Chapter 3

143 7 0
                                    

Jeavano menyimpan handphonenya setelah mendapatkan balasan pesan dari sang kakak, tanpa basa basi dia langsung masuk ke kantor kakak nya.
Yah sekarang jeavano sedang berada dikantor kakaknya, karna permintaan sang kakak
Jeavano berjalan santai ke arah lift guna mengantarkannya ke ruangan sang kakak.

Ting
Sesampainya dilantai yang ditunu jaevano melangkahkan  kakinya kesuduh ruanga, dimana kakaknya biasa berada

"Sudah sampai kamh jae" ucsp wanit yang baru keluar dari kamar bosnya
"Ehm kak audry ada"
"Tunggu sebentar yah kakak kamu lagi nerima tamu"
Hanya anggukan yang jea  kasih segarsnya dia lantas memasukin ruangan dimana ruang itu yang menghabiskan waktu kakaknya.
Jaevano menulusurin ruangan kakaknya, matanya tersenyum ketika melihat figurap yang tergantu diruangan kakakny, figuran keluarganyq, terus ke figura dia kakak dan abangnya ketika makin kecil dan terakhir figuran kakak dan pacaran yang belajar sunset di salah satu pantao terkenal di indonesia
"Buruan nikah yah kalian, biar gue cepat dapat ponakan"

Ceklek
Atensi jaevano beralig ke pintu yang memperlihatkan sosok kakakna tengan setelah formal
"Baru sampai?" Tanya sang kakak yang berlalu didepan jea untuk meletakan berkas dan berlalu lagi ke sofa
"Sini" tepuk ruang kosong yang ada di sebelah kakaknya, jeavano cuma tersenyum dan entah ad magnet apa tubuhnya bergerak. Setelah jea meletakan badanya sang kakak langsung menumpahkn kepalanya  kepala ke pundak jea
"Ada masalah yah kak?
"Sedikit, client satu ini banyak maunya"
"Kenapa?"
"Dia minta konsep diubah untuk pesta, sedangkan konsep sebelumbya udah hampir 90% rampung"
"Kakak pusing, bukan masalah bahanya tapi masalah tim. Mereka udah lelah mencari bahan untuk konsepnya ternyta dirubah"
"Ngga bisa di tahan aka konsep terdahulu?"
"Ngga bisa clientnya ngga mau"
"Kelihatanya bakal nginep di apartemen yah"
"Sepertinya"
"Semangat dengar omelab bang dimas"
" kakak matiin aja hp kakak beberpa hari ini"
"Iya sudah itu abang ngamuk di kantor kakak"
"Abang kamu itu"
"Adek kakak tuh"


Gadis bersurag panjang itu berkutik dengan laptopnya mengirimkan beberapa surat lamaran ke beberapa email PT yang membuka lamaran.
Sudah hampir satu jam gadis itu berkutak didepan laptop.

"Gis sudah dulu. Sini makan"
"Nanti"
"Gis gue banting tuh laptop yah"
"Bentar tanggung"
"Tapi makan dulu" gistari akhirnya menyerah
"Tenang gis ada nyangkut kok pasti"
"Gue nyerah deh kalau ngga ada yang nyangkut"
"Udah berapa emang?"
"Puluhan kayaknya"
"Semangat gis"




Aku ngga tau cerita ini akan menarik untuk kalian. Tapi boleh bantu vote dan komen apa yang kurang?
Ini bukan cerita yang berharap tentng jenselle. Jenselle cuma sebagai gambarqn tokoh cerita.
Cerita ini pure dari imajinasi aku sendiri.
Jadi mohon bantuannya. Komen dan vote dari kalian jadi bukti kalian menghargai cerita yang aku buat

Unfanding SenseWhere stories live. Discover now