9

158 19 3
                                    



































Hari-hari Deidara tak berbeda seperti hari yang lalu. Diawali dengan bangun pagi, memasak sarapan, lalu menyiapkan sang anak untuk diantarkan ke daycare.

Kini lelaki itu tengah mengelap piring yang baru saja dipakaianya dan sang anak untuk sarapan. Bukan menu yang rumit, pagi ini Deidara hanya membuat pancake. Makanan yang dalam pembuatannya tak memerlukan banyak waktu.

"Papa, nanti bisa temani Suke tidak untuk membuat kerajinan. Miss Ino bilang harus dengan orangtua." Permintaan dari anaknya itu membuat Deidara tampak menyesel.

"Maaf, sayang Papa sungguh ingin. Tapi hari ini Papa ada pekerjaan merancang gaun yang harus segera diselesaikan." Jangan tanya bagaimana perasaan Deidara. Penyesalan dan rasa bersalah benar-benar menguasai hatinya. Ini adalah salah satu kelemahan menjadi orang tua tunggal.

"Ya sudah tak apa jika Papa tak bisa. Nanti Suke dengan Mitsuki saja. Dia bilang Papanya hari ini juga tidak bisa datang." Walau anaknya menjawab tak apa, tapi Deidara tau bahwa terdapat kesedihan dan keinginan untuk ditemani.

Diangkatnya tubuh kecil sang anak dalam gendongan, "Sebagai gantinya bagaimana jika hari minggu besok kita ke taman bermain."

Mendengar kata taman bermain, wajah murung Sasuke langsung berubah menjadi cerah. "Janji ya, Pa. Besok minggu kita ke taman bermain."

"Tentu saja Papa tidak berbohong." Ujar Deidara.

"Suke sayang Papa." Anak itu mengecup singkat bibi Deidara membuat lelaki dewasa itu membalasnya dengan menggesekan hidung miliknya dengan milik sang anak.

"Papa lebih sayang Suke."























....





























Sejak saat dimana terungkap dengan jelas bahwa Sasuke adalah putranya, Itachi jadi lebih sering menemui anak itu.

Seperti sekarang. Lelaki yang masih terlihat tampan pada usia kepala tiga itu berjalan memasuki tempat penitipan anak dimana Sasuke berada.

Mungkin ini bisa terbilang nekat untuk menemui putranya karena Itachi bahkan sama sekali belum meminta penjelasan dan persetujuan dari Deidara.

Putranya?

Bolehkan Itachi menyebut anak yang memiliki kemiripan wajah dengannya itu demikian?

"Tuan Uchiha, anda kesini lagi? Ingin bertemu Sasuke?" Seorang perempuan berambut pirang panjang yang Itachi tau adalah salah satu pengasuh di sini menyapanya.

"Ya, seperti biasa." Jawab Itachi singkat.

"Sepertinya anda datang disaat yang tepat. Sasuke murung sejak tadi, anak itu tidak mau bergabung dengan yang lain." Jelas perempuan bernama Ino yang membuat Itachi tanpa bertanya lebih lanjut langsung memasuki sebuah ruangan cukup luas yang didalamnya terdapat banyak anak kecil beserta orang tua mereka.

Benar saja, ketika Itachi sudah sampai di sana. Dirinya melihat Sasuke yang hanya diam di pojok ruangan dengan wajah murung sambil melihat anak-anak yang lain.

Sepertinya Itachi bisa menebak apa yang terjadi pada putranya.

"Sasuke." Ketika mendengar panggilan Itachi, anak itu langsung bangkit dan berlari kecil kearahnya.

"Paman Itachi." Seruan bahagia yang disertai dengan kedua tangan kecilnya yang terangkat tinggi membuat Itachi tersenyum lembut dan mengangkat tubuh kecilnya untuk digendong.

STORY (ItachixDeidara) On GoingWhere stories live. Discover now