15. ponakan

2K 208 18
                                    

Di sisi lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sisi lain.

Jeno baru selesai dengan pekerjaannya yang mengharuskannya untuk di selesaikan malam ini, hingga ia lembur sampai jam sembilan malam.

Kretek

Tulang Jeno bunyi saat ia melakukan peregangan.

"Akh... Badan gua sakit semua! Huuh capek banget hari ini" monolog Jeno yang kini mengemas barang-barangnya bersiap untuk pulang.

Saat Jeno hendak keluar ruangan, ia menghentikan langkahnya.

"Nana tidur belum ya?" Monolog Jeno lagi.

Jeno terdiam entah apa yang ia pikirkan, setelah itu ia melangkahkan kakinya keluar.

Kantor sudah sepi, karna karyawannya sudah pulang sedari tadi.

Jeno sampai di parkiran mobil dan segera beranjak meninggalkan area kantornya itu.

Ketika memasuki komplek perumahan mewah tempatnya tinggal, Jeno melintasi rumahnya dan menuju ke rumah abangnya.

Awalnya Jeno tidak ingin mengganggu mereka di larut malam seperti ini, tapi Jeno seharian ini belum bertemu dengan keponakannya itu.

Jeno sangat rindu.

Sesampainya di depan pagar rumah abangnya, Jeno di bukakan gerbang oleh satpam yang berjaga di sana.

Jeno masuk dan setelah itu ia keluar dari mobil menuju pintu rumah yang sudah tertutup rapat itu.

Ia menekan bel rumah beberapa kali dengan sedikit terburu.

Karna sungguh Jeno ingin segera bertemu dengan Nana.

Pintu terbuka menampakkan Haechan yang menatapnya aneh.

"Kenapa? Ada yang salah?" Tanya jeno mencoba menelisik penampilannya sendiri.

"T-tidak ada, kenapa ke sini selarut ini?" Tanya Haechan.

Jeno menaikkan satu alisnya mendengar pertanyaan itu.

"Mau ketemu Nana" jawab Jeno seadanya.

Aneh, pikir Jeno.

Biasanya tidak ada pertanyaan seperti itu, kalaupun ada itu menanyakan tentang dirinya yang kenapa pulang larut.

Ini yang di pertanyakan, kenapa dia kesini? Kan sudah jelas kalau ia selalu ingin bertemu keponakannya.

"N-nana sudah tidur, besok pagi saja" bohong Haechan berharap Jeno pulang.

"Emang kenapa kalau Nana tidur? Kan cuma mau ketemu, palingan cium pipinya aja udah, habis itu aku pulang" ujar Jeno merasa heran.

Karna ia tidak mungkin tega membangunkan Nana yang sedang tertidur itu.

Akhirnya Haechan menyingkir dan membiarkan Jeno masuk.

Abangnya tampak sedang menonton.

Jeno tak memperdulikan itu, ia langsung naik ke lantai atas menuju kamar Nana.

PonakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang