jinbadboy_
Pagi ini kedua kakak beradik hendak turun dari bus ketika sampai di sekolah, seseorang di belakang mereka tak sengaja terdorong ke depan menabrak Jin Ae dan Aera sehingga terjatuh dan terluka.Jin Ae sedikit meringis, telapak tangannya yang digunakan untuk menahan berat tubuhnya ketika terdorong tadi terluka dan terasa perih. Jin Ae membantu Aera berdiri yang terluka cukup banyak darinya, lututnya mengeluarkan banyak darah sampai merambat ke betis, tangannya kotor dan tergores aspal.
Jin Ae membantu Aera berjalan ke dalam sekolah membawanya ke UKS untuk mendapat perawatan.
"Maafkan aku, aku malah menjatuhimu." Ucap Jin Ae menatap khawatir pada luka saudarinya.
"Tidak, eonnie tidak salah. Eonnie berada di belakang ku dan kita terdorong dari belakang." Aera tidak ingin kakaknya itu menyalahkan dirinya sendiri.
"Duduk dulu."
Mereka sampai di UKS. Aera duduk sementara Jin Ae mengambil kotak P3K untuk mengobati luka Aera.
"Tahan ya aku bersihkan dulu." Ucap Jin Ae, berlutut di depan menyamakan tingginya dengan lutut Aera.
Aera menatap teduh perempuan yang sedang mengobati lukanya, ada rasa bersalah karena membuat khawatir dan merepotkannya sepagi ini padahal ia bisa mengobati lukanya sendiri tapi Aera hapal betul dengan sikap Jin Ae yang tidak suka dibantah olehnya.
Aera tahu bagaimana usaha Jin Ae melindunginya, rela bertaruh untuk dirinya, membelanya dari orang-orang yang merendahkannya, berani terluka untuknya. Apapun Jin Ae lakukan untuk Aera jika itu yang terbaik.
Jin Ae memiliki sedikit kekhawatiran sebab ditinggal ibunya, kehilangan seseorang yang disayang membuatnya khawatir jika harus mengalaminya untuk yang kesekian kalinya. Jin Ae pernah berjanji pada dirinya sendiri akan menjaga orang-orang yang ia sayang seperti menjaga dan membela Aera ketika dirundung oleh murid lain walaupun nantinya terkena masalah dari sekolah maupun dari ayahnya.
"Sudah selesai. Perlu aku antar ke kelas?" Berlahan Jin Ae membantu Aera berdiri. Aera tersenyum, menggeleng menolak tawaran Jin Ae.
"Hanya luka kecil. Aku bisa sendiri."
". . . Hati-hati ya."
"Terimakasih, eonnie." Ucap Aera, melambaikan tangannya lalu pergi hingga tak terlihat dari pandangan Jin Ae.
Baru saja Jin Ae kembali ke dalam sesudah menutup pintu UKS hendak membereskan peralatan yang digunakan untuk mengobati Aera barusan, tiba-tiba Jin Ae dikejutkan dengan kehadiran seseorang berdiri di hadapannya sembari melipat kedua lengan di depan dadanya.
"S-sejak kapan seonsaengnim ada di sini?" Tanyanya, masih sedikit terkejut dengan kehadiran Seokjin. Tapi sejak kapan? Perasaan tidak ada yang masuk ke UKS selain dirinya dan Aera?
"Sejak sebelum kamu masuk."
"Maafkan saya tidak melihat seonsaengnim." Jin Ae membungkuk hormat. Sedikit ragu Jin Ae menggerakkan kakinya namun Seokjin menghentikannya.
"Ada apa, seonsaengnim?" Tanya Jin Ae bingung dengan tatapan datar pria itu.
"Tidak ingin mengobati lukamu?"
". . . Saya tidak terluka?" Jin Ae mengepal tangan menyembunyikan telapak tangannya yang masih terasa perih, sambil berpura-pura mencari luka lainnya.
Mata Jin Ae sedikit melebar menemukan luka lain di atas lututnya, rupanya ia tergores juga di sana tapi tidak menyadarinya sebab tidak terasa begitu sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/311987104-288-k506461.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEONSAENGNIM
RomanceKim Seokjin tidak suka muridnya tidak memperhatikan selagi ia mengajar di kelas, ia tak akan segan-segan memberi hukuman secara halus namun membuat murid yang dihukum mengeluh keberatan. Semua berawal dari hukuman yang menyebabkan mereka terbiasa b...