8. Putri Tidur

1.8K 182 69
                                    

Flora melihat seorang wanita tersenyum ke arahnya. Tatapannya hangat, senyumannya manis. Flora merasakan kedua sudut bibirnya tertarik membalas senyuman wanita itu. Mata Flora lantas terpejam merasakan usapan lembut jemari wanita itu yang bergerak dari ujung hidungnya naik ke dahi, terus seperti itu selama beberapa kali.

Namun, ketika Flora membuka mata lagi, wanita itu sudah tidak ada.

"Mimpi," gumam Flora memandangi pola plafon di kamarnya. Tangan Flora bergerak naik menyentuh kening dan merasakan demamnya sudah turun. Flora menoleh ke jendela, ternyata malam sudah hampir tiba. Semburat jingga di gradasi langit membuat Flora tersadar kalau dia sudah tidur untuk waktu yang cukup lama.

Flora menyibak selimut dan duduk di tepi kasur mengumpulkan nyawanya yang masih berceceran. Saat tak sengaja menengok ke nakas di samping tempat tidurnya, Flora menemukan beberapa susu kotak dan sebuah bingkisan berisi buah stroberi. Flora mengambil secarik kertas yang tergeletak di dekat barang-barang itu dan menemukan tulisan tangan seseorang.




get well soon flo. please kalo lo udah mendingan kabarin gue, gue khawatir :'(

- jessi, calon pacar lo <3




"Gue tersentuh sebelum baca tiga kata terakhir," decak Flora malas.

Namun, tiba-tiba mata Flora terbeliak. Membaca nama Jessi tertulis di sana membuat Flora teringat kejadian di UKS tadi. Mimpinya barusan seolah saling berkorelasi dengan apa yang Jessi lakukan. Jessi juga menenangkan Flora dengan cara yang sama seperti wanita dalam mimpi Flora itu. Apakah suatu kebetulan? Apa mungkin Jessi juga memiliki kebiasaan yang sama? Apa Jessi mengetahuinya dari Ashel? Flora yakin hanya keluarga dan orang-orang tertentu saja yang tahu kesukaan Flora yang satu ini.

Atau jangan-jangan ... 

... Jessi pernah menerima donor organ dari orang terdekatnya di masa lalu?!

Sial. Jessi bilang dia sedang sakit, bukan? Tidak menutup kemungkinan bahwa pikiran Flora bisa saja terjadi. Pasti alasan Jessi menyembunyikan sakit yang dia derita adalah ini, Jessi tidak ingin Flora mengetahui rahasia Jessi sebelum waktunya. Seharusnya Flora menyadarinya dari awal!

Alasan Jessi mendekati Flora juga bukan karena taruhan atau perasaan pribadinya, pasti karena wasiat orang yang mendonorkan organnya itu! Jessi pasti membawa pesan penting, makanya dia berusaha mendekati Flora untuk menciptakan suasana emosional.

Iya, pasti begitu. Akhirnya, tidak sia-sia Flora kebanyakan menonton film.

Flora segera beranjak untuk mengambil ponsel untuk memberitahukan hal ini pada Ashel dan Adel. Flora ingat dia masukkan ke dalam tas sebelum tampil di pensi tadi. Namun, saat berbalik hendak menuju meja belajar tempat tasnya berada, Flora berhenti dan buru-buru merubah raut muka puasnya menjadi datar setengah terkejut karena Freya memergokinya di ambang pintu dengan tatapan takut.

"K-Kak Flora kenapa senyum jahat begitu?" tanya Freya bergetar.

"Eh, hah? Mm, gak. Siapa yang senyum? Orang lagi pusing." Flora langsung memegangi kepalanya dan berlaga keliyengan sampai kembali duduk di tepi kasur. "Ah, pusing, aduh, aduh."

Freya memutar mata malas. "Sekarang aku tahu kenapa nilai praktik drama kamu jelek, Kak."

"Oi," Flora memicing tajam. Belum puas Flora melemparkan tatapan mengintimidasi untuk Freya, atensinya tiba-tiba teralihkan pada seseorang yang berdiri di belakang Freya. Flora membulatkan mata sempurna mengenali siapa gadis berambut panjang itu. Jessica Chandra!

"Oh, iya, nih ada tamu." Freya menggeser tubuhnya agar Flora bisa melihat Jessi lebih jelas.

Jessi meringis canggung dan melambaikan tangan kaku. "Hai, Flora." Jessi menarik tangan kirinya yang membawa bingkisan berisi berbagai macam buah. "Gue bawain pisang, apel, pepaya, jeruk, sama jambu. Tadi Kak Indah bilang kayanya lo darah rendah, jadi gue beliin buah-buah ini. Gue juga bawa pisau kalo lo pingin gue yang kupasin."

FloraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang