Hello Dairy

4 0 0
                                    

Alora tidak ingat kalau hari ini ia sudah janji dengan bunda nya untuk membantu nya membeli bahan untuk membuat kue, Orion ditinggalkan Alora dengan 1 kalimat perpisahan.

'Cih ini rasanya ditinggal mendadak' Orion bergumam kecil, ia sekarang tahu rasanya di tinggal secara tiba-tiba disaat sedang asyik berbincang dan Bersama. Alora bahkan tidak menjawab pertanyaan nya.

Alora sudah menaiki bus ke arah rumahnya, ia takut akan di marahi oleh bunda nya karena pulang terlambat dan lupa membeli bahan untuk kue, Alora melihat ke jalan yang sebentar lagi sampai.

"Supermarket kiri bang!!"

Kenek dan supir nya meng-iyakan permintaan Alora, ia di turunkan pas didepan supermarket dekat rumah nya, ia bergegas masuk kedalam dam membuka kertas pesanan bunda nya. Seperti di acara televisi, Alora harus cepat mengambil bahan yang ingin di beli sesuai dengan kertas pesanan bunda nya, banyak orang yang melihat nya karena seperti orang dikejar kereta.

"Buset, olaharag inimah Namanya", akhirnya Alora selesai dalam misi membeli bahan untuk kue nya, ia berjalan kaki ke rumah nya yang tidak jauh dari super market itu, di perjalanan ia tersenyum juga kadang sesekali mengumpat karena kesal sudah meninggalkan Orion sendirian di taman

'Ini gue kenapa sih? Kaya orang gila gue liat-liat'

Ia dia mengaku, karena ia bisa berubah-ubah mood nya yang awalnya senang jadi kesal Cuma kerena meninggalkan Orion, pusing sekali.

"Kalo ketemu gue jawab kak, janji!"

**

**

"Kemana aja perawan Bunda satu iniiiii???"

"Bundaaaa, maaf ya Alora tadi ada urusan bentar di sekolah, Alora hampir lupa kalo gak bunda nge-chat, maaf ya bun. I love you puulll"

"Yaampun ra, Bunda kira kamu kemana dulu gitu, yaudah sini mana pesenan bunda"

Alora langsung memberikan barang-barang nya kepada bunda dan bergegas pergi ke kamar nya 'Naluri emak hebat banget ya'. Ia membersihkan diri dan kembali membaca novel di kamarnya. Semua dirumah nya sibuk sendiri, jadilah Alora membuka dunia imajinasi nya dengan membaca.

"Al, Ayah boleh masuk?" Malik membuka pintu kamar anak gadis nya yang sedikit terubuka

"Iya Yah, masuk aja sini"

"Al, Ayah besok mau pergi ke luar kota, biasa ada yang mau di urus disana, kamu temenin Bunda ya?"

"Aman Yah"

"Okedeh, pinter anak Ayah"

"Yah tadi waktu di sekolah aku dituduh deketin banyak cowok, padahal aku gak ngapa-ngapain, di bilang aku pake dating apps lah buat cari cowok, yaudah deh aku ma-. Yah?"

"O-oh maaf sayang, gimana? Tadi ada pesan masuk jadi Ayah kurang denger, gimana gimana?"

Miris bukan? Alora anak Tunggal di rumah, kepada siapa lagi ia harus bercerita? Padahal ia pikir Ayah nya sedang santai karena biasa nya jika kalau ada kerjaan keluar kota, Ayah nya akan sibuk saat malam hari sampai pagi, dan siang sampai sore menghabiskan waktu Bersama keluarga nya.

"Kapan-kapan aja Yah, Alora lagi baca"

"Yaudah, Ayah keluar dulu ya"

Tangis nya ia tahan bukan main, memang perkara sepele, tetapi ia sering kali tidak didengarkan saat bercerita, ia sering kali berhenti di Tengah saat sedang asyik bercerita karena orang tua nya suka tidak menggubris nya saat ia sedang bercerita. Itulah mengapa ia ragu bercerita.

2 YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang