21. ponakan

4K 175 23
                                    

Jeno melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, namun ia berusaha agar masih bisa mengontrol dirinya agar tidak membahayakan pengendara lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, namun ia berusaha agar masih bisa mengontrol dirinya agar tidak membahayakan pengendara lainnya.

Baru saja Jeno di telpon oleh abangnya.

Mark menelpon dan menanyakan dimana Nana.

Jeno bingung.

Bukannya tadi abangnya yang akan menjemput Nana?

Dan setelah Jeno tanya lebih lanjut, kata abangnya itu Nana tidak ada di halte.

Dari pihak sekolah juga sudah mengecek semua kelas, tidak ada murid yang tersisa.

Tentu saja Jeno panik.

Apalagi Mark memberitahu kalau salah satu murid di sana melihat Nana di jemput menggunakan mobil hitam dengan cara di gendong.

Itulah sebabnya Mark menelpon Jeno, Mark mengira itu adalah Jeno yang menjemput Nana.

"Nana.." gumam Jeno khawatir.

Dirinya panik, takut, dan perasaannya tak menentu.

Apakah Nana di culik?

Kenapa harus Nana?!!

Kini Jeno sudah sampai di rumah abangnya.

Jeno segera keluar dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah itu dengan nafas yang memburu.

"Gimana?" Tanya Jeno pada Mark yang juga tampak acak-acakan.

Sedangkan Haechan menangis sembari memeluk boneka kesayangan Nana.

Mark menggeleng.

"Masih belum dapat info apa apa, info terakhir yang aku dapat, Nana di bawa menggunakan mobil berwarna hitam, murid yang melihat itu mengira itu adalah aku, Daddy-nya Nana" jelas Mark.

"Nana bawa ponselnya kan, udah Lo lacak belum?" Tanya Jeno memastikan.

Mark mengangguk.

"Sudah Jen, ponsel Nana di temukan di dalam selokan dalam keadaan mati total" jawab Mark.

"CK! Lo udah telpon polisi?!" Tanya Jeno mencoba solusi satu satunya.

"Udah, cuma hilangnya Nana belum 24 jam jadi laporan tidak bisa di proses, kita harus menunggu" ujar Mark.

Jeno tampak pening.

Ia menggigit bibir bawahnya sembari berpikir keras.

"Lo punya musuh?" Tanya Jeno.

"Musuh apa sih Jen, gak ada lah, dikira mafia apa" jawab Mark tak terima.

"Hiks Nana, kalau Nana di apa-apain gimana.." lirih Haechan.

Mark menghela nafas dan mengusap rambut Haechan yang basah karna sedari tadi menangis.

"Jangan gitu dong sayang ngomongnya, ini lagi panik loh, lagi berusaha buat nemuin informasi dimana Nana sekarang, lebih baik kamu berdoa biar Nana gak kenapa-kenapa" ujar Mark lembut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PonakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang