Tiga Hari Kemudian...
Setelah liburan singkat bersama Emuel, Nicholas kembali ke rumahnya dan menjalani aktivitas seperti biasa. Ia bekerja lalu kembali ke rumahnya.
Nicholas melepas jaket formalnya dan ia letakan di atas sofa begitu saja, pria itu merasa ada sesuatu yang hilang, perasaan yang seakan selalu menghantuinya. Perasaan bersalah.
Biasanya setiap hari ia selalu bersama Natalia, katakanlah Natalia adalah pemandangan utama yang selalu Nicholas lihat saat ia baru menginjakan kaki di rumah. Tapi hari ini berbeda, Nicholas tak melihat suara lemah itu.
"Clara." Ucap Nicholas meneguk salivanya sendiri dan berjalan menuju kolam renang.
"Oh.. Tuhan..." Nicholas memejamkan matanya.
Entahlah, hati Nicholas seakan berbicara bahwa Clara tidak bersalah, tapi semua kebimbangan itu tertutup ketika Nic mengingat videonya bersama Iris.
Nic kembali mengingat kejadian pertama kali hingga akhir saat Nic menyetubuhi Clara. Pria itu sangat sadar bahwa yang di lakukan sangatlah tidak manusiawi.
"Ahhhh..." Ucap Nic mengingat bagaimana saat ia merenggut keperawanan Clara dengan kasar.
Huuhhh
Nic menghembuskan Napas dengan kasar dan kini tanpa campuran alkohol, ia sangat ingat bagaimana perlakuan kasar nya di labirin.
"Ah sudahlah." Nic tak betah berlama- lama disini, semakin membuat pikiranya hanya Clara, Clara dan Clara.
Pria itu mengendarai mobil menuju mall, hari ini Nic ingin membeli jas hitam yang baru.
Pria itu memasuki sebuah toko baju yang sangat terkenal, dan dia memilih beberapa jas untuk ia coba di kamar pass.
Diseberang jalan tak jauh hanya beberapa meter, Iris dan suaminya Harvey rupanya juga berbelanja disana.
"Oh hei.. Mantanku sayang." Sapa Iris dengan mengandeng tangan Harvey.
Nicholas tau itu, ia hanya melirik dan membuang pandangan.
"Ohhh Nic kemana temanmu itu?" Celetus Iris dan memandang kiri dan kanan.
Nicholas benar - benar tak menjawab pertanyaan Iris. Karena di mata Nic Iris adalah pengkhianat.
"Oh ya, bilang teman mu Emuel itu, kalau kerjasama aku dan Emuel perihal kemarin. Apa tidak ada tawaran lagi untuk berpura-pura menipu wanita lain lagi seperti beberapa hari lali? Aku sangat berminat?" Tawa iris dan tersenyum, merasa tak ada jawaban dari bibir Nicholas, wanita itu pergi bersama Harvey.
Iris tak mengenal Clara, Ia hanya bertemu sesosok wajah Clara, namun tak mengerti namanya, lagipula Emuel juga tak menjelaskan bahwa Nicholas tidak boleh tahu tentang ini.
Seketika Nicholas mengatupkan bibirnya dan meyipitkan mata. "Kerja sama? Menipu? Tawaran?" Ucap Nicholas yang binggung.
"Ah sudahlah, wanita gila." Kata Nicholas dan melanjutkan memilih pakaian.
~~~~~~~~~~~~~~
Nathalie selalu mencoba untuk membuat Emuel tak ada di rumah, karena dengan hal itu Dom tidak akan menemui nya. Selalu ada cara bagi Nathalie, walau hanya sekedar mengirim surat.
"Sial, aku tak melihat wajah Emuel." Ucap Moes. Sedangkan Dom dan Adams juga saling mengamati.
Demi melakukan hal itu, mereka bertiga selalu menuju rumah Emuel sepulang bekerja, dan singgah di rumah untuk makan dan tidur. Kemudian mereka bertiga akan berkumpul kembali.
"Dom bagaimana keadaan gadis itu?" Tanya Adams yang duduk di belakang. "Membaik, tapi kata dokter tubuh nya lemah."
Di sisi lain
Ada yang aneh dalam tubuh Clara, ia bisa berjalan tapi entah kenapa kewanitaan nya terasa sangat sakit dan perih.
"Aaahhhhh.... Sakit." Ucap Clara menahan bawah perutnya.
"Claraaa... Claraaaaaa...." Teriak Vion di rumah.
"Ibu." Ucap Clara saat Vion langsung masuk kamar, jika kemarin Clara berada di kamar Zach, kini wanita itu telah berada di kamar tamu. Karena hal ini memudahkan Vion untuk melihat kondisi Clara, lagipula Clara juga sudah lumayan membaik.
"Ayo! Ikut ibu, ibu membawakan anggur untukmu." Ucap Vion membantu Clara berdiri dan duduk di depan televisi.
"Ini, Ayo makan anggur, ini sehat." Kata Vion menyuapi Clara.
"Terima kasih ibu," Ucap Clara mereka berdua saling tertawa melihat acara sirkus di depan televisi.
_______________________________________
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I Bought Your Body | Open P-O
Romance21++ ‼️Setelah penghianatan kekasihnya, Nicholas Durrel menjadi sesosok yang dingin, kejam, dan tak berperasaan, bahkan ia sudah tak percaya dengan wanita. baginya semua hanya omong kosong. yang ia butuhkan saat ini hanyalah pelampiasan, tetapi buka...