12. Lampu Hijau

808 121 56
                                    

Jessi berbaring lesu di atas kasur dengan pandangan tertuju pada layar ponsel. Sudah hampir tiga hari berlalu tetapi Jessi belum mendapatkan kepastian dari jawaban Flora. Jessi seketika menghela napas sedih, bohong kalau dia bilang tidak berharap Flora mau menerima ajakannya. Meski demikian, Jessi juga tidak mau menagih karena itu hanya akan membuatnya seperti mendesak Flora. Mau bertanya langsung tetapi Jessi juga sedang absen sekolah.

Jessi benar-benar menuruti kata Flora untuk beristirahat agar gadis itu tidak membencinya, tapi sekarang Jessi malah kangen berat.

"Ternyata bener, ya, kata Dilan. Rindu itu berat, Flo," ujar Jessi dramatis dengan mata berkaca-kaca. Jessi memeriksa kalender yang ternyata sudah menunjukkan tanggal 19. Jessi segera beralih membuka kotak pesannya dengan Flora, riwayat chat mereka bahkan lebih menyedihkan. Interaksi terakhir keduanya adalah saat Jessi menelpon Flora dan membantunya menyelesaikan tugas sejarah kala itu. "Ah, Flora, gue kangen banget, chat gue, please!"

"Jeci, udah malem, jangan teriak-teriak!" sahut suara Mama Jessi dari luar kamar.

Jessi langsung bangkit terduduk dengan muka merah. "JESSICA UDAH GEDE, MA! JANGAN PANGGIL JECI-JECI TERUS, MALU!"

"Tidur sana!"

Jessi merengut dan kembali membungkus dirinya dalam selimut. "Gak tahu apa anaknya lagi patah hati," balasnya lirih kemudian lanjut menangisi Flora, "pantesan gue sering sesek napas gini, orang separuh napasku hilang. Huhu, Flora. Dia pernah mikirin gue gak, ya?"






•••






Flora terdiam menatap layar ponselnya yang mati. Flora membuang napas dan menggeleng, lantas melanjutkan literasinya pada komik yang baru dia beli siang tadi. Namun, belum terlewat satu menit, mata Flora kembali ke arah ponselnya. Flora mendecakkan lidah.

"Kok, dia gak ngabarin jadi pergi apa enggak, sih?" decak Flora gelisah, "masa harus gue yang chat duluan? Jadi kelihatan kalo gue ngarep, gila."

Tiba-tiba ponsel Flora bergetar singkat dengan layar yang menyala. Flora melempar komiknya dan segera menyahut benda tipis itu untuk memeriksa. Namun, begitu membaca notifikasi yang mengambang di layar kuncinya, Flora langsung mengembalikan ponselnya ke meja dengan kesal. Ternyata itu hanyalah pesan dari Ashel yang menanyakan Flora akan pergi ke ulang tahun Indah besok apa tidak. Ashel bertanya pada Flora karena dia bilang Adel tidak mau ikut.

Flora mendengus. "Kenapa malah Ashel yang nanyain gue?!" geramnya. 

Di tengah usaha Flora menetralkan emosi, sebuah lampu tiba-tiba menyala dalam kepalanya. Flora kembali meraih ponselnya dan membalas pesan Ashel.


Flora: gak tau

Flora: ada jessi gak?

Flora: kalo ada skip


Flora tersenyum licik, memang sedikit jahat, tapi mungkin ini akan berhasil untuk membuat Jessi mengonfirmasi mereka jadi pergi atau tidak.


Ashel: anjirr mana tau gue

Ashel: bentar deh gue tanyain zee


Flora meletakkan ponselnya dengan layar yang masih menyala dan menampilkan kotak pesannya dengan Ashel. Flora mengetukkan jarinya menanti, benar saja, tak sampai lima menit kemudian pesan dari Ashel kembali muncul.


Ashel: kata zee, jessi gatau, kemarin udah sempet zee tanyain, terus tadi waktu ditanyain lagi jawabannya ttp gatau

Ashel: tapi kayanya sih ga bakal ada jessi, dia lagi sakit juga kan

FloraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang