. . ➦【SIS-10】 ˎˊ˗ ꒰ :🍦: ꒱

101 23 0
                                    



✎───『ALERGI』───❆⊰



"Apa? Kak Leora alergi mint?!"

Kedua pegawai Cone Tall mengangguk sebagai jawaban untuk kelima anak SMA yang datang menjenguk bosnya.

Setelah sampai di rumah sakit, Joko dan Agus memutuskan untuk menelpon satu-satunya nomor yang ada di ponsel Leora, yaitu nomor Chito. Agus meyakini bahwa itu adalah nomor keluarganya Leora.

Lalu datanglah si pemilik nomor, pemuda dengan hoodie biru yang menutupi seragam sekolahnya itu datang bersama keempat teman seperjuangannya.

Yang paling terkejut dengan fakta yang dikatakan Agus dan Joko adalah Chito karena dia pernah memaksa Leora untuk meminum mint choco.

Anna menarik bahu Chito. "Mampus lu, Chit! Waktu itu kan lo merengek minta Kak Leora minum minuman lo!"

"Wah parah lu!" Dheon ikut-ikutan membuat Chito takut.

Raut wajah Chito berubah ingin menangis. Disudutkan seperti ini apalagi karena Leora membuatnya sangat merasa bersalah hampir membunuh gadis itu.

"Aku kan gak tahuu! Kalau Kak Leora bilang, aku gak akan maksa."

"Ya kali Kak Leora tega nolak lu yang udah merengek-rengek."

"Hiks ... aku ga tahu. Aku jahat banget. Huweee maafin aku, Kak!" Chito menutupi wajahnya dengan lengan kanan.

"Dih nangis," cibir Dheon menertawainya.

Agustina saling menatap dengan Joko sambil berkomunikasi lewat pikiran.

''Oalah ... dia adeknya Bos Leora''

'Tuhkan apa gue bilang. Ga percaya sih lu! Udah jelas cuman ada satu nomor aja di hp Bos Leora, udah pasti Chito itu keluarganya!'

Agustina melirik Leora yang terbaring di ranjang pasien. Matanya membulat melihat jemari Leora yang bergerak pelan.

"Eh, bos sadar!" seru Agustina dan Joko yang juga melihatnya.

"Alhamdulillah bos sadar! Bisa terima gaji deh," lanjut Joko penuh syukur.

Aroma familiar membuat Leora tahu bahwa saat ini dia ada di rumah sakit. Matanya terbuka perlahan menatap langit ruangan putih ini yang masih samar-samar di matanya.

Silau dan membuatnya pusing.

"Kakak!!!" Chito menerjang Leora dan memeluknya erat-erat.

Ia menyembunyikan wajahnya yang basah pada Leora. "Maaf ... hiks maafin aku."

Aroma rumah sakit, atap putih yang silau, pelukan seorang pemuda dan tangisan yang meminta maaf membuat Leora bahagia.

Leora yang masih setengah sadar itu tersenyum tipis. Tangannya bergerak menyapu lembut rambut halus pemuda yang memeluknya.

"Huan ...."

Ia balas memeluk Chito, pelukannya sangat erat bagaikan pemuda itu akan pergi jauh jika dilepas.

"Huan Lee."

Hoodie biru muda yang dikenakan Chito sukses menyihir mata Leora. Ia teringat sahabat lamanya di tempat yang jauh.

"Huan Lee?" Teman-teman Chito bergumam heran.

Di saat semuanya kebingungan, dokter datang mengunjungi kamar ini bersama seorang perawat.

"Anda sudah sadar? Saya periksa sebentar ya," izin seorang dokter cantik kepada Leora.

Dengan berat hati Chito melepas pelukan mereka dan mempersilahkan dokter itu memeriksa Leora.

SWEET ICE SCREAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang