Entah sudah berapa lama wanita itu merenung di samping pemakaman ibunya. Wajah nya pucat, lemas, pandangan matanya kosong, dan air matanya mungkin sudah kering.
Hanya suara napas lemah yang terdengar, tanganya memeluk dirinya sendiri, yang Clara tahu bahwa dunia akan berbeda tanpa sesosok ibu.
"Clara hari sudah petang, kau harus pulang." Ucap Melissa tetangga Lodia.
Tak ada jawaban dari bibir Clara, Melissa tahu bahwa Clara tak akan beranjak dari tempatnya, ia pun terpaksa menarik tubuh Clara dengan perlahan.
"Ayo nak, pulanglah! Hari sudah mulai gelap." Melissa mencoba menuntun langkah kaki Clara.
"Terima kasih Melissa." Ucap Clara lemas.
Melissa membopong tubuh Clara memasuki mobil dan menuju rumah.
"Jangan antar aku pulang Melissa, aku turun disini saja." Ucap Clara yang meminta turun di sebuh jalanan yang hampir dekat dengan rumah nya.
"Baiklah." Balas Melissa menuruti Clara.
"Terima kasih Melissa." Melissa pun bergegegas pergi saat Clara sudah turun dari mobil.
Clara membuka ponselnya dan menelpon Zach temannya.
"Zach, kau dimana? Aku ingin bertemu denganmu."
"Aku sedang bekerja Clara, katakan saja kau dimana? Aku akan menemui mu." Balas Zach.
Setelah perbincangan kecil itu, Clara memutuskan untuk bertemu di Times Square New York City, seperti sebuah alun - alun yang ramai dan indah saat malam hari.
"Maafkan aku Cla, aku tidak bisa menolongmu, aku juga terkena tinju dari kakaknya itu, aku tidak bohong." Ucap Zach di sepanjang pusat kota dan membawa minuman Starbucks.
"Dia adalah Emuel, dia adalah mantanku Zach." Balas Clara yang sudah menduga bahwa itu adalah Emuel.
"Apakah kau sudah terbebas dari jeratan dua lelaki gila itu? Aku berharap kau sudah bebas." Zach ragu karena ia melihat betul bagaimana cara Emuel memukulnya kemarin dengan sangat beringas.
"Entahlah," Balas Clara meminum Starbucks di tangannya.
"Begini saja Cla, kita akan saling memasang sebuah aplikasi GPS, jika sesuatu terjadi padamu, kau tekan saja aplikasi ini, makan aku akan segera datang menenuimu, hanya itu yang bisa aku bantu." Kata Zach langsung membuka ponselnya dan me download aplikasi tersebut, begitupun Clara.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Kau lihat saja Clara, kali ini kau benar- benar lumpuh tidak akan bisa berjalan." Ucap Nicholas mempersiapkan beberapa obat di dalam suntikan dan beberapa alat lainya di dalam koper kotak kecil.
"Tenanglah Nic, jangan gegabah." Mulut Emuel yang begitu halus padahal dia adalah dalang dari semua ini.
"Ternyata kau adalah orang suruhan Iris." Nicholas mengepalkan tangannya dengan kuat.
"Kau tahu bagaimana cara menghancurkan seorang wanita Nic?" Ujar El mengambil sebuah penggaris dan melihat seolah itu adalah pedang tajam.
"Ha?" Balas Nic spontan.
"Beri dia kehormatan setinggi langit, lalu hancurkan kehormatan nya. Hancurkan harga dirinya." Emuel mematahkan penggaris itu menjadi dua.
"Tak perlu kau ajarkan itu El, aku sudah memikirkan rencana yang baik." Senyum Nic menyeringai bagai iblis.
Di sisi lain
Drt... Drt.... Drt....
Ponsel Clara bergetar dan melihat nama Emuel disana. Ia pun segera mengangkat nya.
"Nic?"
"Dimana?"
"Aku sedang di Time Square."
"Tunggulah disana, temanku akan menjemputmu, ada sesuatu yang harus katakan."
Clara tersenyum. "Ada sesuatu juga yang ingin aku katakan padamu Nic."
Tet.
Nicholas mematikan sambungannya.
Clara pun berpamitan pada Zach, dan menuruti instruksi yang di berikan Nicholas untuk menunggu di sebuah tempat.
Tak lama kemudian sebuah mobil hitam datang dan menjemput Clara, mobil itu menuju sebuah Salon Kecantikan langganan Nicholas.
Clara tersenyum saat mereka melayani Clara. Yang ada dalam imajinasi Clara adalah pria itu ingin mengajaknya berdansa atau pesta karena hal itu sempat tertunda kemarin.
Beberapa menit kemudian Clara sudah cantik dengan gaun merah tanpa lengan, orang suruhan Nicholas pun melanjutkan perjalanannya.
Di sepanjang perjalanan Clara tak tahu ini dimana, namun ia tahu bahwa ini adalah sebuah Labirin yang sangat besar.
"Nic." Ucap Clara memasuki pintu labirin.
Nicholas membawa Clara jauh dari perkotaan, ia telah menyewa sebuah Labirin dan tanpa ada seseorang disana. Hanya Nicholas, Clara dan Emuel.
"Clara." Jawab Nicholas seperti elang yang sudah menikam korban.
"Maafkan aku, kemarin aku ada keperluan Nic, keperluan yang sangat penting." Perjelas Clara dan Nicholas memandang dingin.
"Hmmm..." Nicholas mengangguk.
"Nic, aku ingin memberitahumu bahwa Emuel adalah mantanku." Imbuh Clara mencoba meminta pertolongan pada Nic.
"Hmmm..." Balas Nicholas.
Nicholas mendekati Clara dan langsung mencekram rahang nya.
"Pengkhianat!" Teriak Nicholas begitu keras.
"Aakhhhh..." Clara tersedak.
"Nic."
"Ternyata kau adalah seorang suruhan Iris." Teriak Nicholas.
PLAKKK
Nicholas menampar keras pipi Clara membuat hidungnya tak sengaja terbentur labirin di sebelahnya. Sedikit mengeluarkan darah.
"Nic...." Panas, tamparan itu sangat sakit bagi Clara.
Tiba-tiba Emuel muncul dari sisi kanan labirin. "El, kauuu?? Kau tahu ibuku meninggal karena ulahmu El." Teriak Clara berdiri dan memukul tubuh Emuel.
"Aahhhhccckkk." Teriak Clara saat Emuel mencekik lehernya.
"Jaga perilakumu pelacur." Tawa Emuel melepas kasar tubuh Clara.
Merasa tak aman, Clara berbalik badan dan berlari, namun percuma Nicholas dengan mudah meraih nya.
"Kau cantik malam ini, tapi sayang. Kau harus menjadi hiburan kita malam ini." Ucap Nicholas menarik kasar gaun tanpa lengan itu dengan mudah.
______________________________________
TBC
VOTE
FOLLOW
KOMENWAJIB
MY IG : HES_REE
CEK PROFILE AKU UNTUK CERITA LAIN💘💘
KAMU SEDANG MEMBACA
I Bought Your Body | Open P-O
Storie d'amore21++ ‼️Setelah penghianatan kekasihnya, Nicholas Durrel menjadi sesosok yang dingin, kejam, dan tak berperasaan, bahkan ia sudah tak percaya dengan wanita. baginya semua hanya omong kosong. yang ia butuhkan saat ini hanyalah pelampiasan, tetapi buka...