"Dari mana kamu??"
Tidak ada jawaban dari lelaki bertubuh tegap dan tampan itu, dia tetap melanjutkan jalannya menuju ruangan yang dituju
"JAWAB SAYA ORION!!", suara itu meninggi terdengar lantang dan menggema ke seluruh ruangan.
"I am not a kid anymore, don't act like you are the good father, I remind u! just mind your own business!"
"I just went to a lake and swam, and also lower your voice!, it's so annoying"
Orion Raksa, seorang yang bisa berhati hangat juga dingin di lain waktu, wajah yang tampan dan berkarisma membuat para gadis disekitarnya jatuh hati, tak peduli bahwa Orion juga terkadang arogan dan ketus. Berulang kali ia diminta untuk menikah dengan pilihan ayah nya yang tidak ia sukai, tetapi ia terus menolaknya karena semua hanya untuk bisnis sialan itu.
Bisnis yang Ayah nya bangun ialah bisnis kotor, jual beli benda terlarang, Ayah nya lah gembong dari seluruh transaksi di beberapa daerah maju, bahkan karena bisnis inilah Orion Raksa kehilangan ibu terkasihnya, karena tewas tertembak akibat serangan tak terduga dari musuh ayah nya, Dendra Raksa. Sejak saat itulah kebencian terhadap ayahnya menguap jelas seiring bertumbuhnya Orion.
Orion membanting pintu kamar nya, dan meredam emosi agar tidak melayangkan bogeman ke wajah ayahnya, figur Ayah untuk Rion sudah hilang, menjadi tatapan musuh yang ingin menghabisinya. Ia membersihkan diri, dibawah guyuran air, ia mengingat wajah gadis itu yang ia temukan di tempat yang tidak ia kenali.
'Lora, Lora, Lora'
Rion mengingat Namanya, dan kadang tersenyum mengingat tingkah aneh gadis itu yang sangat lucu, "Siapa nama lengkapnya, Lora? Itu pasti hanya nama panggilan".
Ia merebahkan badan nya dikasur dan menatap kosong ke arah atap rumahnya, memikirkan apa akan ada kesempatan yang ia dapat untuk melihat gadis itu?? Yang ia ingin hanya mendengar cerita nya, lelucon aneh yang sangat ia tidak mengerti, tapi tetap saja berujung tertawa Bersama.
'apa ada cerita seru yang akan ia ceritakan padaku saat aku bertemu dengan nya? Atau apakah dia marah karena aku meninggalkan nya saat itu? Sial, bagaimana jika aku tidak bisa lagi bertemu dengan nya'-Orion Raksa.
**
**
Pagi yang cerah ini, keluarga Raksa berkumpul untuk membahas tentang pembobolan situs keamanan dari Perusahaan Dendra. Semua sangat antusias dalam membahas masalah internal ini.
"Saya tidak akan ikut dalam urusan ini, kecuali saya menghadapi dalang dari musuh anda yang membunuh ibu saya", Orion berjalan keluar enggan mengikuti aksi busuk ini
"Fathel Dazzo, seseorang yang menjadi dalang kematian ibu mu, jika ingin membunuhnya silahkan, tapi mungkin kau ikut mati bersamanya, bunuh ajudan nya yang menjadi orang suruhan Fathel, jika kau ingin menumpahkan darah pembunuh ibumu", jelas Dendra yang masih duduk di singgasana nya.
"Oke saya ikut. Untuk Fathel tidak saat ini, tapi pasti dia mati di tangan saya"
Dendra tersenyum menang mendengar jawaban anak Tunggal nya untuk ikut penyerangan ke salah satu markas Fathel. Orion ahli dalam berkelahi dan menembak, ia belajar dari ayah nya sebelum tragedi pembunuhan ibunya, ia sangat lihai menghajar musuh bahkan dalam keadaan gelap.
"Bagus, kita serang markas nya pada sore menjelang malam", titah Dendra.
"Tunggu!, hari ini? mengapa tidak besok saja?", tentang Rion
"Mau sejauh apa mereka membobol sistem kita, Orion?, Apa kau benar-benar ingin menghancurkan semua yang telah saya bangun?"
Orion terdiam, ia merasa waktu yang ditentukan bukan waktu yang tepat, karena ia sudah merencanakan akan pergi ketempat dimana ia bertemu denga Lora. Sialnya tugas kotor ini menghalangi jalannya rencana.
"Memangnya ada apa? Apa kau sudah memiliki janji dengan seseorang?", tanya ayahnya
"Bukan urusan Anda".
**
**
Saat ini Orion sibuk membaca buku yang ia beli di mall itu, Orion tidak begitu pandai bersosialisasi. Maka itu, ia bisa dibilang tidak memiliki teman, karena ia suka menyendiri, di tambah dengan status Ayah nya yang membuat para orang tua melarang anak-anak nya itu bermain dengan Orion.
"Tuan ada yang ingin bertemu"
"Suruh saja masuk, saya sibuk membaca"
Pembantu dirumah Orion mengangguk dan mempersilahkan tamu itu masuk ke kamar Orion. Ia tidak peduli dan tidak tahu siapa yang ingin bertemu dengan nya.
"Tidak membaca buku selama sehari tidak membuat mu bodoh!"
Orion tersenyum mendengar suara yang ia kenali sejak kecil, suara Bara. Sepupu terdekat dan paling mengerti nya, ia lah satu-satunya teman Orion sejak kecil.
"How are u, buddy?"
"Oh my God, Look at me!!, aku sangat bersemangat!, how's yours?"
"so so"
Bara mendengar sepupunya yang sangat lesuh, mengajak nya pergi untuk mengopi di sebuah kafe, Bara berfikir bahwa Orion membutuhkan udara segar, Bara juga tahu bahwa hubungan Orion dan paman nya sangat tidak baik.
"Tenang saja, aku yang traktir!"
"Wow! Habis menang lotre?"
Orion jelas mengejek Bara, karena memang sangat jarang Bara mengajak dan mentraktir Orion kalau tidak ada sesuatu yang Bara butuhkan dari Orion.
"Shut up!, cepat pesan sebelum aku berubah pikiran", Bara hampir saja ingin meninju sepupunya. Orion hanya tertawa dan memanggil pelayan disana dan memesan 2 gelas kopi dan 3 kue.
"Apa dirumah tidak ada makanan?"
"Memang nya kenapa? selagi aku di traktir"Orion tertawa terbahak-bahak karena melihat wajah konyol sepupu nya akibat menahan emosi. Dan ketika pesanan mereka datang, Bara membuka obrolan mereka.
"Jadi, ada apa? Apa semua baik-baik saja?", Bara kembali serius
"Aku benar-benar bingung, semua nya benar-benar tidak bisa dimengerti logika. Tapi aku senang aku bertemu seseorang, nama nya Lora. Dia seru, dan banyak bicara, aku seperti bertemu orang yang memenuhi sepi dalam hidupku, Bara"
"Dimana kamu bisa bertemu dengan nya?"
"Aku sendiri tidak tahu""Bagaimana bisa?"
"Aku benar-benar tidak mengerti, Bara. Aku ulangi lagi, yang terjadi pada ku benar-benar tidak dimengerti logika"
KAMU SEDANG MEMBACA
2 You
RomanceAlora bertemu dengan seseorang yang tak dikenal nya, ia tidak mengetahui dimana lelaki itu tinggal, ia mencintai nya tapi ada sesuatu yang menjadi tembok tebal dan membentang yang membuat mereka mengalami kesulita.