"Jika dengan menyerah bisa membuat semuanya berakhir, kenapa tidak mengakhiri saja? Persoalan dunia memang tidak ada habisnya, tapi bisakah aku bahagia sedikit saja?"
***
Setelah membisikkan kalimat itu kepada arin, ethan meminta izin untuk pergi dari sana. Entah kenapa tiba-tiba Karina merasakan sesak pada dadanya.
"Kenapa gue tiba-tiba kaya gini? Siapa sebenarnya ethan itu, kenapa tuh orang bisa tau semuanya tentang gue," gumam karina sambil memegangi dadanya yang sesak.
"Kalau dia bisa tau siapa gue, mustahil kalo gue ga bisa tau dia siapa." Lanjutnya kemudian mengambil handphone yang ada di atas meja dan menelpon seseorang
"Halo kak, tolong cariin gue informasi lengkap seorang Leonardo Ethan."
Merasa ada yang sedang memperhatikan, arin memutuskan untuk pulang lebih awal saja untuk beristirahat di rumah.
"Ricko, gue balik duluan ya" dengan gesit laki-laki itu berjalan menghampiri arin.
"Mmm u okay?" benar, yang memperhatikan Arin sedari tadi adalah Ricko. Dia khawatir dengan keadaan Arin yang sekarang sedikit terlihat pucat.
"I'am okay, tenang aja gue gapapa kok. Gue titip toko ya, ntar insight penjualan lo kirim ke email gue aja." Arin terlihat buru-buru meninggalkan toko, sedangkan Ricko sedikit tidak percaya dengan ucapan Arin.
"Tolong tokonya di jaga sebentar ya, gue mau nyusul Arin dulu " Ucapnya kepada salah satu karyawan, kemudian dia memutuskan untuk mengikuti mobil Arin.
Dalam perjalanan menuju rumah, handphone arin berdering menandakan ada seseorang yang sedang menlponnya, sementara itu dia tidak menyadari bahwa Ricko sedang mengikuti mobilnya dari belakang.
"Arin!! Gue udah di indo, lu bisa jemput gue ga di bandara? Gue kangen banget sama lo tau gaa!" Ucap seorang gadis di balik telpon itu.
"Gue juga kangen sama lo bel, tunggu yaa gue jemput. Lo jangan kemana-mana" jawab arin dengan nada suara yang lemas tapi berusaha di kuat-kuatin.
"Rin u good-..
Belum sempat melanjutkan ucapannya, arin sudah menutup telpon bella terlebih dahulu.
"Ih kebiasaan nih si arin, gue kan khawatir. Awas ya lo sampai kenapa-kenapa gue ga ngajakin ngomong." Dumel bella dengan raut wajah khawatirnya.
Ricko yang dari tadi sedang mengikuti mobil arin mengerutkan keningnya,
"Inikan bukan jalan ke rumah Arin, tapi jalanan ke bandara. Lo mau kemana sih Rin? Gue khawatir sama lo." Gumamnya, kemudian terus mengikuti mobil arin.
Setelah 30 menit berlalu, Arin dan di ikuti mobil Ricko telah sampai di bandara.
Bella yang mendapati Arin yang sudah sampai memutuskan untuk menghampiri Arin dan langsung memeluknya.
"Duhh kenapasih pake kabur segala sih lo?! Gue ga ada temen di belanda ih, lo tau ga?," tidak usah di tanya, pasti kalian kalo ketemu sama sahabat lama pasti langsung pelukan dulu, apalagi Bella emang orang Indonesia asli dan kebetulan dapat beasiswa di belanda jadinya bestian sama Karina.
"Ga"
"Apasih, gue belum ngasih tau juga,"
"Violetta bikin ulah lagi, dasar ya orang tolol" lanjut Bella, emosinya kerasa banget yaaa.
"Hustt, ga boleh ngomong gitu, mending kita pulang sekarang" emang ya arin bikin bella jadi manyun.
Baru saja ingin membuka pintu mobil karina Kembali merasakan sesak, bella yang baru saja memasukkan kopernya spontan menahan tubuh arin yang hampir saja jatuh ke bawah, dan mendudukkan arin di kursi samping supir.
"Arin ihh jangan bikin panik, lo kenapa hah? Rin, please can u hear me!!?" panik bella yang sekarang sedang membantu arin mengatur nafasnya yang sedari tadi tidak terkontrol.
Mana Ricko? Ya, ricko kebelet pipis makanya ke wc terlebih dahulu, setelah dari wc dia melihat arin yang sekarang sedang duduk di pinggir kursi mobil di bantu bela yang sedang menahan agar arin tidak terjatuh, melihat itu Ricko sangat panik dan memutuskan untuk menghampiri mereka, namun..
"Ini Karina kenapa?" tanya seorang lelaki tampan, tinggi dengan pakaian kaos oblong putih dengan luaran jacket hitam dan celana jeans, sepatu putih dan kecamata hitam. Karina hanya mendengar dan melihat sekilas wajah ethan dan akhirnya kehilangan kesadaran di pelukan ethan. (sebenarnya ga tapi sy maunya yg romantis).
"Lo siapa? Eh tapi kalo emang lo temennya sahabat gue bantuin dong, ini gue ga tau dia kenapa!!" bella yang panik setengah mati terpaksa menjawab ucapan lelaki itu.
"Gue Ethan, udah mending sekarang lu masuk mobil kita kerumah sakit biar gue yang nyetir," bisa dilihat dari raut wajah ethan yang ikut khawatir dengan keadaan Karina.
"Kenapa harus lo? Kenapa gue harus ketemu sama lo, kenapa lo datang ke kehidupan gue dan bikin semuanya jadi hancur" suara hati Arin saat sebelum kesadarannya hilang .
Mas ethan sih harusnya langsung dibawa ke Bengkulu aja secepatnya ( bersama ke penghulu),
Dahh janlup vote dan votee, nanti di suruh "Atasan dikit sayang" story from (pilot dan pramugari jingann).
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlit Embrace
Random"Bel, ga mungkin kan lo ga tau dia siapa?" Arin kembali me mention perempuan itu sambil melirik sesekali. "Ya ga tau lah!! lo pikir gua se butterfly itu bisa hinggap sana-sini ke sembarang orang?" bantah Bella dengan keras membuat Arin ingin menonjo...