Malam ini langit biruku tertutup awan
Begitu pula sang rembulan, ia tampak seperti putri yang dipingit yang tidak boleh bertemu dengan siapapun
Tidak sadarkah awan, aku pemuja rembulan malam
Mengharapkan hadirnya paras hangatnya
Menghangatkan qalbu ku
Mencairkan kebekuan penat yang menyiksa
Mendamaikan peperangan antara batin dan pikiranku tentang dia yang aku sebut "angin"Ya, dia memang berhasil membuatku mendeskripsikan dirinya seperti itu
Maaf!
Sedang apa kau wahai angin?
Tidakkah kau ingin berhembus mendekat lagi kepadaku membawa biji cinta yang mungkin masih tersisa
Atau tidakkah kau ingin bersua kabar dengan kelamnya kerinduanku kepadamuDatanglah lagi
Nanti, saat hatimu memang tiada yang memilikiDan mari kita berdansa lagi
Kembali di bawah langit dan rembulanSetidaknya biarkan aku mencoba lagi membuatmu mengakui keberadaan dari rasa terkutukku padamu
Lalu biarkan hatimu yang mengambil semua kegilaan pikiranmu yang terlalu pintar agar kau mampu merasakan segenap hasrat yang membelengguku
Mari kita hentikan petualangan cinta yang konyol ini
Biarkan aku kembali menjadi yang pertama
Wanita pertama dan tergilaPada dasarnya hatiku telah memilihmu
Cintaku memang pemaksaKarena kau yang membuatku seperti itu
Jujurlah hingga sampai ke mulut, jangan biarkan hati dan matamu terluka kan lisan Yang terucap!
Mari kita mencoba lagi sayang!
P.S: Love you J! Dan semoga kamu tidak membacanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa
PoetryHarapan itu selalu ada bagi yang percaya, teruslah berdoa teruslah berusaha meskipun luka membuatmu berbeda "sometimes", tapi tidak dengan kebaikan yang telah menjadi identitasmu Menjadi bodoh atau pecinta satu hingga sedemikan hingga Pada akhirnya...