jinbadboy_
"Tolonglah, seonsaengnim saya berjanji tidak mengulanginya lagi." Siswi itu memejamkan mata.
Murid perempuan kelas tiga bernama lengkap Yoo Jin Ae sekali lagi melanggar peraturan di jam pelajaran bahasa Korea yang dipimpin atau digurui oleh Kim Seokjin, guru paling tidak suka dengan siswa tidak tepat aturan di kelasnya.
"Sudah berapa kali saya peringatkan dan meringankan kamu?" Seokjin melipat kedua tangan di depan dada, menilik tajam murid di depannya.
"S-saya berjanji tidak akan mengulangi-"
"Saya tanya." Tegasnya membuat Jin Ae semakin memejam mata tidak berani menatap gurunya.
"Dua kali." Ujar Jin Ae pelan.
"Ingat apa yang saya katakan terakhir kali kamu melanggar?"
". . . Seonsaengnim tidak akan memberi saya kesempatan lagi jika sekali lagi saya melanggar aturan." Jin Ae mengingat semua yang dikatakan Seokjin hari itu.
"Pintar."
Jin Ae resah sebab lagi-lagi harus menjalani hukuman dari Seokjin, padahal sebulan ini sudah sangat aman setelah menyelesaikan hukuman mangajari Taehyung supaya nilainya bisa sedikit meningkat.
"Saya ingin kamu sekali lagi membersihkan perpustakaan selama seminggu, mulai hari ini. Bisa?" Ungkap Seokjin angkuh, sudah merasa kesal karena gadis ini lagi-lagi melanggar aturannya.
Seokjin itu tipe guru yang selalu membimbing kedisiplinan sekolah pada anak-anak muridnya, sama halnya dengan guru lain tapi mereka tidak setegas Seokjin ketika muridnya melanggar aturan. Guru-guru lain mungkin akan langsung memberi hukuman ringan pada siswa yang sekali melanggar namun Seokjin selalu memberi kesempatan dan ketika terulang lagi barulah ia bertindak, seperti Jin Ae.
"Jika saya meminta hukuman yang lebih ringan lagi apa seonsaengnim akan memberi saya kesempatan?" Tanya Jin Ae ragu-ragu.
"Menurut kamu?"
Baiklah, berhenti sampai di sini saja Jin Ae sudah paham maksudnya. Jin Ae membungkuk hormat pada gurunya kemudian segera pergi ke kelas melanjutkan sisa jam belajarnya ketika bel berbunyi.
"Kim seonsaengnim, apa kau tidak berlebihan memberi hukuman seperti itu pada muridmu?" Tanya guru yang melihat Seokjin memberi sangsi hukuman pada muridnya. Beberapa guru yang masih di meja ruangannya melihat dan mendengarkan Seokjin barusan.
"Tidak. Murid itu sudah berkali-kali saya beri peringatan tapi tidak ada perubahan." Ucap Seokjin sembari merapikan bukunya dan melihat jadwal kelas selanjutnya ia mengajar.
"Seonsaengnim memang selalu tepat memberi hukuman yang sepadan pada siswa yang melanggar. Siswa di kelas saya yang hari itu kau tangani sudah ada sedikit perubahan sekarang." Ibu guru di barisan meja yang sama dengan Seokjin berucap.
"Aah siswa itu. Saya hanya sedikit mengancam hukumannya saja, seonsaengnim." Seokjin terkekeh menimpali obrolan teman-teman kerjanya.
Seokjin beranjak dari mejanya disusul guru-guru lain, mereka semua kembali melanjutkan jam kerja di jadwal kelas masing-masing.
Seokjin berjalan di koridor bersama seorang guru perempuan yang mungkin seumuran dengannya, mereka berada di satu jalur untuk kelas mengajar hari ini.
"Murid-muridmu pasti sangat disiplin mengingat walinya adalah Seokjin seonsaengnim." Wanita itu memulai pembicaraan.
"Tidak juga, Shin seonsaengnim. Beberapa dari mereka sulit diatur." Seokjin memberi senyum ramah sesama teman kerja.
"Benarkah? Saya mendengar banyak tentangmu dari murid-murid saya, mereka mengatakan bahwa kau sangat ramah dan sopan saat mengajar tapi bila ada siswa yang berulah mereka jadi takut padamu." Shin terkekeh pelan mengingat kesan murid-murid pada Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEONSAENGNIM
RomantizmKim Seokjin tidak suka muridnya tidak memperhatikan selagi ia mengajar di kelas, ia tak akan segan-segan memberi hukuman secara halus namun membuat murid yang dihukum mengeluh keberatan. Semua berawal dari hukuman yang menyebabkan mereka terbiasa b...