Jeda

2 0 0
                                    

Akhirnya bulan januari sudah selesai, februari di awali dengan hujan deras dan petir yang bersuara suara besar dari langit, Alora memilih tetap di kamarnya, ia tidak mau pergi ke sekolah karena hujan memang sangat deras. Di tambah kejadian yang beberapa hari lalu, dimana ada sedikit kehebohan dengan isu ia mendekati pacar Nera, dan juga lelaki tanpa di undang yang datang dan mengaku bahwa dia adalah kekasihnya.

Rasanya benar-benar ingin sekali menghilang dari bumi atau pergi ke kehidupan lain sebentar saja, dan hari inilah ia memilih untuk tidak banyak bersosialisasi atau berkomunikasi dengan banyak orang, benar-benar butuh meditasi.

"Al, Bunda udah masak nih"

Alora bangun dan keluar dari kamarnya ke ruang makan dan melohat ibu nya berpakaian sedikit rapih.

"Hujan Bun, mau kemana?"

"Engga, Bunda ada seminar online dari kampus, jadi bunda siap-siap. Jangan ganggu ya, say."

Ia mengangguk paham, sedangkan Ayahnya sedang berada dikantor nya dari pagi hari, Alora tidak tahu kalau Ayah nya sudah pergi pagi hari, karena ia bangun jam 10 pagi. Motto Alora adalah:

'Selagi libur kenapa gak hibernasi?'

Frustasi karena makanan yang disiapkan banyak sekali dan semuanya terlihat lezat, akhirnya Alora memilih makanan cemilan yang baru saja di buat oleh Bunda nya yaitu mac and cheese dan membawa nya ke kamar, sangkar ternyaman untuk Alora.

Kembali dengan kegiatan nya, bermalas-malasan.

Alora sedang asyik bermain Handphone nya dan melihat panggilan tak terjawab dari nomor Orion yang belum dia simpan saat itu. Belum ia temukan notifikasi pesan dari nomor itu. Alora berpikir tidak mungkin Orion melupakan nomor nya, karena memang Orion lah yang meminta nomor Alora lebih dulu.

'Ni orang beneran marah kah? Gila, dingin banget mukanya kalo lagi marah' begitu lah benak Alora sambil mengingat-ingat momen terakhir kali ia bertemu dengan Orion.

Tidak banyak yang dilakukan Alora melainkan hanya mendengarkan musik, membaca novel dan kembali tidur. Ia ingin menonton tv di area ruang keluarga pun tidak bisa karena ibu nya sedang mengadakan seminar via online dan itu sudah menjadi aturan permanen kalau saat ada meeting atau seminar melalui online tidak boleh ada yang berisik.

**

**

Di sisi lain, seorang lelaki masih sibuk mengurung diri di kamarnya sambil duduk menghadap ke arah laptop. Orion belum mau bangun dari kursi nya sampai ia benar-benar menemukan orang yang menjadi tersangka atas kejadian yang tertimpa Ayah nya. Dua hari berlalu namun tetap saja belum menemukan titik terang siapa pelaku nya.

"Dude, I know that's so fucking important, but watch yourself. At least eat some foods" Bara masuk ke kamar Orion dan masih melihat sepupunya masih bertengger di kursi nya

"I know, but I don't wanna miss anything. That's why I don't make a move, even a little move"

"Oke, mau aku bawakan sesuatu?"

"Kopi, Rokok dan makanan ringan. Itu saja, ku rasa cukup"

"Wow! Tuan, apa anda ingin mati muda? Jam tidur sudah berantakan, meminum kopi 2 hari berturut-turut, merokok, dan hanya memakan makanan ringan? Apa anda sudah mengukur peti mati?"

"Jika tidak berguna disini lebih baik kau pergi saja, Bara. So bothering me!"

"Akan aku bawakan apa yang kamu mau, tapi makan makanan yang berat. Bukan makanan ringan."

2 YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang