Semua orang di buat sibuk dengan peresmian gedung perusahaan baru Huang's Corp
Tapi sepertinya kesibukan itu mengecualikan Nyonya Renjun yang memang di sarankan dokter untuk tidak terlalu lelah.
Sejauh ini kaki nya sudah lebih baik, dan Renjun sudah bisa berjalan menggunakan tongkatRenjun menatap Perawat Kim telah berkemas dan siap untuk habis jam kerja nya hari ini
"Jennie-ya..." panggil Renjun kini duduk di kursi roda
"Nee.. Nyonya..." Jennie mendekat pada Renjun
terlihat setelah itu wajah Renjun sangat masam, "Aku tidak ingin di panggil Nyonya olehmu, aku sudah menganggap mu cucu ku juga walau kita baru seminggu bertemu... panggil aku Halmeoni..." titah Renjun mutlak tidak ingin di bantah
Jennie terlihat menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal
"itu gelar yang paling membuat ku bangga karna telah hidup setua ini..." tambah Renjun menunduk sedih
Jennie merasa tidak enak jika harus melakukan nya, karna ia tahu bahwa di hadapan nya ini adalah pemegang tahta tertinggi saat ini di keluarga Lee dan Huang...
"Nee... Halmeonim..." pelan Jennie memenuhi keinginan Ny Renjun
Renjun yang mendengar itu mengangkat wajahnya dan tersenyum
"Ya.. seperti itu..." Renjun terlihat sangat senang
mereka tertawa bersama di samping jendela, yang bertepatan dengan lampu luar rumah terlihat menyala secara otomatis karna hari sudah mulai gelap.
tawa mereka berhenti karna hal itu, Renjun kembali menatap Jennie
"Kau akan meninggalkan ku sendirian?" tanya Renjun sedih
Jennie terdiam, ia juga sangat bingung... jika dia pulang saat ini, bagaimana Ny Renjun yang sendirian di rumah? para pelayan tidak ada yang mengerti apa yang harus dilakukan pada Ny Renjun jika sewaktu waktu sangat cerewet.
"Aku ikut bersama mu saja ya..." pinta Renjun
"Tidak Halmeoni... Tuan Jeno pasti sangat khawatir jika tidak mendapati anda di rumah ketika beliau pulang" Jennie membawa tangan nya seperti tanda X
melihat itu Renjun merogoh ponsel nya, lalu menelfon nomor seseorang...
nomor Tuan Lee Jeno tentu sajatuuuuuutttt
tuuuuuuutttt
tuuuuuttt
sambungan nya bagus tapi Tuan Jeno tidak mengangkat nya sama sekali, bahkan Renjun kembali membuat panggilan beberapa kali... tapi tetap saja tidak di angkat oleh si empu ponsel.
setelah itu Renjun beralih menelfon Chenle...
Sama saja, tidak di angkat...Renjun beralih menelfon Jisung
dan semuanya tidak menghiraukan panggilan nya