. . ➦【SIS-00】 ˎˊ˗ ꒰ :🍦: ꒱

385 25 3
                                    

Ini cerita tentangmu, sosok yang kukagumi di Instagram. Kuharap fiksi ini bisa menjadi nonfiksi sepenuhnya.

✎───『PROLOG』───🍦⊰

Matahari yang terik menjadi saksi seorang gadis minggat dari rumahnya.

Aleora Ruchika, gadis dengan tinggi badan 172 akhirnya menginjak usia 18 tahun di bulan ini.

Umurnya yang baru memasuki dewasa itu menjadi angka yang ia tunggu-tunggu selama ini.

Di usia delapan belas tahun Leora memutuskan minggat dari rumahnya tepat di hari ulang tahunnya.

Toh tidak ada yang peduli, katanya.

Leora membawa sebuah koper dan celengan berbentuk babi yang terasa berat di tangan. Ia siap memulai kehidupan baru di tempat yang baru.

Gadis ini berteriak kegirangan melihat lingkungan yang asing. "WOHOOO! OHOK OHOOKK."

Leora mendatangi kos umum sederhana yang sudah ia cari tahu dari internet. Kamarnya indah dan bersih, lingkungan di sekitar juga terlihat nyaman.

"Di sekitar sini banyak sekolah jadi lingkungannya aman kok, Nak. Gak ada jambret atau kejahatan apapun di sini. Banyak toko-toko juga. Yang betah ya di kota baru."

Ranti, wanita pemilik kos mempunyai sifat ramah dan keibuan. Semua anak muda yang tinggal di kostnya sudah ia anggap sebagai anak sendiri dan Leora menjadi salah satunya.

Leora menunduk hingga 30° dan berterima kasih ke Ranti.

Setelah menemukan tempat tinggal, saatnya Leora memulai karirnya di kota baru. Ia siap untuk menggunakan celengan babinya.

"Eh, tunggu dulu! Gimana caranya bekerja? Gue harus ngapain? Terus di mana?"

Leora duduk di trotoar memperhatikan tempat-tempat yang ramai.

Sebuah toko baju yang ramai menarik perhatiannya, mungkin lagi ada promo besar-besaran di situ.

Leora menemukan ide dari hasil pengamatan. "Apa gue buka toko aja kali, ya?"

Celengan babinya akhirnya beranak. Setengah uangnya ia pakai untuk mendapatkan bangunan kecil yang akan mengembalikan uangnya nantinya.

Bangunannya sederhana dan masih kosong melompong. Setelah dibersihkan hingga kinclong ia jadi bingung mau menjual apa di tokonya.

Emang tolol kenapa gak dipikirin dari awal sih?!

Ia kembali duduk termenung di trotoar depan tokonya sambil mengenang Romeo si celengan babi yang sudah dipecahkannya.

"Gue harus jualan apa, Rom?"

*Kring kring

Lonceng yang terikat di setang sepeda milik penjual es krim berbunyi. Pria tua mengayuh sepedanya melewati Leora memecah lamunan gadis itu.

Lagi, Leora menemukan ide jualan dari hasil pengamatannya.

Kebetulan Leora juga sangat menyukai es krim. Setengah dari celengannya pun ia habiskan untuk barang-barang lucu yang akan menghiasi isi tokonya. Tak lupa Leora pergi membeli mesin es krim dan bahan untuk membuat es krim.

Tangannya mengambil perisa mint dan perisa coklat, Leora ingin membuat es krim mint choco sebagai menu utama. Selain itu, Leora juga menambahkan rasa-rasa lainnya ke keranjang.

"Maaf, uangnya kurang seratus ribu."

Ucapan mbak kasir di toko bahan kue ini membuat Leora melongo. Gadis itu keasikan mengambil bahan-bahan es krim tanpa memperhitungkan harga. Emang dongo nih anak!

Sekarang Leora harus bagaimana? Apa boleh ngutang dulu?

"Aduh uang saya sudah habis." Leora terbata saat mengucapkan itu. Mungkin caranya bicara akan terdengar aneh oleh mbak kasir.

"Agar silahturahmi tidak terputus, pinjam dulu seratus. Besok saya ganti." Wajahnya memelas, tapi sedikit panik soalnya di belakangnya ada banyak orang mengantri.

Mbak kasih membalas, "Kenapa gak nunggu besok aja belanjanya, kan megang uang."

"Waktu terus berjalan, kita tidak boleh diam menunggu yang tidak pasti." Anjay slebew.

Untung saja si mbak kasir baik hati, jadi dia membantu Leora dengan saran, bukan dengan uang heyy enak aja lu Leora.

"Gini aja, Kak. Mungkin bahan-bahannya boleh Kakak ganti dengan bahan yang murah apalagi perisa mint dan perisa choco yang Kakak ambil ini terbilang mahal. Emang Kakak mau buat apa?"

Leora menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia sedang mengatur kata untuk menjelaskan. "Saya mau memjual ais krim dengan bahan-bahan ini. Sebaiknya saya mengganti yang mana?"

Mbak kasir ber-oh-ria, "Coba Kakak buat satu rasa dulu, nanti baru beli rasa yang lainnya, ya. Saya sarankan untuk memulai dari rasa vanila yang paling diminati orang-orang."

Dengan berat hati Leora mengangguk melihat seluruh perisa yang ia ambil tadi kini dikeluarkan dari plastik hingga tersisa satu perisa yaitu vanila.

Akhirnya uang Leora cukup tak bersisa, ia pulang ke tokonya dan meletakkan belanjaan.

Matanya menatap bagian depan di mana ada empat meja beserta kursi-kursinya. Ia mengangguk bangga melihat penataannya yang cantik.

Sekarang Leora beralih ke sisi lain, kulkas dan mesin es krimnya sangat mengilat. Gelas-gelas dari plastik hingga cone tersusun rapi masih dalam kemasan.

Ia bertepuk tangan dan menghembuskan nafas panjang.

"Sekarang saatnya mikirin nama toko gue. Bagusnya apa, ya?"

Leora menyandarkan tubuhnya pada kulkas baru, ia berpikir keras mencari nama yang aesthetic.

Sekarang sudah terlalu malam, Leora tidak bisa duduk di trotoar lagi dan mendapatkan ide dengan gratis seperti kemarin-kemarin. Kali ini ia akan menggunakan otaknya yang berdebu itu.

Es krim menjadi kata kuncinya.

Setiap kali membeli es krim, Leora selalu meminta ke penjual agar dibuat lebih tinggi dan banyak.

Tinggi?

Leora mengangguk ketika mendapatkan sedikit pencerahan.

Tanpa sadar Leora mengambil satu buah cone dan memakannya.

"Kraup."

Cone?

Ia mengerjap dan menatap remahan cone di tangannya dengan mata berbinar-binar.

Ia menjentikkan jari. Akhirnya Leora menemukan ide dengan caranya sendiri!

Leora akan menamakan toko es krimnya sebagai ...

Cone Tall!

Kntol emang gada nama yang lebih bagus apa?

✯⊰───『T̼B̼C̼』───❆࿐

Ikan duyung ikan gabus
Ada ikan dimakan tikus
Biar silahturahmi tidak terputus
Pinjam dulu ih seratus

Seratus dolar tapi(⁠。⁠•́⁠︿⁠•̀⁠。⁠)

SWEET ICE SCREAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang