"Ck, lowbat," decak Flora menyadari ponselnya mati. Flora menyimpan benda pipih itu kembali ke dalam tas dan bersandar pada jok mobil Jessi sembari menghela napas. Sepertinya Flora terlalu menikmati waktu berkeliling festival sampai tidak sadar ponselnya kehabisan baterai.
"Flo, lo baik-baik aja?" tanya Jessi sedikit khawatir. Jessi sesekali menoleh ke arah Flora dan jalan bergantian.
"Hm. Kenapa emang?"
"Enggak ..." balas Jessi menggantung. Jessi memperhatikan Flora sekali lagi untuk memastikan, sebelum akhirnya melanjutkan, "mungkin perasaan gue doang, tapi lo kelihatan capek," ucap Jessi kemudian kembali mengamati jalanan di depannya.
Flora diam untuk merasakan dirinya sendiri. Setelah beberapa saat, sepertinya kata Jessi ada benarnya. Flora merasa pegal, suhu tubuhnya juga sedikit naik. Flora hampir tidak bisa menyadari itu karena AC di dalam mobil. Namun, kalau dia memang kelelahan karena jalan-jalan, seharusnya kakinya juga sakit, tetapi alih-alih demikian Flora lebih merasa pusing di kepalanya.
Apakah energi sosialnya habis selepas berada di kerumunan banyak orang? Memungkinkan, tetapi Flora rasa itu tidak cukup berpengaruh. Dia gampang lelah jika bertemu banyak orang yang dia kenal, kalau sebaliknya Flora lebih sering merasa baik-baik saja. Flora menyukai keramaian di mana tak ada seorang pun yang mengenalnya.
Apa mungkin telat makan? Flora ingat kali terakhir dia makan nasi adalah sebelum berangkat ke event tadi, tetapi selama di sana Flora juga menerima banyak asupan makanan dari Jessi. Flora memejamkan mata dan memaksa otaknya berpikir, dia tidak boleh menyianyiakan perbekalannya selama satu tahun menjadi anggota ekstrakurikuler PMR kalau begini saja dia tidak bisa menjaga kesehatan dirinya sendiri.
Pusing, pegal di bagian belakang leher, demam, dan sedikit rasa mual. Ini bukan gejala asam lambung karena Flora tidak merasakan sakit di ulu hatinya, ini juga bukan disebabkan kelelahan fisik karena tubuhnya tidak letih. Namun, entah mengapa Flora merasa kalau gejala ini tidak asing baginya.
Usai mengheningkan cipta selama beberapa saat, Flora mendadak terbeliak ketika ia ingat apa yang menyebabkan kejanggalan-kejanggalan ini pada tubuhnya.
"Jessi, sekarang tanggal berapa?!" tanya Flora tiba-tiba dengan muka sedikit panik.
"Eh, gak tahu," jawab Jessi bingung. "coba lihat HP gue itu di sana."
Flora langsung mengambil ponsel Jessi di bawah dashboard kemudian melotot melihat saat ini adalah tanggal 12 Maret. "Shit," umpat Flora pelan. "bisa-bisanya gue lupa?"
Flora nyaris lupa kalau ini adalah alasan dia berusaha mencari celah untuk kabur dari acara dies natalis sekolah. Sialnya, Flora terlalu sibuk berlatih bersama Badrun dan yang lainnya selama satu minggu terakhir sampai-sampai dia tidak ingat soal masalahnya yang satu ini.
Tubuh Flora mendadak mengeluarkan reaksi yang sebelumnya terpendam. Flora mengembalikan ponsel milik Jessi dan kembali bersadar pada jok dengan lemas. Sial, kalau saja Flora tidak menyadari situasinya, mungkin dia akan baik-baik saja sampai nanti di tiba rumah. Sekarang Flora merasa lebih pusing dan sangat mual.
"Flora?" tanya Jessi panik melihat Flora terkulai lemas, "lo kenapa anjir?! PMS?!"
Flora memejamkan mata dan menghembuskan napas panjang merasakan kepalanya berputar-putar. "Iya," balasnya pelan.
Jessi menjadi semakin panik ketika Flora menanggapi pertanyaannya dengan sangat lemah. Jessi langsung memfokuskan dirinya pada jalan dan menambah kecepatan untuk segera tiba di rumah Flora. Mobil Jessi segera melesat melewati kendaraan-kendaraan lain di jalan raya.
Tak berselang lama, mereka akhirnya tiba di kediaman Flora. Jessi segera memarkirkan mobilnya di depan rumah gadis itu kemudian membantu Flora yang mendadak sempoyongan untuk berjalan.