Ny Renjun tertidur sangat pulas sedari siang, ia masih terlelap saat ini
Lee Jeno sampai terheran melihatnya, ia beberapa kali mendatangi kamar hanya karna ingin memastikan istrinya baik baik saja...
"Apa kita bangun kan saja Halmeoni?" tanya perawat Kim
Jeno melirik jam tangan nya, ini sudah 4 jam Ny Renjun tidur tanpa bangun sama sekali...
"bangunkan lah... kita harus memastikan bahwa dia tidak sedang pingsan" Jeno mempersilahkan Jennie membangunkan Renjun
Jennie mendekati ranjang dan memanggil manggil Ny Renjun
"Halmeoni ireona..." pelan Jennie
Renjun tidak bergeming, tidur nya seakan tidak terganggu sama sekali
"Halmeoniii iireoonaaa.." ucap Jennie lebih keras walau sambil melirik Tuan Jeno tidak enak hati
Tapi tetap saja Renjun masih tidur pulas
Jennie meneguk ludah nya, Halmeoni tidak benar benar pingsan kan?
"HALMEONIIII IREONA!!!" teriak Jennie di telinga Renjun
Bahkan Jeno di buat refleks menutup telinga nya karena Jennie benar benar berteriak cukup keras.
namun seperti nya berhasil, Ny Renjun terlihat terganggu... dan membuka matanya sambil menggosok telinga nya.
"Suara mu seperti terompet tahun baru" keluh Ny Renjun mulai bangun
membuat Jennie tersenyum senang karena ternyata Ny Renjun baik baik saja dan yang tadi itu hanya tidur...
"Halmeoni membuat ku takut, tidur siang selama 4 jam itu sangat lama" cicit Jennie
Renjun melirik Jeno yang tersenyum lega, "Jeno-ya..." panggil Renjun
Jeno mendekat dan menciumi seluruh wajah istrinya seperti biasa...
melihat keintiman itu Jennie mundur perlahan dan keluar dari kamar milik Ny Renjun
Meninggalkan Jeno kini telah memeluk hangat sang istri
"Aroma mu tidak pernah berubah..." celetuk Renjun mengomentari aroma badan Lee Jeno
"Kau masih menyukai nya?" tanya Jeno
Renjun mengangguk, "masih sangat menyukai..." ucap nya tersenyum
"kalau begitu aku akan selalu memelukmu..." Jeno membuat agar mereka bertatapan
di usap nya halus kulit wajah Renjun yang terasa sangat lembut, rambut Renjun yang kini lebih panjang dari saat masih muda... membuat istrinya itu semakin sulit dibedakan antara seorang wanita atau pria.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Renjun pada Jeno dengan mata polos
"Aniya... Aku hanya senang menikmati wajah indah ini..." jujur Jeno mengecup singkat bibir Renjun yang terlihat masih segar