"Nana ayo berangkat" seru Jeno ketika ia memasuki rumah abangnya itu.
Sekarang hari senin, terhitung sudah dua hari Nana istirahat setelah kegiatan Pramuka.
Minggu sore Nana memutuskan untuk pulang ke rumahnya setelah seharian jalan jalan dengan Jeno.
Mereka nonton bioskop dan berburu jajanan untuk menghabiskan waktu libur.
Dan pagi Senin ini, Jeno menjemput Nana karna kata Nana ia ingin di antar oleh Jeno.
Nanti pulangnya di jemput Daddy-nya.
Terserah Nana lah.
"Tunggu bentar Jen, lagi ngambek nih anaknya" ujar Mark yang kini sedang memangku Nana yang berbaring di pangkuannya.
Kepala Nana ia tempelkan di dadanya, kaki Nana di biarkan menjuntai di sofa tangan Mark menepuk-nepuk pantat Nana yang sudah menggunakan seragam sekolah itu.
Jeno yang melihat itu mendengus.
"Kenapa lagi ini?" Tanya Jeno sembari bersedekap dada sembari melihat Nana yang kelihatan sedang merajuk.
"Ini, bayi besar lagi ngambek, dia mau bawa ponsel ke sekolahan, aku bilang jangan, nanti belajarnya gak fokus" jawab Mark.
Jeno menaikkan satu alisnya dan menoel pipi Nana yang ia tekankan pada dada berotot Daddy-nya itu.
"Tumben hey, mau ngapain? Mau liatin ke yang lain kalau Nana udah bawa ponsel? Terus mereka minta nomor Nana gitu? Oh atau mau ngambil foto orang yang Nana suka itu ya?" Selidik Jeno.
Nana menggeleng dan menoleh ke arah Jeno.
"Iyuwww" ujar Jeno ketika melihat wajah sembab Nana dan ingus Nana yang belepotan.
"Mommy, tisu" seru Mark pada Haechan.
"Iya bentar" sahut Haechan.
"B-bukan Ayah, Nana mau bawa ponsel itu karna Nana nanti ada tugas, dan juga Nana mau main game" cicit Nana di akhir.
Mark terkekeh.
"Itulah makanya gak aku bolehin. Soalnya lagi senang-senangnya mainin game yang semalam dia download" ujar Mark.
"Nana mainnya pas jam istirahat aja kok Daddy, Ayah, Nana janji! Soalnya Nana juga harus ngerjain tugas sama teman-teman Nana" ujar Nana sedih.
Jeno melihat ke arah jam yang tinggal 25 menit lagi gerbang sekolah Nana akan di tutup.
"Sudah biarin aja dia bawa ponsel, kelamaan bujuknya, Nana udah mau masuk" ujar Jeno pada Mark.
"Nih tisu-nya" ujar Haechan yang datang membawa tisu.
Mark mengambil beberapa lembar tisu untuk mengelap wajah Nana yang basah oleh air mata dan ingusnya itu.
"Ayo berangkat, udah sarapan kan ya?" Tanya Jeno yang kini mengambil alih Nana layaknya seorang bayi
KAMU SEDANG MEMBACA
Ponakan
FanfictionMengisahkan tentang seorang Uncle yang sangat menyayangi keponakannya hingga apapun akan ia lakukan untuk membahagiakannya, termasuk mengorbankan perasaan dan cintanya. Alur cerita hidup sudah di gariskan berusahalah yang terbaik hingga mendapatkan...