1

183 14 6
                                    

Semua tokoh dalam cerita adalah milik Masashi Kishimoto. Penulis hanya meminjam nama dan visualisasi.

boyslove

Mpreg

.

.

.












































Seorang lelaki dengan rambut diikat tinggi tengah sibuk memindahkan roti yang baru saja dipanggangnya ke atas piring. Sosoknya dengan lihai menata hidangan di atas meja lalu terakhir menuangkan jus tomat pada sebuah gelas. Baru saja dirinya akan beranjak menuju kamar, suara lucu seorang anak memasuki indra pendengarannya. 

"Papa, selamat pagi." Suara cempreng dengan nada semangat itu membuat lelaki dengan nama lahir Deidara Iwa itu tersenyum hangat. 

"Pagi, Sasuke sayang." Jawab Deidara setelah memberikan kecupan dikening sang anak semata wayang. 

Anak dengan nama Sasuke tersebut dengan mandiri naik ke atas kursi dan duduk dengan tenang menunggu Papanya meletakan berbagai makanan di atas piring. Tak lupa segelas jus tomat sudah tersaji di depan Sasuke membuat bocah lelaki berparas tampan itu tersenyum senang. 

"Selamat makan." Suara riang dari sang anak semata wayang hanya ditanggapi dengan kekehan ringan dari Deidara. 

"Papa ganti baju dulu, oke." Setelahnya Deidara berjalan menuju kamar.

Bergegas membuka lemari lalu mengambil pakaian sekenanya. Deidara bukan orang yang pemilik soal pakaian, apa pun akan dipakaianya asal nyaman. 

Hoodie hitam kebesaran, celana hitam panjang yang cukup ketat membingkai kaki rampingnya. Tak lupa Deidara mengikat rambut pirangnya hingga keseluruhan wajahnya terlihat. Sebagai pelengkap, Deidara memakai sepatu boots tingginya yang membuatnya bertambah tinggi walau hanya beberapa centi. Terakhir, mengoleskan sedikit pewarna bibir supaya wajahnya terlihat segar dan tidak pucat. 

Ketika sampai di dapur, Deidara melihat putranya tengah meletakkan piring di wastafel dengan tubuh kecilnya bertumpu pada sebuah kursi. Hal kecil itu membuat Deidara tersenyum bangga.

"Anak Papa pintar sekali." Puji Deidara ketika putranya itu turun dari kursi. 

"Siapa dulu. Suke. . ." Sasuke menyombongkan dirinya dengan menepuk dadanya dua kali. "Pa, apakah ini hari terakhir Suke di daycare?" 

Deidara bisa melihat raut murung diwajah tampan putranya. "Maaf untuk itu, sayang. Karena pekerjaan Papa kita jadi harus pindah. Apa Suke keberatan dengan?" 

Dengan lembut, Deidara membawa tubuh kecil putranya dalam gendongan. 

"Tidak, Pa. Suke tidak keberatan sama sekali karena kemanapun Papa pergi Suke akan ikut." 

"Baiklah, kalau begitu ayo kita berangkat ke daycare. Mungkin Papa akan menjemput Sasuke agak terlambat karena hari ini adalah hari terakhir Papa ada banyak pekerjaan." Ujar Deidara yang hanya dibalas oleh Sasuke dengan anggukan mantap. 

Lalu lelaki dengan sepasang mata biru mengambil tas tangannya dan juga tas gendong Sasuke yang berisi perlengkapan sang anak. 















....















Ruang yang terisi delapan orang tersebut terasa begitu mencekam. Hawa dingin yang keluar dari seseorang yang duduk di ujung meja adalah penyebabnya. 

Sosoknya kini tengah membolak-balik laporan keuangan dengan wajah kesal yang sangat kentara. Bagaimana tidak jika dirinya baru saja mendapat laporan bahwa telah terjadi kesalahan pencatatan laporan keuangan. 

"Apa saja yang kalian lakukan? Berapa tahun kalian bekerja hingga membuat laporan seperti ini saja tidak becus, hah?!" 

Brak....

Sosok dengan warna mata sehitam arang itu baru saja membanting map dibegitu keras membuat semua orang yang ada di ruangan ini berjengit kaget. 

"Presdir, maaf kami—" 

"Maaf? Kalian meminta maaf setelah membuat perusahaan mengalami kerugian begitu banyak. Kata maaf kalian tidak akan bisa mengganti kerugian yang terjadi." Belum sempat seorang karyawan menyelesaikan kalimatnya. Orang yang dipanggil Presdir tersebut sudah memotongnya dengan nada suara yang terdengar serat akan kemarahan. 

"Rapat selesai." Setelah berujar demikian. Lelaki dengan paras tampan nan menawan tersebut keluar dari ruang rapat sembari melonggarkan ikatan dasinya yang seakan mencekik leher. 

"Kisame, lakukan apa yang harus kau lakukan." 

"Baik, Presdir." Perintah tersebut langsung dituruti oleh Kisame yang menjabat sebagai tangan kanan Presdir perusahaan ini. 

Kisame berjengit kaget ketika pintu ruang Presdir ditutup dengan kencang oleh sang pemilik ruang. "Astaga, dia benar-benar berubah." Ujar Kisame sambil menggelengkan kepalanya. 

Itachi Uchiha, merupakan seorang Presiden Direktur dari sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan mobil mewah. Jabatan ini baru saja dipegangnya satu tahun belakangan menggantikan sang kakak sepupu yang dipindahkan ke perusahaan lain yang bergerak dibidang properti. 

"Hah ... " Itachi menghela nafas berat ketika baru saja menghempaskan tubuh lelahnya di atas sofa. Matanya hendak tertutup ketika dirinya merasakan ponsel dalam sakunya bergetar menandakan ada panggilan masuk. 

"Hn." 

" .... "

"Malas." 

" .... " 

"Aku malas Yahiko." Setelah berkata demikian, Itachi menutup sepihak panggilan telponnya. 

Matanya menerawang jauh. Otaknya tiba-tiba saja mengingat sosok penting yang pernah hadir dalam hidupnya. Tapi sayang, sosok tersebut sudah menghilang sejak empat tahun lalu membuat Itachi sempat kehilangan arah dan menyebabkan perubahan drastis pada dirinya. 

"Kau di mana?" 




TBC. . .
















Disenin siang yg mendung dari tadi pagi ini aku membawa cerita baru wahaiii kawand-kawand.

Walopun ceritanya wetpett bnget tapi smoga bisa menghiburrrrr para penumpang kapal getek yg ceritanya harus dicari sampe ke dasar kerak bumi.

STORY (ItachixDeidara) On GoingWhere stories live. Discover now