Rindu?

4 0 0
                                    

Rasanya seperti benar-benar tidak ada hal yang menarik di hadapan wajah Lora, ia menjadi sedikit murung dan mudah marah setelah kejadian Ayah dan Bunda nya bertengkar didepan dirinya. Ia benar-benar marah saat itu, tetapi sayangnya ia masih ragu mengeluarkan seluruh keluhan yang selama ini ia paksa tahan untuk tidak dikatakan kepada orang tuanya.

Entah apa yang membuat dirinya kembali dengan mood yang baik, bahkan Lisa sendiri juga bingung, ini benar-benar tidak bisa dibiarkan, Lisa seperti sedang sendirian di sekolah karena tingkah Alora yang menjadi pendiam.

Zona dalam dirinya benar-benar tidak bisa di dekati, wajahnya yang diam sangat berbahaya seperti orang yang ingin marah.

"Ih Ra, gue kasih tau ya. Lo boleh cerita gue kapan aja, dan masala hapa aja, jangan sungkan. Gue gak bisa di diemin sama lo begini Ra, gue frustasi. Gue tau kalo lo lagi ada masalah, gak apa-apa kalo mau tenangin diri dulu, Cuma please jangan lama-lama ya"

Lisa sangat terlihat sedih, Alora sebenarnya tidak tega melihat sahabatnya ikut bersedih karena dirinya yang belakangan hari ini menjadi diam. Tapi Alora hanya butuh waktu merenung dan menenangkan dirinya, ia hanya butuh beberapa waktu, tidak banyak.

"Gue gak ikut ke kantin nanti ya Lis, maaf ya. Gue mau istirahat aja di dalem kelas"

"Yah..Yaudah gak masalah, asal lo tenang dan enakan"

Alora hanya mengangguk dan meletakkan kepalanya di atas lipatan tangan nya yang berada diatas meja nya.

'Maaf semesta, aku butuh waktu sebentar saja'

Lisa berjalan seorang diri ke kantin untuk membeli makanan untuknya dan ia juga ingin membelikan batagor mang Yunus untuk sahabatnya tanpa ia beri tahu.

"Lis! Alora mana? Tumben gak bareng", Gema yang datang dengan tiba-tiba membuat Lisa hampir terkejut saat sedang mengantre di antrean batagor mang Yunus.

"Gak ikut"

"Kenapa?"

"Kak, gak usah banyak tanya bisa gak sih? Cewek lo nanti ngomel-ngomel gak jelas lagi, tolong banget gak usah gangguin sahabat gue"

"Salah gak sih kalo gue suka sama Lora, Lis? Lagi pula gue juga udah bilang kalo gue gak ada apa-apa sama Nera"

"Ya lo ngomong jelas-jelas sama dia, gak bisa tegas banget lo jadi cowok, sana deh kak. Gue udah kesel liat lo"

Lisa memang dibilang sangat berani mengungkapkan perasaan nya, pada siapapun. Bahkan dengan orang yang tidak dia sukai, ia benar-benar gadis yang sangat transparan. Jika tidak suka ya bilang.

Itulah mengapa Lisa tidak takut dengan Gema yang notabane nya adalah kakak kelas nya dan ia juga laki-laki, namun karena Lisa memang tidak menyukai Gema, itulah mengapa ia berani. Toh jika terjadi apa-apa ia sudah memiliki keahlian yang cukup untuk menyerang seseorang yang di anggap nya mengganggu.

Sehabis dari kantin Lisa melihat Gema duduk di depan meja Alora yang masih meletakan kepala di lipatan tanganya.

"Ada apa Ra? Sakit ya? Kalo sakit mending ke UKS aja atau gak pulang, yuk"

Lisa sudah tidak tahan, bagaimana mungkin perkataan tadi masih tidak bisa dimengerti oleh Gema.

"Kak lo udah bikin gue naik darah ya! Jangan ganggu temen gue, masa gitu aja gak ngerti sih? Heran banget gue!"

"Heh Lis, jangan kaya bangsat deh loh! Lo tuh gak usah ikut campur urusan gue sama Lora!!"

Gema membentak Lisa, karena sudah sangat banyak omong, bahkan Alora yang tadi tenang juga ikut terkejut saat sahabatnya di bentak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2 YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang