itu sambil tersenyum dan melewati Lora. Mereka berpisah ke rak yang ia sukai masing-masing, Lora berada di rak novel dan lelaki itu berada di rak History, definisi lelaki pintar, tenang dan hangat. Hampir 2 jam mereka larut dengan keasyikan mereka, mereka sepakat membeli beberapa buku.

"Kakak beli buku apa tuh?"

"War and peace, karya Leo Tolstoy, kalau kamu?"

"Aku beli novel nih 2, di rumah aku udah habis novel nya, jadi aku belli lagi buat bahan khayalan, hahahaaa"

"Kenapa kamu gak buat Novel sendiri?? Aku yakin buku kamu bakalan bagus dan diterima banyak orang"

"Aduh aku kepikiran itu kak, Cuma bingung mau cerita apa"

"Apa aja, atau mungkin kisah hidup kamu bisa di jadiin cerita loh"

"Ah cerita hidup aku mah datar, gitu-gitu aja"

"Kita gak tahu, keajaiban apa yang akan kita temukan di hidup kita, kamu pun begitu, dengan itu, kamu punya cerita sendiri untuk kamu dan orang lain yang jadi pembaca, Miracle will come to your beautiful life to beatify it over and over again". Lagi-lagi yang ditemukan Lora adalah hangat, ucapan lelaki ini selalu membangkitkan rasa percaya diri Lora.

Mereka berkeliling di Mall tersebut. Entah, hal ini tidak dapat dimengerti tetapi mereka cepat akrab dan saling melempar lelucon yang mungkin hanya mereka yang tahu,

"Kesini yuk, kayaknya tadi kamu ngeliatin donat kaya orang laper, saya yang traktir kamu tenang aja"

"Wah beneran kak? Kalo bohong ke injek tronton, eh jangan deh bahaya banget"

"Iya, pilih kamu mau apa"

Tanpa memikir panjang, Lora memilih varian donat kesukaan nya, Tiramisu dan choco crunchy, ia selalu memilih 2 varian ini setiap ingin membeli donat, Lisa sampai bosan melihat teman nya hanya membeli 2 varian rasa itu.

Obrolan mereka tidak pernah putus, membahas novel kesukaan Lora yang berkahir sad ending, mata Pelajaran yang paling membosankan, dan banyak lagi, lelaki itu jelas antusias mendengar semua yang dikeluarkan dari mulut gadis ini, bahkan mereka sampai tertawa Bersama karena melihat satpam tempat makan itu mengupil.

"Lora?? Lo sama siapa kesini?"

Lora yang asyik tertawa terdiam dan melihat siapa yang barusan memanggil Namanya. Lora mendongakkan kepala nya dan melihat Nela didepan nya.

"G-gue sama ini.. anu aduh", jujur saja Lora bingung menjelaskan nya, ditambah ia tidak terlalu dekat dengan Nela.

"Aduh, gagap lo?. Hay, kenalin nama gue Nerala, salam kenal ya, oh iya, bisa kenal Lora dari mana? Dating Apps ya?? Jangan kaget kalo orang yang di foto sama asli nya suka beda, ya gak Ra?!" ucap Nera melirik centil ke arah lelaki tampan didepan nya.

"I-ini gue sama kakak ini kenal di-"

"Saya teman Lora, untuk yang anda bilang bahwa foto dan asli nya berbeda, memang benar, karena yang saya temukan adalah Lora cantik asli nya, jika anda ingin menyapa silahkan. Namun diluar dari itu, itu bukan ranah anda", ucap lelaki itu dengan tatapan intimidasi, ia mengetahui bahwa Lora merasa dalam tekanan didekat Wanita bernama Nela ini, ia pun menarik tangan Lora pergi dari tempat itu.

"Adapun salam kenal yang anda beri kan untuk saya. Maaf, lebih baik beri salam itu ke orang lain, saya tidak butuh karena saya cukup dengan adanya Lora", kalimat itu terucap sebelum lelaki dan Lora itu benar-benar pergi.

Keluar dari Mall, lelaki itu mengeluh sakit di telinga seperti ada dengungan keras, sambil memegang kepala nya yang sangat pusing seperti berputar

"Kak, gak apa-apa?"

"Lora, Maaf sepertinya saya harus pergi"

Lelaki itu pergi berlari meninggalkan Lora sendiri. Lora yang belum siap dengan semua nya terkejut, kenapa? Mengapa ia buru-buru pulang? Dia ini siapa?. Semua pertanyaan itu raib dengan hilangnya lelaki itu dari jangkaun matanya.

'Kamu itu siapa?'


****

2 YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang