Nana menggeliat karna merasa terganggu dari tidur panjangnya.
Perlahan Nana membuka matanya dan mendengar suara ribut dari luar.
Ya, Nana baru terbangun setelah tidur panjangnya karna kecapekan setelah kegiatan Pramuka yang ia ikuti.
"Ini jam berapa?" Monolog Nana sembari mendudukkan dirinya dan menoleh ke arah jam dinding.
"Baru jam dua subuh, tapi kenapa di luar kayak bunyi suara orang bertengkar ya" ujar Nana heran.
Nana memutuskan keluar kamar dan menuruni anak tangga.
Suara cekcok itu semakin terdengar.
"Kapan lagi sih Jeno! Udah lima tahun kita tunangan! Wajar lah kalau aku minta kita nikah"
"Aku belum siap, kalau kamu gak mau ya sudah! pergi dari hidupku!" ujar Jeno.
Nana menghentikan langkahnya di tangga takut ketahuan kalau dia ada di sana.
Baru saja Nana ingin berbalik arah, Jeno sudah menyerukan nama-nya.
"Nana! Sini turun!" Titah Jeno.
Nana mengangguk dan akhirnya melanjutkan langkahnya untuk menuruni anak tangga.
Nana dapat melihat tunangan uncle nya itu yang tampak memperhatikannya lekat.
Jeno membawa Nana untuk ia rangkul.
"Kalau kamu gak ada perlu lagi mending pulang sana, gak sopan bertamu di jam segini, ganggu orang tidur! Lihat! Karna ulahmu Nana jadi terbangun!" Rutuk Jeno.
"Pikirkan tentang pernikahan kita secepatnya, kalau tidak kalian akan menyesal" ujarnya.
Setelah itu ia pergi meninggalkan Jeno yang mengehela nafas dan Nana yang menunduk.
"Nana kebangun gara gara berisik ya?maafin ayah ya" ujar Jeno lembut.
Nana mengangguk.
"Ayah, kenapa tunangan Ayah marah? Apa ayah berbuat salah?" Tanya Nana.
Jeno menangkup wajah Nana dengan kedua telapak tangannya.
"Kenapa ingin tau? Bukannya Ayah sudah bilang dulu kalau ini bukan hal yang seharusnya Nana tau dan bisa Nana pahami?" Ujar Jeno menatap dalam mata Nana.
"Maaf ayah, soalnya dia marahin ayah, Nana tidak suka" ujar Nana yang kini membuat Jeno terkekeh.
"Aigoo manis sekali.. sayang ya sama ayah?" Tanya Jeno.
Nana mengangguk.
"Sayang Ayah" balas nana.
"Ayah tidak apa apa, Nana tidak perlu khawatir dan memikirkan hal itu. Itu hanya pertengkaran biasa" ujar jeno.
"Tap-
"Nana tidak mau membuat Ayah marah kan? Nana masih ingat peringatan Ayah kalau Nana tidak boleh mencampuri hal orang dewasa seperti ini bukan?" Tanya Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ponakan
FanfictionMengisahkan tentang seorang Uncle yang sangat menyayangi keponakannya hingga apapun akan ia lakukan untuk membahagiakannya, termasuk mengorbankan perasaan dan cintanya. Alur cerita hidup sudah di gariskan berusahalah yang terbaik hingga mendapatkan...