Mimpi?

6 3 1
                                    

Baru tiga hari resmi berpacaran dengan Agam, hal - hal tidak menyenangkan menghampiri kami berdua. Dimulai dari ibu nya yang tidak menyukai hubungan ku dan Agam hingga kesalahpahaman yang terus terjadi.

"Nanti jadi kan ketemu?" ucap Ica melalui grup

"Jadi" jawab Mira

"Pukul 14.00 kan?" tanya Tama

"Nanti aku menyusul" ucap Ila

Setelah sekian lama kami tidak berkumpul dengan formasi lengkap, akhirnya hari ini kami dapat berkumpul bersama. Aku berangkat dengan Agam, Mira dengan Ica, dan lagi - lagi Tama sendiri.

Sampai di taman, kami berlima tanpa Ila berbagi cerita. Menceritakan bagaimana dulu kami bisa bertemu hingga aku bisa resmi pacaran dengan Agam. Geli rasanya mengingat - ingat masa - masa dulu.

"Baaaa" aku menjitak gemas kepala Agam

"Sakit ih, kok gitu sama pacar nya"

"Memang kita pacaran?"

"Loh, kok gitu. Tidak dianggap aku nya? Sedih"

"Kapan kita pacaran?"

"Welah, Lea. Gimana kamu itu" ucap Tama

"Oh iya, lupa. Habis nya kita pacaran tidak ada beda nya dengan sebelum pacaran"

"Ada beda nya"

"Apa"

"Aku makin sayang sama kamu"

"Masa?"

"Iya lah" ucap Agam sambil mencubit pipi ku

"Jadi, kita disini dijadikan nyamuk saja nih?" ujar Mira

"Iya nih" sambung Ica

"Ya memang begitu kan mereka" ucap Tama

"Iya maaf deh ya"

Beberapa menit kami mengobrol, Ila datang dan langsung ikut bergabung bersama kami. Berbagi cerita, bernyanyi bersama, dan lain hal. Namun, tiba - tiba perasaan ku tidak karuan. Pikiran ku seketika berubah 180°. Aku perlahan teringat akan masa lalu Agam. Masa lalu yang pernah ia kenalkan kepada ibu nya dan ia bawa ke rumah. Ya, perempuan itu bernama Nana.

Aku tidak tahu mengapa pemikiran - pemikiran negatif selalu saja muncul di kepala ku sejak aku dan Agam resmi berpacaran. Membuat dada ku sesak dan tubuh ku gemetar saat pertanyaan - pertanyaan tidak jelas itu muncul di kepala ku.

"Lea kamu kenapa tiba - tiba diam?" tanya Ica

"Hah, tidak apa kok"

"Cerita saja kalau ada apa - apa. Masa iya kesambet hahaha. Bilang aja Lea" ucap Tama

"Oh iya, aku hanya bisa kumpul sebentar karena ada janji sama Chandra. Aku balik duluan ya kalian have fun aja" ucap Ila

"Aman - aman. Hati - hati"

Setelah Ila pergi, aku semakin terdiam membuat teman - teman ku heran mengapa aku sedari tadi hanya diam. Agam juga menanyakan apakah aku sakit atau sedang ada masalah. Namun, aku hanya terdiam menahan tangis. Lalu aku mengajak Mira dan Ica untuk mengobrol agak menjauh dari Tama dan Agam.

Aku menjelaskan pada Mira dan Ica alasan aku terdiam sejak tadi. Seketika air mata ku mengalir walau pun sedikit. Dada ku terasa sakit sekali ketika menjelaskan. Namun, aku berusaha untuk tetap tegar. Setelah aku selesai mengeluarkan beban, aku, Mira, dan Ica kembali ke gubug.

Inikah yang Kau Sebut Kasih SayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang