14

89 13 5
                                    








.





"Kenapa Paman Itachi punya banyak robot?" Sasuke bertanya pada wanita yang mengaku sebagai ibu dari Paman Itachi ini.

"Paman Itachi sudah suka robot sejak kecil, jadi koleksi robotnya banyak." Jawab Mikoto sembari membersihkan remahan cookie disekitar mulut Sasuke. 

Mereka berdua kini ada di depan sebuah lemari kaca yang didalamnya terdapat banyak robot berjejer rapi. Sasuke sibuk melihat robot-robot itu dengan antusias sambil sebelah tangannya memakan cookies dan yang sebelah lagi mendekap erat toples plastik di depan dada. Mulutnya bergerak-gerak lucu karena mengunyah. 

"Akan Suke hitung berapa, lebih banyak dari punya Suke tidak." Anak itu mencondongkan tubuh dan menempelkan jari telunjuknya pada kaca etalase lalu mulai menghitung. 

"Satu, tiga, enam, sembilan, tiga, satu, sepuluh...." Sampai pada angka sepuluh anak itu terdiam, lalu menolehkan kepalanya pada Mikoto dengan pandangan bertanya, "Ibu Paman Itachi, setelah sepuluh berapa, Suke lupa. Padahal Papa sudah ajarkan."

Mendengar pertanyaan Sasuke, Mikoto tertawa renyah. "Astaga, kenapa kau lucu sekali." Dengan gemas Mikoto memeluk tubuh Sasuke semakin erat, bocah ini sangat menggemaskan. Walau wajahnya sama persis dengan Itachi, tapi dari segi sifat mereka sangat berbeda. 

"Kau bahkan belum menghitung dengan benar, Suke. Setelah satu itu harusnya dua, bukan tiga." Mikoto mencubiti pipi bocah itu yang kini sudah makan cookies keduanya. 

"Ngomong-omong, Papa Suke itu seperti apa?"

Sebelum menjawab Sasuke sedikit berpikir, tangan kanannya masuk ke dalam toples untuk mengambil cookies ketiga, "Papa Suke cantik, rambutnya panjang, sering masak enak untuk Suke, belikan mainan dan es krim juga. Papa juga sering pukpuk Suke kalau mau tidur, peluk-peluk Suke kalau menangis."

Mikoto mengernyitkan kening bingung mendengar jawaban Sasuke, "Papa Suke rambutnya panjang? Cantik?" 

Sasuke mengangguk mantap, "Iya, Papa Suke itu cantik. Rambutnya panjang seperti milik Ibu Paman Itachi, tapi warnanya tidak hitam. Suke lupa nama warnanya apa, kata Papa itu sudah sejak lahir. Oh ya, dan Papa itu punya warna mata seperti langit, warna biru." 

"Boleh tidak kalau kapan-kapan Ibu Paman Itachi bertemu Papa Suke?" Tanya Mikoto yang sekali lagi membersihkan remahan cookies disekitar mulut Sasuke. 

"Bertemu Papa Suke?" Sasuke bertanya dengan mulut penuh yang lalu dibalas anggukan mantap oleh Mikoto, "Nanti Suke tanya Papa dulu." 

Wanita paruh baya itu tersenyum lembut. Tangannya dibawa untuk mencubit kecil pipi gembul anak dalam gendongannya.

Jadi, ini Sasuke. Nama yang tak sengaja ia dengar dari sambungan telfon sang anak yang belum terputus.














.

.

.
































Dua insan dengan gender yang sama tersebut tengah melihat sebuah album foto bersama-sama. Deidara sudah berjanji pada Itachi akan memperlihatkan semua pertumbuhan Sasuke yang rutin dirinya abadikan. 

"Ini ketika Sasuke masih berusia 8 minggu, dia kecil sekali saat itu, tapi detak jantungnya sudah terdeteksi." Jelas Deidara sambil menunjukkan sebuah foto USG, "Lalu ini adalah Sasuke ketika dia berusia 12 minggu. Ini USG ke-3 yang aku lakukan, usianya saat itu 20 minggu. Semuanya sehat, dari ginjal, paru-paru, hati dan jari kaki serta tangannya sudah dapat dihitung." 

STORY (ItachixDeidara) On GoingWhere stories live. Discover now