(17 November 2021).
Putra, seorang siswa SMA yang hobi menulis novel horor, selalu penasaran dengan rumor misteri di balik danau verotten. Di danau itu, katanya, sering terdengar teriakan mengerikan yang menggema di malam hari. Namun, Putra tidak pernah menemukan peta atau petunjuk yang bisa membawanya ke danau itu.
Suatu hari, saat jam istirahat, Putra tenggelam dalam dunia novel yang sedang dibacanya di perpustakaan. Jam istirahat hampir berakhir, tapi dia tidak peduli. Novel itu terlalu menarik untuk ditinggalkan. Namun, ketenangannya terganggu oleh suara benturan dan teriakan dari arah rak buku di sebelahnya. Dia menoleh dan terkejut melihat adegan yang tidak menyenangkan. Seorang murid berkacamata, Dika, sedang menjadi korban kekerasan dari Raka, si berandal sekolah. Raka menyeret rambut Dika dengan kasar dan menamparnya tanpa ampun. Dika merintih kesakitan, tapi tidak ada yang berani menolongnya.
“Hei! Kau yang menyebarkan rumor mengerikan tentang teriakan di danau, bukan?” Raka bertanya sambil menunjuk Dika dengan jari telunjuknya.
“Rumor? Teriakan? Apa yang kau omongkan?” Dika menggigil ketakutan.
“Jangan berpura-pura bodoh!” Raka menatap ke arah Dika dengan tatapan menyeramkan
“Beneran, aku sama sekali tidak tahu rumor itu.” Dika berusaha membela diri
“Pembohong! Kau pasti tahu sesuatu. Ceritakan padaku! Kalau tidak, kau akan ku bunuh!” Raka berteriak sambil mengayunkan tinjunya.
“Baik, baik. Aku akan mengaku, rumor itu aku yang buat.” Dika menyerah.
“Bagus. Sekarang, ceritakan padaku rumor itu.” Raka tersenyum licik.
Dika menghela napas panjang. Dia tahu dia tidak punya pilihan selain mengatakan yang sebenarnya.
"Rumor itu..." Dika mulai bercerita.
"Saat itu. Tanggal 9 sore hari menjelang magrib. Aku sedang memancing di pinggir danau verotten, aku terkejut dengan suara teriakan yang aku dengar di sebarang danau. Aku berusaha mencari sumber suara itu dengan mataku, tapi tidak keliatan, yang aku lihat hanya air danau yang tenang. Aku merogoh saku celanaku dan mengeluarkan hp-ku. Aku mengarahkan kamera ke seberang danau, tempat suara itu berasal. Aku menekan tombol zoom sampai maksimal, dan apa yang kulihat membuatku hampir pingsan."
"Apa? Apa yang kau temukan?" Raka penasaran
"Orang-orang berlarian dengan panik sambil berteriak, seolah-olah ada sesuatu yang mengejar mereka. Aku tidak bisa melihat apa yang membuat mereka ketakutan, tapi aku merasakan dingin di belakang leherku. Aku sangat takut dan aku buru-buru meninggalkan tempat itu." Dika menceritakan tentang rumor itu dengan nafas tersengal-sengal.
“Dimana videonya? Tunjukkan padaku!” Raka bertanya dengan tatapan curiga
“A…aku tidak punya. Aku lupa membawa ponselku saat aku kabur. Aku meninggalkannya di pinggir danau.” Dika menjawab dengan gemetar.
Raka tidak percaya dengan jawaban Dika. Dia memutuskan untuk mengecek danau Verrotten, tempat rumor itu berasal. Dia mengajak Dika untuk ikut dengannya, tapi Dika menolak dengan keras.
“Aku tidak mau kembali ke sana.” Dika menolak ajakan Raka.
“Tapi aku mau!. ” Raka bersikeras.
"Kita harus mendapatkan video itu. Kita bisa mendapatkan uang yang banyak dengan video itu." Raka berkata dengan penuh harapan.
"Kita? Kau saja, aku lebih baik tidak punya uang sama sekali ketimbang harus kesana lagi" Dika berkata dengan penuh putus asa.
"Kau tidak punya pilihan. Kau harus membuktikan omonganmu itu. Kau harus pergi bersamaku. Kalau tidak, aku akan meremukkan kacamatamu. Aku juga akan menyebarkan rumor bahwa kau adalah seorang gay yang naksir padaku. Bagaimana? Maukah kau mengambil risiko itu?" Raka menatap Dika dengan tatapan dingin dan sinis Raka tidak peduli dengan tolakan Dika. Dia sudah membuat keputusannya. Dia menarik tangan Dika dan menyeretnya Dika mencoba melepaskan diri, tapi Raka terlalu kuat. Dia tidak bisa menentang Raka yang lebih tinggi dan berotot darinya. Dia hanya bisa menunduk dan mengikuti Raka keluar dari perpustakaan dengan langkah gontai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zombie Attack - Nusantara
KorkuSeorang dokter dan timnya ditugaskan untuk mengatasi wabah penyakit misterius yang menyerang sebuah Desa kumuh di Bandung. Desa itu bernama Desa Awal Wirama. Namun mereka tidak menyadari bahwa penyakit itu sebenarnya adalah virus zombie. Desa Awal W...