Duniaku?
*****
"Berapa harga lukisan ini?" ucap seorang laki-laki di sebuah toko lukisan, dia terlihat mengenakan jas ke abuan dan sepatu hitam yang mengkilat, tapi looknya seperti umur 40an.
Gadis yang merupakan penjual lukisan pun kaget, bagaiamana tidak? Laki-laki itu langsung menunjuk lukisan yang sangat berarti bagi gadis itu. Dia terpaksa menjualnya karna tidak ingin mengingat Kembali moment yang membuatnya sakit, karina rasa sekarang waktu yang tepat untuk menjualnya..
Dengan terpaksa dia memberitahu harga lukisan itu dan memberikan lukisan yang sangat bernilai baginya kepada laki-laki itu.
Gadis itu Bernama Karina Van Daleb, tapi untuk sekarang dia tidak menggunakan nama itu melainkan dia merubahnya menjadi Karina Zefanya. Dia merupakan seorang anak yang berasal dari belanda, tapi karna ke angkuhan kakak tirinya dia memutuskan kabur ke rumah ibunya yang berada di Indonesia tanpa sepengetahuan mommy (ibu) dan daddynya.
Namun setelah ia sampai di rumah sang ibu, dia tidak yakin untuk tinggal disana, karina tidak mau ibunya sampai tau karina sedang berada di Indonesia. Jadi karina memutuskan untuk membeli rumah, tidak terlalu mewah seperti rumah ibunya tapi setidaknya dia punya tempat tinggal.
Kakak Karina bernama Violetta Aruna, Violetta diadopsi oleh keluarga karina pada saat kecil, dan pada saat itu dia sedang menjual tissue di lampu merah kota Jakarta. Violetta sangat berbanding terbalik dengan karina, Violetta sangat angkuh, egois, dan terus ingin mencelakai karina agar dia yang menjadi putri satu-satunya di keluarga karina.
Kini sudah masuk waktu petang, karina harus segera pulang. Sebab, di rumah bibi tina sudah menunggunya, rumah karina memang tidak mewah tapi cukup luas dan dengan kerja kerasnya sebagai pelukis, karina mampu menyewa pembantu yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.
Setelah dirasa semua sudah tertutup, karina dan beberapa kariyawan nya akhirnya pulang kerumah mereka masing-masing. Toko lukisan yang karina rintis selama 1,5 tahun akhirnya sukses sampai sekarang ini, jadwalnya pun hanya dari jam 08.00-06.00 sore.
"Assalamualikum bi, karina pulang." Ucap karina sambil membuka sepatu dan kaos kakinya kemudian meletakkannya di tempat sepatu.
"Waalaikum salam non, sini biar bibi bantu. Non arin mandi dulu setelah itu makan, bibi sudah siapkan makanan untuk non arin." Arin adalah nama panggilan untuk orang terdekat karina saja, seperti sahabatnya Bella (Isabella Grace), mommy and daddynya, violetta dan bibi tina.
"Uhhh kak arin!! baru pulang ya? pasti lo capek banget kan kak, gue kangen deh." Gadis cantik yang sekarang sedang duduk di bangku kls 3 SMA itu langsung memeluk karina dengan erat, dia Ajeng Fauziyah Brama anak dari bi tina. Bi tina juga mempunyai seorang anak laki-laki yang usianya 3 tahun lebih tua dari karina yang berumur 23, bisa di bilang Nichole Sebastian Brama berumur 25 tahun.
Nichole sudah di anggap kakak oleh Karina, dan begitupun dengan Nichole yang sangat menyayangi karina seperti adiknya sendiri. Mereka semua tinggal di rumah karina kecuali Bram ayah Ajeng, soalnya udah engga ada alias di pangkuan tuhan.
Nichole bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta berkat bantuan dana dari karina, tidak hanya itu Nichole juga merupakan anak yang cerdas, jadi gampang untuk di rekrut menjadi karyawan atas kemampuannya itu.
Karina membalas pelukan ajeng dengan lembut, sungguh dia sangat menyayangi ajeng seperti adiknya sendiri.
"Yakali pulang kerja ga capek, tadi juga banyak orang yang pergi ke toko gue. Seneng deh bisa cepet pulang soalnya di rumah ada kalian."
"Udah sana kak mandi lo bau soalnya." celetuk ajeng kepada arin dengan posisi tangan yang menutup hidung dan langsung berlari menuju dapur. Karina hanya membalas dengan senyuman, ajeng memang titisan dakjal.
"Bu, kak arin baik banget ya mau nerima kita di rumahnya, sayang banget ajeng bu sama kak arin."
"Iya nak, kakak kamu emang manusia paling baik di dunia ini, bagi ibu.. Arin, kamu sama Nichole harta paling berharga ibu melebihi apapun."
Karina turun dari tangga menghampiri mereka yang sedang berbincang ria di dapur.
"Wah kalian bahas apaan? Ikut dong!!" mereka berdua yang sibuk berbincang tiba-tiba menoleh ke arah suara yang mengagetkan mereka.
"Kak lo itu ga di ajak."
"Apasih ajeng, sensi amat! Kenapa hm? Ada maunya nih pasti"
"Dihh apaan engga yaaa, yok kita makan kak, bu, bentar lagi kak Nichole juga pulang kan." Ajak ajeng kepada bi tina dan juga karina ke meja makan.
Belum beberapa menit mereka duduk terdengar suara dari luar yang sangat tidak asing bagi mereka.
"Assalamualaikum, Nichole pulang." Sapanya dari balik pintu, tak lama kemudian Nichole pun ikut bergabung Bersama mereka hingga acara makanpun di mulai.
"Bang Nichole mending mandi deh, bau soalnya!!"
"Tumben bener jengg, sana bang mandi dulu abis itu makan bareng-bareng." ucap Arin membenarkan ucapan Ajeng.
"Orang wangi gini di bilang bau, kalian tuh mulut sama idung atas bawahan jadinya bau, pake segala ngatain abang bau." sangat harmonis ya keluarga kecil ini, bi tina yang menyaksikan perbincangan mereka mulai membentuk senyum yang terangkat oleh bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Embrace
Random"Bel, ga mungkin kan lo ga tau dia siapa?" Arin kembali me mention perempuan itu sambil melirik sesekali. "Ya ga tau lah!! lo pikir gua se butterfly itu bisa hinggap sana-sini ke sembarang orang?" bantah Bella dengan keras membuat Arin ingin menonjo...